Siapkan mental dan selamat menangis!
INI CERITA PERTAMA, BELUM BERSERIES-SERIES
Darah terus mengalir dari hidungnya. "Obat lo dimana? Lo mau gue antar ke rumah sakit?"
"Gue capek Ra, gue gak butuh obat. Obat gak bisa nyembuhin sakit gue."
"Lo gak a...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gak ada yang abadi di dunia ini, tapi kenangan-kenangan dalam tiap foto pasti akan abadi." -Rachel Syafana Denara-
oOo
Ran tidur di perpustakaan. Dia tertidur dengan posisi duduk tegak dan kamera masih mengalung di lehernya. Dia sedikit lelah karena hari ini tim jurnalistiknya sedang ditugaskan membuat profil sekolah. Alhasil hari ini dia sedang meliput seluruh kegiatan yang sedang berjalan di sekolah.
Earphone hitam yang terpasang di kedua telinganya terus berulang-ulang kali memutarkan lagu favoritnya yakni Smiling when i die dari Sasha Sloan. Kini dia harus menyibukkan dirinya dengan kegiatan di sekolah, sehingga dia lupa dengan kejadian beberapa hari yang lalu.
Anna yang dari tadi mencari Ran, akhirnya menemukannya setelah mencarinya di beberapa tempat yang biasa Ran gunakan untuk istirahat. Dia ingin memberi jatah konsumsi hari ini pada Ran. Jika dia tak memberinya secara langsung, pasti Ran tidak akan mengambilnya.
Anna ingin membangunkannya, namun dia tak tega. Ran terlihat lelah, namun jika tak dibangunkan ketika jam istirahat projek ini habis Ran mungkin tak akan makan.
"Ran," panggil Anna. "Bangun Ran."
Tidak ada respon dari Ran sama sekali. Anna melepas kedua earphone dari kedua telinga Ran. Kemudian dia menepuk perlahan bahu Ran.
"Ran bangun."
"Gue udah bangun." Suara itu mengejutkan Anna.
"Yaudah nih makan dulu." Anna menyerahkan nasinya kepada Ran. "Lo belum makan dari pagi pasti. Iya 'kan?"
Ran mengambilnya. "Makasih." Lalu dia berdiri dan berlalu pergi.
"Lo mau kemana?"
"Kelas."
"Ran gue mau ngomong sesuatu!"
Ran menghentikan langkahnya dan berbalik e arah Anna. "Kenapa?"
"Lo jangan sakit Ran, jangan lewatin waktu makan dan terus cari bahagia lo."
•••••
Rachel baru saja mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Keano. Dia sama sekali belum sempat ke sini. Hari ini pun dia paksakan untuk ke sini seorang diri dengan kondisi kaki yang masih memar. Rachel berjalan dibantu dengan kruk satu kaki yang dipinjam Rey. Supir keluarga Rey tadi pagi yang mengirimkan ke rumahnya.
