5. Nightmare

627 63 11
                                    

Selamat membaca
Cerita Alter Ego

Playing Now | Last Child - Diary Depresiku

"Semuanya sudah menjadi masa lalu, jangan selalu melihat ke belakang terus kamu harus mencoba lihat ke depan di sana ada hal yang kamu belum coba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semuanya sudah menjadi masa lalu, jangan selalu melihat ke belakang terus kamu harus mencoba lihat ke depan di sana ada hal yang kamu belum coba. Jadi kamu jangan berhenti di sini saja tapi kamu harus terus berjalan menuju kehidupan yang lebih luas di depan sana."
-Rangga Aldebaran Nugroho-

oOo

Ran sangat lelah menghadapi hari ini. Tubuhnya benar-benar sudah drop. Di perjalanan pulang ke rumah, motornya hampir oleng. Harusnya hari ini waktunya, namun gagal karena Rachel.

Datang di rumah dia langsung mandi. Setelahnya dia ke dapur untuk mengambil makan. Perutnya sudah keroncongan dari tadi. Walaupun tidak mood makan nasi, namun dia harus paksakan untuk minum obat.

"Dari mana aja? Masih inget pulang segala." Suara itu berasal dari Tyas, mamahnya.

"Ekskul terus antar teman," jawab Ran.

"Lain kali jangan pulang jam segini. Inget badan kamu. Kalau gitu terus kamu bisa cepet drop. Jangan nyusahin Mami terus."

Ran menunduk. "Iya Mi, Ran paham banget. Ran gak akan nyusahin Mami terus," jawab Ran.

Ran sudah biasa mendengarkan perkataan-perkataan Maminya yang membuat hatinya sakit. Seolah perkataan-perkataan itu adalah asupan tiap hari untuk hati dan pikirannya.

"Ran ke kamar dulu," ujar Ran.

Ran membawa piring dan gelas masuk ke kamarnya. Dia lebih tenang makan di kamar dari pada di meja makan. Kepalanya sangat pusing untuk berdebat dengan kakak-kakak perempuannya apalagi pasti adik perempuannya itu akan merecokinya.

Setelah makan dia langsung meminum obat yang diberikan dokter. Memang rasanya pahit, tapi obat inilah penunjang hidupnya selama ini. Di sisi lain dia ingin bertahan, namun di sisi lain dia ingin menyerah karena sudah terlalu lelah menghadapi segala cobaan yang tak pernah berhenti.

Ran menjatuhkan dirinya di kasur. Dia memejamkan mata. Ran memikirkan Rachel, kedua bibirnya kembali tertarik ke atas. Dia tersenyum. Senyumnya kali ini benar-benar bisa terlihat. Ran kembali memutar ingatannya.

Ran menatap nanar dirinya di kaca spion. Cahaya remang menyinari wajahnya yang lesu. Sekarang dia berada di jalan Renja. Jalanan yang terkenal sepi karena hanya dilewati truk-truk besar dan kadang juga menjadi sirkuit balap liar. Jadi pasti tak ada banyak orang yang lewat.

Sehabis pulang ekskul dia langsung ke sini. Hari ini dia cukup puas menangis sendirian di atas motor bersama semilir angin yang meniup lembut rambutnya. "Gue capek!"

"Gue mau mati. Gak ada alasan lagi buat gue hidup. Gue cuma nyusahin keluarga. Gue Cuma beban mereka aja!"

"Bangsat! Gue cuma beban!"

ALTER EGO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang