Hai gaisss❤️
Makasi buat 1k lebih pembaca cerita ini.
Jujur aku seneng banget🥺
Happy reading gais(◠‿◕)Alena terbangun tepat pukul 04:30, saat ia membuka matanya, pandangan yang pertama ia lihat adalah suaminya yang sedang memeluknya erat. Lantas Alena memiringkan tubuhnya berhadapan dengan Dion, Alena pun meletakkan punggung tangannya di kening Dion guna memastikan suhu tubuh Dion yang sudah turun, Alena bernafas lega ketika panas tubuh Dion sudah tidak seperti semalam.
Alena melepaskan pelukan Dion dari tubuhnya, karena ia berencana akan membuatkan Dion jahe hangat pagi ini. Alena pun beranjak dari dari kamar suaminya itu, ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya untuk melakukan sholat subuh. Selesai membersihkan diri dan melaksanakan sholat subuh, Alena melangkahkan kakinya menuju dapur untuk membuatkan suaminya itu jahe hangat.
Selesai membuat jahe hangat untuk Dion, Alena memutuskan untuk membangunkan Dion agar suaminya itu segera melaksanakan sholat subuh.
"Mas, bangun yuk. Kamu belum sholat subuh, kalau udah sholat tidur lagi ngapapa kok" Ucap Alena mengusap rambut Dion pelan.
"Iya, bentar Al" Ucap Dion yang sedang mengumpulkan nyawa.
"Udah mendingan mas?" Tanya Alena.
"Udah kok, tapi masih sedikit pusing" Ucap Dion yang sedang duduk dengan tubuh yang bertengger di kepala ranjang.
"Oh iya, aku buatin kamu wedang jahe mas" Ucap Alena menyerahkan segelas jahe hangat, lalu Dion meminum jahe hangat itu hingga tandas.
Melihat Dion yang sedang wudhu di dalam kamar mandi, lantas Alena berniat memasak sarapan. Karena Alena jika memasak itu cukup lama, maka ia berniat untuk memasak sekarang.
Ketika Alena sedang memasak, ia dikejutkan dengan tangan yang melingkar diperutnya itu, dan ternyata itu adalah Dion, dengan kepala yang bertengger manis di pundaknya.
"Makasih Al, udah rawat saya semalem" Ucap Dion berbisik ditelinga Alena.
Alena yang sangat gugup, hanya bisa menjawab dengan menganggukkan kepalanya.
"Kamu masak apa?" Tanya Dion.
"O-oh ini, masak bubur buat kamu, sama tumis kangkung mas" Jawab Alena gugup.
"Bubur lagi?"
"Iya, kamu kan juga masih sakit mas" Ucap Alena.
"Tinggal pusing aja Al, tapi yaudah deh" Ucap Dion pasrah.
"Saya tunggu di meja makan" Ucap Dion kembali, lalu mengecup pipi Alena sekilas. Sementara Alena yang diperlakukan seperti itu sudah tidak dapat dipastikan lagi semerah apa pipi nya sekarang.
Jam kini sudah menunjukkan pukul 06:00 pagi, Alena yang baru selesai dengan masakannya itu, lalu menata hidangannya dimeja makan, yang tak luput dari penglihatan Dion.
"M-mas mandi dulu aja, aku juga mau mandi dulu" Ucap Alena.
Mereka sama sekali belum mandi, mereka hanya membersihkan diri saat akan melaksanakan sholat subuh tadi, itu pun hanya menyikat gigi dan mencuci muka saja.
"Oh oke" Jawab Dion, lalu melangkahkan kakinya menuju kamar.
"Mas Dion kok habis sakit jadi aneh banget sih, sukanya bikin orang gugup aja" Ucap Alena lirih, yang merasa akan perubahan Dion.
Selesai dengan acara mandinya, mereka pun kini sudah berada di meja makan. Alena yang sedang sibuk mengambilkan lauk untuknya dan Dion pun tak menyadari bahwa suaminya itu dari tadi tak melepaskan pandangan dari dirinya.
"Ini mas, harus dihabisin ya" Ucap Alena menyerahkan semangkuk bubur yang ia buat tadi.
"Iya, tapi suapin" Ucap Dion.
"Itu tangan mas kan nganggur" Jawab Alena terkekeh.
"Tapi saya maunya disuapin kamu Al"
"Yaudah deh iya" Ucap Alena pasrah.
***
Dion yang belum benar-benar sembuh pun kini hanya bisa merebahkan tubuhnya di ranjang, dengan paha Alena yang ia jadikan sebagai bantal.
Alena yang tadi berencana untuk ke butik pun tak jadi karena Dion melarangnya, dan sekarang ia sudah terduduk di ranjang kamar Dion dengan tangan yang mengusap halus kepala suaminya itu, dan yang pasti, itu semua Dion yang meminta.
"Al, pindah semua barang-barang dan baju kamu ke sini" Ucap Dion yang membuat Alena mengerutkan dahinya.
"Loh, kenapa mas?" Tanya Alena.
"Pokoknya pindahi semua barang-barang kamu, dan mulai hari ini kamu tidur di kamar saya, dan tentunya sama saya" Jawab Dion dengan smirk di bibirnya.
"Pas di proyek, kepala mas sempet kepentok apa gitu nggak?" Tanya Alena yang membuat Dion mendudukkan tubuhnya di samping Alena.
"Enggak, emang kenapa? Orang kepala saya baik-baik aja" Ucap Dion dengan tangan yang menelusuri kepalanya.
"Habis mas kok aneh banget"
"Aneh kenapa? Saya juga masih sama-sama aja, nggak ada yang berubah" Ucap Dion.
"Fisik kamu sih nggak ada yang berubah mas, tapi perlakuan kamu ke aku yang berubah" Ucap Alena sudah berdiri dari ranjang dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
"Berubah gimananya?" Tanya Dion yang mengekori Alena.
"Ya... Lebih hangat aja ke aku"
"Kamu nggak suka aku kaya gini?" Tanya Dion kembali, lalu ia memberhentikan langkahnya.
Alena yang merasa Dion sudah tidak mengikutinya pun akhirnya ia menoleh ke belakang, ternyata suaminya itu berhenti dan menatapnya dengan wajah yang lesu.
"Nggak gitu mas, aku seneng sama perlakuan kamu ke aku yang sekarang, aku cuma kaget aja, tiba-tiba kamu jadi lebih hangat ke aku" Ucap Alena yang menghampiri Dion.
"dan sebaliknya seperti awal-awal kita menikah, jujur aku ngerasa kamu nggak suka mas kalau aku gantiin posisi kak seana, kamu yang dulu cuek banget dan jutek parah sama aku, kalau ke inget itu suka sakit sendiri. Tapi yang terpenting kamu yang sekarang itu jauh lebih baik mas" Ucap Alena yang sudah meneteskan air matanya.
Dion yang mendengar itu semua pun langsung membawa tubuh Alena ke dalam dekapannya.
"Maafin saya Al, maaf atas semua perlakuan yang sudah saya lakuin dulu ke kamu" Ucap Dion lemah.
"Iya mas, ngapapa"
"Mas..." Panggil Alena yang dibalas gumaman oleh Dion.
"Aku cinta sama kamu..."
Tbc.
Duarrrrrr!
Jangan lupa votmen ya gaiss!
Biar author semangat updatenya🥺
Makasiii❤️//23.11.2020//
KAMU SEDANG MEMBACA
Wife To My Brother-In-Law
عاطفيةKisah Hidup seorang ALENA WARDOYO dimulai dimana kakak perempuanya SEANA WARDOYO pergi untuk selama-lamanya meninggalkan mereka semua, Dimana ia harus mengantikan posisi kakaknya sebagai seorang Istri untuk DION WICAKSANA, Suami dari kakaknya itu. M...