Hai gaiss,happy reading❤️
Tandai typo yaw.Pagi ini aku akan pergi ke butik, dan kalian ingat ucapan Ayahku beberapa bulan lalu? Ya, sekarang Dion jadi lebih dingin kepadaku, tapi entahlah Aku tidak terlalu memikirkan itu.
Dan saat langkahku menuruni tangga, aku melihat ibuku yang sedang menjamu tamu dibawah, dari belakang seperti tidak asing di mataku, langkahku terhenti ketika ibu menyapaku.
"Alena sini nak, ada Dion disini" Ucap ibuku.
Aku Pun berjalan menghampiri mereka dan duduk disebelah ibuku. Tatapanku dan Dion tak sengaja bertemu, dan ia langsung membuang mukanya saat pandangan kami bertemu. Aku Pun hanya bisa menunduk saat Dion bersikap begitu padaku, Aku tau jika Dion saat ini agak tidak suka padaku, mungkin karena aku akan mengantikan posisi istrinya.
"Alena, kamu ke butiknya sama Dion ya, pak tamrin baru nganterin Ayah ke kantor, makanya ibu suruh nak Dion buat jemput kamu" Ucap ibuku.
Aku jadi semakin tidak enak dengan Dion. Bisa tidak bisa, mau tidak mau aku juga tetap akan satu mobil dengannya.
"Emm kalo tadi ibu bilang jika pak tamrin ngga ada, tadi aku juga bisa pesan taksi bu, kalo gini aku ngga enak sama Dion dan jadi merepotkan" Ucapku lirih.
"Nak Dion nggak keberatan kan?" Tanya ibuku pada Dion.
"Nggak kok bu, Butik Alena juga satu arah sama kantor saya" Ucap Dion pada ibuku.
"Yaudah pada berangkat gih, keburu Dion juga telat ngantor" Ucap ibuku.
Telat juga nggak papa orang yang punya kantor aja masih santai-santai saja di depanku.
"Kalo gitu saya sama Alena berangkat dulu bu" Putus Dion.
"Baiklah, hati-hati ya nak Dion bawa mobilnya" peringat ibuku pada Dion. Dion Pun hanya mengangguk dan menyalimi ibuku, dan diikuti olehku.
Dion berjalan mendahuluiku begitu saja, tapi kenapa dadaku bisa sesesak ini.
***
Didalam mobil kami diliputi oleh keheningan dan kecanggungan.
"Emm maaf ya, jadi ngerepotin kamu" Ucapku pada Dion. Dan hanya dibalas gumaman oleh Dion.
Tanpa disadari kami sudah sampai didepan Butik Ku. Dan saat itu juga Dion memberhentikan mobilnya.
"Makasih udah mau nganterin"
"Kalaupun saya nggak disuruh ibu, saya juga tidak mungkin ada disini" ucap Dion dingin.
"Emm baiklah, dan sebelumnya maaf"
Aku Pun keluar dari mobil Dion dan berlalu menuju butik ku. Entah mengapa kata-kata Dion sangat membuat sesak dadaku, tapi sudahlah aku tak terlalu memikirkan itu.
***
Sore ini aku pulang diantar oleh Dion, sebenarnya aku tidak enak, tapi ya bagaimana lagi, itu juga perintah ibu, yang katanya agar hubungan kami menjadi lebih dekat, sebenarnya aku agak canggung dengan Dion, dimana kami dulu sangat sedikit berinteraksi walaupun saat kak Seana masih ada, paling hanya sesekali kami bertegur sapa saat bertemu, itupun sebelum kak Seana meninggal, dan ya sekarang Dion sangat berubah jauh setelah kak Seana pergi. Berubah menjadi sosok pria yang dingin dan tak tersentuh.
Dion sekarangpun masih meninggali kediamannya dengan kak Seana dulu.
Walaupun ibu Dion atau tepatnya calon mertuaku itu sempat menawarkan untuk tinggal dikediaman Wicaksana kembali. Tapi Dion tetaplah Dion, ia masih ingin mengenang masa-masa hidup Seana dirumahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wife To My Brother-In-Law
RomanceKisah Hidup seorang ALENA WARDOYO dimulai dimana kakak perempuanya SEANA WARDOYO pergi untuk selama-lamanya meninggalkan mereka semua, Dimana ia harus mengantikan posisi kakaknya sebagai seorang Istri untuk DION WICAKSANA, Suami dari kakaknya itu. M...