Siapkan mental dan selamat menangis!
INI CERITA PERTAMA, BELUM BERSERIES-SERIES
Darah terus mengalir dari hidungnya. "Obat lo dimana? Lo mau gue antar ke rumah sakit?"
"Gue capek Ra, gue gak butuh obat. Obat gak bisa nyembuhin sakit gue."
"Lo gak a...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kadang semesta mengharuskan kita pergi tanpa arah sendiri lagi setelah bertemu dan menghabiskan waktu dengan manusia paling baik sejagat semesta ini.
oOo
Rey melihat betapa gugupnya wanita cantik yang ada di sampingnya itu. "Pasti lolos kok."
Hari Sabtu ini adalah hari ujian beasiswa Calista ke Australia. Rey yang mengantarnya dengan mobil agar Calista masih bisa siap-siap dengan santai. Tentu jika nanti Calista lulus dan berangkat ke Australia keduanya akan LDR. Akan tetapi hubungan mereka tak mungkin menghalangi cita-cita masing-masing. Rey akan mendukung sepenuhnya apa yang ingin Calista capai, begitu pun sebaliknya.
"Saingan aku banyak banget pas aku lihat tadi malem di web," ujar Calista gelisah.
Rey tersenyum simpul. "Percaya sama usaha kamu selama ini, pasti dipermudah."
"Kamu beneran mau nungguin aku sampe selesai?" tanya Calista.
"Pasti apapun untuk kamu,"
"Kamu gak mau nungguin Ra operasi? Dari pada kamu bengong di sini sendirian."
"Ujian aku lebih lama dari pada operasi Rachel. Kamu temenin Rachel aja ya. Nanti kalau aku udah selesai aku telepon kamu."
"Yakin?"
"Iya supaya aku fokus, kadang kamu buyarin fokus aku tau gak."
"Karena fokus kamu 100% untuk aku ya?" goda Rey.
Calista tersipu malu. "Tuh tahu sendiri."
"Oke kalau gitu." Rey mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya. "Tara!"
Rey mengeluarkan dua buah coklat dan sekotak susu stroberi. "Supaya makin semangat."
Mata Calista langsung berbinar. "Kurang banyak Rey!" kekeh Calista.
"Tenang nanti pulang kita beli yang banyak!" Calista pun mengangguk senang.
•••••
Operasi Rachel hanya tinggal menghitung menit saja. Nada memutuskan untuk menginap dan menitipkan Syania pada sepupunya karena hari ini dia masih sekolah. Rachel duduk diam sembari memainkan handphonenya. Dia sama sekali tidak misuh-misuh hari ini. Sementara Ran, dia sedang menjalani medical check up harian dengan Dokter Heri.
"Kiw! Yang mau operasi kok diem-diem aja!" Rey datang dengan membawa dua tote bag berisi makanan-makanan favorit Rachel.
