Part 5

189 24 0
                                    

Tok tok tok

"Ra, gue masuk."

Adara hanya berdeham sebagai jawaban. Dipangkuannya kini ada laptop yang menjadi temannya selama ini. Ia hanya sedikit berbisnis disana. Ya, karena ia anak tak diinginkan, -emm.. menurutnya, jadi ia harus bisa mandiri.

"Nih, gue bawain Matcha Tea, Bu Sekar bilang lo suka."

Gadis itu mengangguk, menerima gelas berisikan minuman hijau kesukaannya. Menyesapnya. Kemudian kembali mengalihkan pandangan kebenda duduk yang ada dipangkuannya.

Adira yang merasa diabaikan pun hanya diam, sembari melihat apa yang dikerjakan saudarinya itu.

"Lo mau ikut gue ke rumah produksi A4?" itu suara Adara.

"Hah, ngapain?"

Kaget Adira dengan mulut yang terbuka. Tentu ia kaget, pasalnya ia yang menikmati suasana hening tiba-tiba ditodong pertanyaan yang menurutnya aneh, diluar sana banyak yang bilang A4 adalah brand Hoodie milik aktor naik daun bernama Gilang Joenathan. Terus, kenapa Adara mengajaknya ke rumah produksi brand itu?

"Kalo mau tau ya ikut."

Esoknya mereka pergi bersama, saking antusiasnya bahkan jam 6 Adira sudah membuat heboh rumah. Seperti...

"Bu Sekar masaknya cepetan ya. Dira mau ketemu artis."

"Dar, kita pake baju yang mana. Kita kembaran ya."

"Daraa.. kenapa lo biasa aja sih. Gue aja deg-degan."

Adara yang memang dasarnya cuek hanya menanggapi dengan sewajarnya. Terlalu over memang keantusiasan Adira, kembarannya itu.

___

"Loh kok bukan Tante Ghea?" Kata Adara yang didengar oleh pihak yang bersangkutan. "Hei, Ra."

"Astaga, Gilang Joenathan. Huwehhh, gue ketemu artis." Pekik Adira yang dibalas jengah oleh mata Adara.

"Dia siapa? Kok mirip? Kalian kembar?" Artis yang se-spesies dengan Adira. Cerewet.

"Dia Adira, adek gue beda 5 menit.." sahut Adara singkat. "Emm, kenapa lo yang kesini? Tante Ghea mana?"

"Mama lagi ada urusan katanya, kalo selesai bakal nyusul kok."

"Kenapa gak dikantor aja? Disini engap loh. Lo kan artis, bisa-bisa kulit lo kusam lagi." Cetus Adara dengan nada mengejek.

Gilang tertawa, ia selalu tak menyangka kenapa gadis bernama Adara itu sama sekali tidak seantusias gadis lainnya saat bertemu dengannya. Bahkan saat menolong dirinya satu tahun yang lalu, gadis itu bahkan tak tau bahwa ia seorang artis.

"Kalo gue kekantor, yang ada bukan lo. Tapi sekretaris lo."

Adara terkekeh. "Ajak foto tuh anak, biar tenang. Daritadi kayak cacing kepanasan."

Gilang tersenyum, lalu menariknya juga. "Lo ikut, gue baru mau." Akhirnya Adara pasrah, lagipula entah sejak kapan ia selalu merasa jantungnya selalu tak bisa santai jika dekat dengan cowok itu.

Sudah terlalu sering mereka bertemu meskipun sebulan sekali, entah untuk rapat, ataupun memeriksa barang seperti sekarang. Hingga ia rasa kenyamanan yang diberikan cowok itu menggetarkan hatinya.

"Udah deh, berduaan mulu. Berasa jadi nyamuk gue."

Adira terkekeh, ia tau hati saudarinya sudah tergenggam oleh manusia disebelahnya yang sayangnya adalah idolanya. Kalian tau kan ikatan batin antara mereka seberapa kuat?

"Bentar, gue mau upload." Seru Gilang yang dibalas panik oleh Adara.

"Eh eh eh, No. lo gak boleh upload foto gue." Paniknya.

"Serah gue dong, akun-akun gue, wleekkk.."

"No, Gilang. Wajah gue privasi gue dong." Katanya dengan mulut yang dimonyong-monyongkan.

Sebuah tangan berhasil mengucir mulut itu dengan jarinya. Dengan puas ia tertawa. "Hahahaha, lucu lo kalo gini."

"Hmmmahjgsduajjsbnmcsbshfg." Adara berusaha menyumpah serapahi cowok menyebalkan berkedok artis itu. Sayangnya mulutnya ditahan jari-jari besar itu. Sial.

"Hahahahaha.." belum puas Gilang tertawa, tiba-tiba sebuah tangan melepaskan kunciran jarinya pada mulut Adara. "Heh, kamu apain Adara."

"Ishhh, Mama. Gilang cuma becanda kali." Katanya dengan mencerucutkan mulutnya layaknya anak kecil.

"Adara gak papakan sayang?" kata wanita itu dengan menangkup pipi Adara dengan kedua tangannya.

Adara hanya mengangguk, tetapi kemudian. Ia melirik sebal kearah artis menyebalkan itu.

"Adara baik, kok Tan. Tuh tangan anak Tante aja yang gak bisa diem." Adunya yang langsung mendapat pelototan dari pihak yang dibicarakan.

"Oh, ya Tante. Kenalin ini Adira, adek aku beda 5 menit."

"Astaga." Ghea menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia shock kemudian mensejajarkan kedua gadis itu. Memperhatikan setiap inchi tubuh mereka.

"Kalian gak ada bedanya, terus gimana bedainnya?"

"Hehe, kalo tante lihat kami dari fisik jelas kami gak ada bedanya, karena kami identik. Tapi kalo Tante liat dari sifat dan sikap kami tante bisa bedain, mana Adara, mana Adira."

"Dan, Tante tebak yang barusan bicara itu Adira, kan?" Adira mengangguk semangat. Akhirnya ada yang bisa membedakan mereka, karena hanya itu perbedaan yang paling mencolok diantara mereka.

"Ara, ikut gue yuk." Ajak Gilang saat mereka sama-sama berjalan kearah pintu keluar. Meskipun Adara dan Adira memakai pakaian yang sama, entah bagaimana Gilang tetap bisa membedakannya.

Sesampainya di taman, Adara dan Gilang duduk bersama. taman ini cukup sepi, karena hanya karyawan yang boleh memasukinya. Selain itu, karena ini adalah jam kerja para karyawan maka dari itu taman ini sepi.

"Kok lo bisa bedain gue sama Dira, sih?" sungut Adara tak terima.

"Lo sama Dira emang gak ada bedanya, tapi sifat lo sama dia beda. Dan ada satu hal yang gak bisa samain lo sama dia." entah kenapa Adara merasa tatapan cowok itu berubah serius.

"Apa?"

Gilang membawa tangan Adara kedada bidangnya. "Lo bisa rasain, kan?" Adara terdiam, ia bisa merasakan apa yang dirasakan Gilang. Ia tau bagaimana rasanya jantungnya berdebar tak biasa saat bersama cowok itu.

"Kalian memang sama, tapi jantung gue cuma bisa bereaksi sama lo. Bukan Adira."

Ia menarik tangannya perlahan, menatap tangannya dengan tatapan menduga-duga. Apakah Gilang juga sama dengannya?

"Lo tau kan artinya apa?" Adara menggeleng ragu, dengan air muka yang tak terbaca.

"Artinya lo udah nyuri hati gue, Ara. Dan lo juga udah ambil semua pehatian gue."

"Cih, gak usah drama, mentang-mentang artis ngadu akting sama gue, lo remehin gue?" kata Adara dengan tawa paksa yang dibuat-buat.

"Gue serius, Ra. Apa gue terlihat main-main sama lo? Gue gak pernah sefrustasi ini buat jatuh cinta kalo lo mau tau. Lo satu-satunya cewek yang gak pernah nunjukin ketertarikan lo ke gue, padahal ribuan sana banyak yang ngantri buat deket sama gue?"

"Ya lo tinggal milih mereka yang suka sama lo aja, kenapa harus gue?" Lirih Adara dengan sedikit keraguan. Emm, ia tak boleh terlihat gugup.

"Karena Cuma lo yang berhasil buat gue gila, dengan lo terus muncul dikepala gue."

______

Hayo terima apa gak nih?

Ig : @nuzlahh13_

FATAMORGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang