Selamat membaca
Cerita Alter EgoPlaying Now |Nadin Amizah - Cermin
"Lo beneran tulus dan effort lo selalu besar ya Ra untuk ngebantu orang. Pantes semua orang nyaman jadi temen lo. Termasuk gue."
-Ran-oOo
Ceklek! Ceklek! Ceklek!
Calista buru-buru membuka pintu kost-annya. Dia harus cepat ganti baju dan masak, sebentar lagi ibunya akan pulang kerja. Ditambah pukul lima nanti dia akan part time di kafe agar menambah penghasilannya untuk bertahan hidup.
Ya semenjak dua tahun lalu orang tuanya mengalami kebangkrutan yang sangat drastis akibat ayah Calista terlilit hutang dengan bank. Kedua orang tua Calista pun cerai setelahnya, dan beberapa bulan setelah perceraian tersebut ayahnya meninggal karena masalah jantung.
Calista adalah anak tunggal, dia sangat kesepian sehingga dia melakukan semua itu pada Rachel untuk meluapkan perasaannya. Setelahnya dia sangat menyesal. Dia merasa telah merusak kehidupan seseorang. Calista juga merasa bahwa semua yang dialaminya ini adalah sebuah karma untuknya.
Calista juga bertahan di sekolah yang terbilang cukup mahal ini karena sebelum mengalami kebangkrutan orang tuanya sudah membayar semua biaya sekolah Calista hingga lulus. Dia lanjut ke sekolah ini karena dia punya tujuan dan cita-cita yang sangat besar. Namun, semuanya hancur berantakan karena suatu kejadian yang menimpanya.
Enam bulan lalu. Di malam itu, malam di mana gerimis kecil turun. Calista baru selesai kerja part time di bar pada pukul setengah dua belas malam. Saat itu dia benar-benar sedang butuh banyak uang makanya dia memilih bekerja di bar karena gajinya yang lumayan besar ketimbang di kafe.
Malam itu adalah malam yang dimana Calista sangat sesali. Calista saat itu sedang buru-buru pulang, karena dia belum sempat mengerjakan tugas yang akan dikumpulkan esok pagi. Dia mengambil arah pulang ke gang yang sepi, karena dia tahu jalan itu adalah jalan tercepat untuk sampai ke rumahnya.
"Kiw cewek cantik," goda pria itu.
"Gue temenin ya," lanjutnya.
Lelaki itu lama kelamaan makin memojokkan langkahnya. Calista takut, dia pun mempercepat langkahnya. Keringat dingin mengalir di pelipis Calista. Dia sangat menyesal pulang lewat jalan sini.
"Jalannya jangan cepet-cepet dong!" Lelaki itu mencekal lengan Calista. "Dibilang jangan cepet-cepet bangsat!"
Calista berontak. "LEPASIN SAYA!" Dia menendang tulang lunak lelaki itu dan berlari, namun lelaki itu langsung menarik kakinya sehingga dia terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER EGO
أدب المراهقينSiapkan mental dan selamat menangis! INI CERITA PERTAMA, BELUM BERSERIES-SERIES Darah terus mengalir dari hidungnya. "Obat lo dimana? Lo mau gue antar ke rumah sakit?" "Gue capek Ra, gue gak butuh obat. Obat gak bisa nyembuhin sakit gue." "Lo gak a...