61. Kasih Sayang Tanpa Pamrih

161 11 0
                                    

Selamat membaca
Cerita Alter Ego

Playing Now | Feby Putri - Tanpa Pamrih

Tak ada yang lebih baik dari pada kasih seorang ibu, karena kasih sayang itu sepanjang masa, tanpa pamrih, dan tiada habisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada yang lebih baik dari pada kasih seorang ibu, karena kasih sayang itu sepanjang masa, tanpa pamrih, dan tiada habisnya.

oOo

Bel masuk sekolah berbunyi ke seluruh penjuru sekolah. Anak-anak yang terlambat dikumpulkan di pinggir lapangan. Salah satunya ada Rey. Dia sedikit terlambat karena pagi-pagi buta dia mencari Rachel yang tidak ada di atas brankar. Rey tentu sangat khawatir, namun dia bersyukur bahwa Rachel ternyata ketiduran di samping Ran.

Rey tak menyalahkan Rachel, karena dia juga sudah biasa dihukum seperti ini. Dengan senang hati Rey mendengar semua ceramah dari guru BK hingga pada puncak penghukuman. Seperti biasa mereka dihukum untuk membersihkan lingkungan sekolah. Rey dapat di bagian lapangan belakang bersama beberapa anak lainnya. Rey mendapat bagian membabat rumput-rumput yang sudah tumbuh tinggi.

"Rey lo beneran sama Calista?" tanya Hiro teman sekelas Rey.

"Wah iya tah?" Dekan dan Wawan dari 11 IPA 2 tiba-tiba ikut menimbrung begitu mendengar nama Calista disebut.

"Cantik sama pinter sih, tapi masa lalunya gelap. Hati-hati lo dimanfaatin," celetuk Leon teman sekelas Calista.

"Eh jangan-jangan beneran digituin lagi," ujar Wawan.

"Sudah tidak suci," timpal Dekan.

"Iya sih. Apalagi dia dulu pernah bully Rachel," ujar Hiro.

Mendengar semuanya amarah Rey memuncak. Dia membanting celurit yang dia bawa sehingga mengagetkan sekelilingnya. Tangan Rey sudah mengepal keras. Ketika ingin melayangkan tangannya, dia teringat perkataan Rachel tadi malam sebelum tidur.

Malam itu Rey menemani Rachel menangis tersedu-sedu karena kondisi Ran yang sangat mengkhawatirkan. Setelah selesai menangis Rachel menyandarkan kepalanya di bahu Rey dan tatapannya sangat kosong ke arah depan. Rey hanya bisa merangkulnya dengan penuh kasih sayang sebagai seorang kakak sekaligus sahabatnya.

"Rey atur tempramen lo. Lo gak mau cewek lo nangis kayak gue 'kan? Jaga diri lo, jangan gampang ke pancing amarah. Jawab mereka dengan tenang, tanpa pukulan."

Kini Rachel menatap lekat-lekat Rey. "Gue yakin, di sekolah bakal ribut tentang hubungan kalian dan pasti mereka bawa-bawa masa lalu. Intinya, selalu inget perkataan lo barusan Rey."

Teringat kembali perkataan Rachel dia menahan pukulan itu di depan wajah Dekan. "Dekan!" pekik Rey.

Calista yang sehabis dari toilet bersama Dian berhenti karena melihat orang banyak yang bergerumbul di lapangan belakang. Dian mengecek handphonenya untuk mengetahui siapa yang sedang cekcok.

ALTER EGO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang