Part 4

210 27 0
                                    

"Sayang, tungguin gue dong. Masa pacar ganteng ditinggal."

Shit. Adara benar-benar muak. Kenapa juga sekolahnya yang dulu tenang tanpa gangguan harus kedatangan cowok titisan medusa? Bodo amat, meskipun panggilan itu untuk wanita, tapi sama saja kan julukan itu memang pantas dengan Satria yang cerewet sekaligus penggoda itu.

Adara kesal, kakinya sudah pegal karena harus lari mengelilingi lapangan lima kali putaran. Apalagi kalo bukan karena terlambat. Sialnya ia telat gara-gara si setan Rigel, dan entah bagaimana caranya cowok itu tak terlihat batang hidungnya sekarang. Padahal mereka tadi berangkat barengan.

Ditengah kekesalannya, cowok yang sudah membuatnya dongkol datang dengan menempelkan air dingin dipipinya. Gadis itu menatap sang empu datar, tapi tetap menyaut air minum yang dibawa cowok itu. Dan menenggaknya hingga habis.

"Lo haus apa rakus?"

Adara masih tak bersuara, ia masih kesal dengan Rigel. "Kenapa lo kabur?" Rigel menyengir tak berdosa. Untung saja seluruh murid sudah masuk kelas, jika tidak maka bisa dipastikan mereka mimisan melihat senyuman langka manusia bernama Rigel yang hanya mau tersenyum dan menggoblok dihadapannya.

"Sayang, dia siapa?"

Sial, Adara melupakan manusia titisan medusa yang berlari kearahnya. Adara segera bangkit dari pergi meninggalkan kedua manusia tak beradab dibelakangnya, meskipun ia yakin mereka akan segera menyusul.

"Lo siapa?" tatap Rigel tak suka pada cowok yang memanggil Adaranya, ehmm.. sahabatnya dengan sebutan sayang itu.

"Lo yang siapa? Kenapa lo bisa sama ayang Dara?" Rigel mendengar itupun tak bisa menahan tawanya.

"Apa ayang?" lagi-lagi tawa Rigel menggelegar, meskipun terselip nada sinis didalamnya.

"Gak usah SKSD ke Adara, karna gue bakalan tetep jadi orang pertama yang Adara cari." Bangganya dengan menampilkan smirk andalannya.

Tak lama..

"Rigellllllll, lelet lo." Seru Adara yang berhasil membuat Rigel memamerkan senyum kemenangannya. Lalu secepat kilat menyusul gadis yang memanggilnya. Sedangkan cowok yang ditinggalkan mendengus tak suka, tapi ia tak akan menyerah. Dekatnya mereka bukan berarti pacaran, kan?

"Gue laper, bekal Mama mana?" todong Adara yang membuat Rigel menyengir tak jelas.

"Ehhe, Ra. Gue lupa bawa, kayaknya dimobil deh." Adara menampilkan raut jengahnya.

"Ambil!!"

"Iya, Adara sayang."

"Gak usah mulai."

"Lo aja biasa aja dipanggil sayang sama tu anak baru."

"Gue bukannya biasa aja, tapi bodo amat. Bego."

Mendengarnya entah kenapa ada secuil rasa lega dihati cowok itu. Tak mau membuang banyak waktu lagi ia segera pergi ke gedung sebelah dimana mobilnya berada, karena sebentar lagi istirahat dan Adara tak suka jika ada yang tau kedekatan mereka meski tidak ada hubungan apapun diantara keduanya.

Mama Rigel, Anna, sudah menganggap Adara sebagai putrinya sendiri. Setiap hari ia akan membawakan bekal untuk kedua remaja itu. Bekal yang selalu ditunggu Adara, selain karena enak ia juga ingin menghargai orang yang sudah ia anggap sebagai ibu.

__

Kelas tak begitu ramai, waktu istirahat baru saja dimulai. Dengan begitu, sudah pasti Adara memilih tetap didalam kelas. Daripada harus bertemu manusia-manusia bermuka dua.

"Eh, sayang. Udah balik ternyata." Tebak siapa? Siapa lagi kalau bukan medusa penggoda yang berada dihadapannya.

"Nih buat lo." Sebatang coklat melayang dihadapannya, dengan ujung yang masih dipegang medusa. Meskipun coklat bukan favorit Adara, tapi ia sama sekali tak bisa menolak pesona coklat.

FATAMORGANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang