PROLOG

4.5K 366 11
                                    

Introduction =

Sasuke Uchiha : 33 tahun (28 tahun)
Hyuuga Hinata : 31 tahun (26 tahun)
Uzumaki Naruto : 32 tahun (27 tahun)
Haruno Sakura : 31 tahun (26 tahun)

************************************

"Ya, saya bersedia." Ucap Hinata sambil menatap bahagia mata biru pujaan hatinya yang sekarang menjadi suami sahnya.

Semua orang bertepuk tangan bahagia. Kedua mempelai pun saling berciuman ditengah hiruk pikuk kebahagiaan. Kelopak bunga sakura berjatuhan lembut seakan memeriahkan hari kebahagiaan itu.

"Sial!" Umpat pria yang sedang duduk menatap monitor yang menampilkan hari kebahagiaan kedua mempelai itu dari jauh.

"Sudah cukup!" Teriaknya frustasi. "Kau boleh pergi dari sana."

"Baik, Uchiha-sama."

Sasuke Uchiha, menjambak rambutnya dengan kesal. Berbanding terbalik dengan perasaan kedua mempelai yang ia mata-matai tadi, hatinya justru seperti dicabik-cabik. Terlebih lagi, semua rasa sakitnya ini disebabkan oleh dirinya sendiri.

"Kau tidak berguna, Sasuke." Katanya pada dirinya sendiri. Ia bangkit dari duduknya dan menatap pantulan dirinya di dinding kaca.

Ketampanan ia punya dan hartanya jangan ditanya. Tapi, kenapa ia tidak bisa mendapatkan hati gadis itu? Ia malah memilih untuk memendamnya selama lima tahun dan hanya bisa memantaunya dari jauh.

"Dasar bodoh!" Umpatnya pada dirinya sendiri. "Percuma saja aku hidup seperti ini."

Kakinya melangkah menuju balkon, lalu matanya menatap jalanan dari balkonnya di lantai 10. Ia menutup matanya sejenak, lalu tangannya memegang erat pagar stainless balkonnya.

"Lebih baik aku mati daripada melihatnya bersama orang lain." Kata Sasuke, lalu kakinya terangkat untuk memanjat pagar itu.

"Kau memang bodoh." Celetuk seseorang dengan suara khas nenek tua.

Sasuke terperanjat kaget, lalu mundur beberapa langkah. Ia menoleh ke samping dan mendapati seorang nenek tua bangka sedang duduk dipojokan balkon.

"Siapa kau?! Kenapa kau bisa ada disini?!" Tanya Sasuke terkejut.

Nenek itu menghela napas, lalu berdiri dengan bantuan tongkatnya. "Kau sungguh mencintai gadis itu?"

Sasuke mengerutkan keningnya. "Siapa kau? Aku akan panggil polisi."

"Tenang dulu anak muda," Nenek itu melangkah perlahan mendekati Sasuke "Aku tidak akan menyakitimu. Aku akan membantumu."

"Membantuku?"

"Daripada kau bunuh diri disini dan merepotkan orang lain, lebih baik kau minum air ini." Nenek itu menyodorkan sebuah botol kaca dengab air bening di dalamnya.

Sasuke menatap curiga nenek itu. "Aku harus panggil polisi sekarang."

"Tunggu!" Sergah nenek itu. "Jika kau minum air ini, kau kemungkinan akan mendapatkan gadis itu."

Sasuke mendecih. "Aku tidak mempercayai hal bodoh seperti itu. Tidak masuk akal."

"Kau sungguh yakin tidak mau? Air ini dapat membawamu kembali ke masa disaat kau pertama kali bertemu dengan gadis itu. Disitulah kau punya kesempatan untuk merubah takdir."

Sasuke terdiam dengan perasaan antara yakin dan tidak.

"Tapi kau harus ingat! Terkadang takdir tidak bisa diubah. Berhati-hatilah dalam bertindak atau semuanya akan sia-sia."

Nenek itu meletakkan botol itu di lantai, lalu menatap Sasuke. "Kau bertanya aku siapa? Anggap saja aku nenek moyangmu yang tak ingin melihat keturunannya menderita."

Nenek itu mengedipkan matanya, lalu berbalik dan menghilang bagai ditiup angin. Sasuke terbelalak dan terduduk sambil melihat kepergian nenek itu yang sekejap mata menghilang.

"Apa itu tadi?" Tanya Sasuke setelah beberapa menit sadar dari keterkejutannya.

Matanya beralih ke botol yang ditinggalkan nenek misterius itu. Dengan ragu, tangannya meraih botol itu.

"Bodoh sekali jika aku memercayainya." Kata Sasuke. Tapi setelah dipikir-pikir, tidak ada salahnya mencoba. Lagipula, jika ini racun dan ia mati, tidak masalah baginya karena ia memang berniat untuk mengakhiri hidupnya.

"Ah sudahlah!" Kata Sasuke pasrah, lalu menenggak habis air di botol itu. 

Setelah menenggak habis air itu, tiba-tiba dirinya seakan ditarik paksa dan seperti terlempar jauh sekali.

.
.
.
.
.
.

"Anda tidak apa-apa?"

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang