Satu | Tinggal Bersama

2.4K 264 96
                                    

"Masuklah."

Gadis dengan tatapan kosong itu mengikuti perintah untuk masuk ke sebuah tempat asing yang belum pernah di jejaknya.

"Dengar, ini adalah rumahku jadi mulai sekarang ini juga adalah rumahmu. Kau mengerti, Mikasa?"

Pria yang membawa gadis kecil yang dipanggilnya Mikasa itu menunduk, menyejajarkan dirinya dengan tinggi gadis itu.

Mikasa mengangguk. Ia tidak mengatakan apapun selain mengangguk tadi sebagai jawaban.

🖤🖤🖤

"Biar aku yang mengawasinya."

"Kau yakin, Levi? Dia gadis yang berbahaya."

"Justru karena itulah lebih baik aku yang mengawasinya. Tidak, harus aku yang mengawasinya."

"Baiklah, aku mengerti."

Levi Ackerman mengingat kembali percakapannya dengan komandan dari Pasukan Pengintai.

Mereka baru saja kembali dari berperang dengan Hizuru. Meskipun kemenangan ada di tangan mereka, bukan tidak mungkin Hizuru akan kembali menyerang dengan tujuan yang sama seperti sebelumnya, mengeksploitasi seluruh sumber daya yang ada di Paradis.

Segera setelah mendapat izin dari komandannya, Levi pergi ke tempat para tawanan ditahan untuk mengambil salah seorang tawanan disana.

Gadis kecil dengan kedua tangan dan kaki dirantai. Di kurung dalam ruangan bawah tanah khusus dengan penjagaan ekstra yang dimata Levi sedikit terasa berlebihan.

Sangat aneh sebenarnya melihat gadis kecil itu di jaga dengan begitu ketat sementara tawanan lain bahkan ada yang tidak diikat dan dibiarkan berkeliaran.

Meskipun begitu, Levi tahu alasannya. Gadis itu adalah senjata manusia dari Hizuru. Mereka memang keterlaluan, membiarkan anak kecil untuk ikut berperang dan sekarang berakhir menjadi tawanan.

Pintu sel terbuka. Levi menghampiri gadis kecil tersebut, berdiri di sebelahnya.

"Buka semua rantainya," perintah Levi pada seorang Polisi Militer yang bertugas menjaga gadis itu. Hanya ia yang tersisa setelah pengawas lainnya Levi usir dari sana.

"Tidak bisa, dia berbahaya, Levi."

"Aku tahu. Cepat buka saja."

Melihat kilat di mata Levi membuat nyali anggota Polisi Militer tersebut menciut. Ia segera melepaskan rantai yang mengikat gadis tersebut.

Setelah semua rantai terlepas, polisi militer tersebut menjauh dari sana. Ia tidak ingin terlibat perkelahian atau amukan yang mungkin terjadi.

Tapi tidak terjadi apa-apa.

Gadis itu hanya diam menatap kosong ke depannya seolah tak peduli jika rantainya sudah dilepas. Tidak peduli dengan kehadiran Levi disana. Dia bahkan sudah tidak peduli terhadap apapun lagi.

"Siapa namamu?" tanya Levi. Kehadirannya yang sama sekali tak digubris oleh gadis itu membuatnya berinisiatif untuk memecah hening dan membuka suara lebih dulu.

Tidak ada sahutan membuat Levi bertanya-tanya apakah mereka menggunakan bahasa yang berbeda. Tapi seingatnya, bahasa yang digunakan oleh Hizuru dan Paradis sama saja jadi gadis ini pasti mengerti apa yang dikatakan oleh Levi.

"Beritahu aku, siapa namamu."

Masih tidak ada jawaban. Atau mungkin belum ada jawaban. Levi juga diam, berpikir kalau gadis itu perlu waktu untuk menjawab.

Hingga gadis itu membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu. "Mi ... kasa," beritahunya menjawab pertanyaan Levi sebelumnya dengan suara sedikit tergagap.

The Girl Who Standing in the Dark (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang