Siapkan mental dan selamat menangis!
INI CERITA PERTAMA, BELUM BERSERIES-SERIES
Darah terus mengalir dari hidungnya. "Obat lo dimana? Lo mau gue antar ke rumah sakit?"
"Gue capek Ra, gue gak butuh obat. Obat gak bisa nyembuhin sakit gue."
"Lo gak a...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Karena, lo akan tetep jadi teman segalanya dan dunia gue. Tenang Ra, cuma lo. Just only you, gak akan ada orang lain. Itu yang harus digaris bawahi."
-RAN-
oOo
"Ra, you're my home."
"Jangan pergi ya. Tunggu sampai gue sembuh," pinta Ran.
"Ran, kenapa bukan ke Anna?"
"Gue udah putus sama Anna," jawab Ran dengan mudahnya.
"Putus?" Rachel tak menyangka. "Segampang itu?"
"Ra, yang lebih sulit kalau jauh dari rumah." jawab Ran dengan menatap mata Rachel lekat-lekat, karena pasti yang Ran sebut sebagai rumah adalah perempuan di sampingnya ini.
Yang dikatakannya pada Rachel benar adanya. Anna lah yang meminta putus barusan di tengah keramaian flashmobUniv Day.
Saat itu Ran sedang memotret sekelilingnya dengan kamera sekolah di pinggir lapangan, tiba-tiba Anna menariknya. "Ayo ikut flashmob, menari di tengah keramaian sama aku!"
Ran tidak menolak, dia mengikuti langkah perempuan yang masih menjadi 'pacarnya' itu. Sampai di tengah lapangan, Anna langsung mengikuti gerakan flashmob tersebut dengan luwes, tentu Ran pun mengikutinya. Hiru pikuk semakin ramai, sampai di tengah acara Anna berjinjit pada Ran dan menatapnya sangat dalam.
"Ayo putus!" teriak Anna lagi. "Perempuan yang kamu mau bukan aku."
"Na?" Ran tertegun.
"Dari awal kamu udah kasih warning ke aku, cuma aku keras kepala banget mau miliki kamu hehehe."
"Aku juga gak mau pertemanan aku rusak Ran," sambung Anna.
"Na maaf." Suara itu tak terdengar, Ran mengucapkannya dalam hati. "Gue memang brengsek."
"Ran aku boleh peluk kamu? Untuk terakhir ini?"
Ran mengangguk, dia membawa Anna ke dalam pelukannya. "Maaf Na, kalau lo mau benci gue gak apa. Lo tetep menjadi orang baik untuk gue." Dan Anna menangis dalam pelukan Ran tanpa suara.
Rasanya belum menginjak sebulan. Hubungan Ran dan Anna ini benar-benar seperti trial hubungan. Berhenti jika tak cocok dan lanjut jika cocok. Mencoba, itulah yang menggambarkan hubungan keduanya.
