Siapkan mental dan selamat menangis!
INI CERITA PERTAMA, BELUM BERSERIES-SERIES
Darah terus mengalir dari hidungnya. "Obat lo dimana? Lo mau gue antar ke rumah sakit?"
"Gue capek Ra, gue gak butuh obat. Obat gak bisa nyembuhin sakit gue."
"Lo gak a...
Jangan lupa tambahkan ALTER EGO 3 ke reading list kalian
Playing Now | Kim Jaehwan - I'm Not Okay
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tujuan : Menyerah, semangat, dan kembali menghilang (repeat) -Ran-
oOo
Rachel terus melamun. Dia tak banyak menanggapi petugas PMR yang sedang mengobati luka di sikunya. Pikirannya terus memikirkan satu kalimat yang Ran sebutkan tadi di ruang BK. Tapi bisa-bisanya dengan santai Ran berujar seperti itu.
Dampaknya sangat terasa bagi Rachel, dia jadi rindu papahnya. Rasa sesak di dadanya kembali muncul, hingga isakan kecil terdengar beberapa kali. Rachel membekap mulutnya agar tak terdengar siapapun.
"Awas lain kali lo habis sama gue!" Reysand pergi keluar UKS setelah lukanya selesai diobati.
Ran diam, tak menanggapi. Dia berpindah, dari brankar dan duduk di sebelah Rachel. Dari awal masuk UKS Rachel perempuan yang biasanya marah-marah dan banyak omong ini jadi diam sejak keluar dari ruang BK. Ran pikir, apa setidak mau itu dia masuk BK hingga mentalnya kena? Namun jika benar begitu perempuan ini sangat berlebihan.
"Lo stres karena masuk BK?"
Rachel tak bergeming sedikit pun.
Ran kesal diacuhkan seperti itu. "Woi." Dia mencolek bahu Rachel dengan ujung jarinya.
"Salah gue ya?" tanya Ran baik-baik.
"Heh!" Ran mencolek lagi.
"Lo kerasukan apa gimana?"
Suara tangis Rachel lama-lama terdengar makin kencang. "Salah lo!" Akhirnya Rachel menjawab.
"Tapi 'kan nama lo gak ditulis di buku catatan," tutur Ran.
"Salah lo buat gue jadi kangen dan keinget papa lagi!"
"Kok gue? Gue gak ngapa-ngapain," elak Ran.
"Lo tadi bilang kalau ayah lo udah pergi, tapi cara lo bilang itu gak sopan!"
Rachel menendang meja yang ada di depannya. "Iya gue selalu melebih-lebihkan sesuatu sampe buat dada gue sesek, sampe sampe napas gue labil." Bibir Rachel tampak bergetar.
Dia langsung menghapus satu bulir air matanya yang menetes. "Gue ... Gue duluan ke kelas."
Rachel tertahan karena Ran menarik lengannya dengan kuat. "Gue."
Pegangan lengannya langsung merenggang. "Gue duluan. Sori." Rachel menarik lengannya dan pergi menuju kelas, akan tetapi ujung-ujungnya mereka akan bertemu lagi.
