Siapkan mental dan selamat menangis!
INI CERITA PERTAMA, BELUM BERSERIES-SERIES
Darah terus mengalir dari hidungnya. "Obat lo dimana? Lo mau gue antar ke rumah sakit?"
"Gue capek Ra, gue gak butuh obat. Obat gak bisa nyembuhin sakit gue."
"Lo gak a...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Agak lelah ya jika marah-marah tanpa alasan." -Rachel SyafanaDenara-
oOo
Rachel masuk kelas dengan raut wajah sedikit kesal. Bisa-bisanya baru masuk sekolah, dia bertemu manusia bentukan seperti itu di UKS. Ah, harusnya Rachel tak perlu kesal. Lagian dia hanya orang asing, kenapa mesti karena sikapnya Rachel permasalahkan.
Rachel duduk di sebelah Anna, dia langsung menidurkan kepalanya di atas meja. "Lo udah baikan? Padahal gue mau ke UKS lho," ujar Anna.
Rachel langsung duduk tegap kembali. "Males banget Na!"
Hal itu sangat membuat Anna kaget. "Gue kaget tahu gak!" omel Anna.
"Maaf Na." Dia menghela napasnya. "Tapi kenapa mesti sekelas sama orang itu!"
"Siapa sih?"
"Ran," jawab Rachel.
"Lah bukannya lo suka ya? Cowo di minimarket itu tu Ran tahu Rachel!" ujar Anna ngotot.
Rachel tertawa tak percaya, kemudian menatap Anna. "Engga, gue gak akan suka lagi Na. Buat lo aja."
"Ada apa sih?"
Rachel menarik dan membuang napasnya secara berturut-turut untuk menenangkan diri. Entah kenapa amarahnya hari ini meledak-ledak hanya karena hal sepele seperti di UKS tadi. Mungkin bawaan saat tamu tiap bulan datang.
"Ra, cerita. Ayo cerita," pinta Anna.
"Dengerin baik-baik ya Na. Gue gak akan ngulang lagi." Anna mengangguk sebagai jawaban.
Flash back on
Rachel kembali menidurkan dirinya di brankar. Dia tak membuka seluruh tirainya, hanya sedikit. Dari teriakan dan kepanikan orang yang menanganinya, dia tahu bahwa itu parah. Lima belas menit berlalu, UKS kembali sunyi. Hanya terdengar beberapa suara dari luar.
Prang!
Terdengar suara gelas jatuh dari brankar sebelah. Rachel khawatir terjadi hal di luar dugaan. Jadi, dia turun dan menyibak tirai.
"Lo gak apa-apa?" tanya Rachel.
Hening, tak ada jawaban. "Lo gak apa-apa?" tanya Rachel sekali lagi.
"Ck. Kenapa gue di sini!"
Ternyata pertanyaan dari Rachel tak diindahkannya. "Lo gak punya telinga?" tanya Rachel kesal.
"Lo gak punya mata?" tanyanya balik dengan nada yang tak bersahabat.
Rachel sedikit menaikkan nada bicaranya. "Kok lo jawabnya gitu? Gue tanya baik-baik loh!"
