Prolog

595 42 0
                                    

"Bulan itu benda malam terbesar dibumi, dia terlihat gagah perkasa. Ia besar, gagah, dan kuat, terkadang sinarnya bisa menutupi segala keindahan di angkasa."

"Semakin dia bersinar, semakin banyak yang mengaguminya. Banyak pula temannya, bintang-bintang kecil itu misalnya. Tapi Begitu ketika dia redup, dan cahayanya tak menembus bumi, adakah yang mengagungkannya? Bahkan bintang-bintang kecil hanya segelintir yang terlihat, atau kadang tidak ada sama sekali."

"Itu gambaran kehidupan kita, Ra. Saat kita bahagia dipuncak, semua orang memuji dan memuja, tapi saat kita terpuruk semua orang menjauh, menghujat, dan menghina."

"Mereka hanya tidak tau masalah kita, tapi sudah berani mengambil kesimpulan. Sekarang ketika lo sedih, siapa yang datang menemani? Ada gak? Ada yang hibur lo? Gak kan?"

"Tapi lo punya gue, punya saudara-saudara lo, temen-temen lo mungkin. Dengan adanya mereka, lo kudu manfaatin mereka. Dengan berbagi kesdihan lo, dan membuka diri. Biar mereka merasa lo anggap, merasa penting buat lo, hingga gak punya alasan ninggalin lo. Jangan sampai gara-gara lo acuhin, mereka pergi satu-satu ninggalin lo. Lo gak boleh egois. Lo harus bisa lebih terbuka, gue gak memaksa karena tau itu sulit. Tapi lo harus coba, dan rasakan perbedaannya."

Panjang lebar Gilang mencoba membuat Adara mengerti, bahwa ia tak harus selamanya menutup diri. Ia harus mulai menganggap orang lain disekitarnya dengan membuka diri.

Adara menghapus ingusnya yang tidak ada sopan santunnya mengalir. Menyadari itu Gilang terkekeh, "Gimana udah lega?" tanyanya sembari menghapus air mata dipipi Adara.

Gadis itu mengangguk, hati dan pikirannya yang tadi terasa penuh sekarang sudah beruang. Melegakan untuk bisa berpikir bersih kembali.

"Hehe. Gue jelek ya, Lang?" Tanyanya dengan hidung merah yang kembang kempis.

"Nggak kok, lo tetep cantik. Nangis aja cantik, apalagi senyum."

"Dih gombal." Kekeh Adara dengan sebelah tangan yang memukul lengan cowok itu.

.

"Lo harus tau ketika lo merasa sendirian. Lihatlah matahari, dia tetap bersinar tidak peduli tidak ada seorang pun yang mendekatinya. Jadilah perkasa layaknya ia yang berharga tapi tetap banyak yang menghujat. Gue tau lo kuat."

_______

Welcome to my story.

Jangan lupa vote + commentnya ya, demi kelancaran dan kebaikan Bersama.

FATAMORGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang