Tahun ini... tahun yang penuh kejutan. Awalnya ia hanya gadis biasa dengan hidup yang datar. Tapi, tahun ini begitu berbeda. Pertama, kemunculan seseorang yang begitu gigih mencintainya. Kedua, ia naik jabatan di perusahaan kecil dengan masa depan yang cerah. Ketiga, bertemu cinta pertama yang bahkan bisa mengunci hatinya selama bertahun-tahun.
Hinata tersenyum. "Senang bertemu denganmu lagi, Naruto-san."
Naruto tersentak. Naruto-san? Ia ragu apakah ini Hinata yang ia temui dulu? Hatinya tiba-tiba menjadi ngilu.
Sakura hanya bisa ternganga dengan drama yang terjadi di depannya.
"Silahkan ke ruangan saya bersama rekan lainnya. Terima kasih." Hinata melangkah menuju ruangannya sebagai kepala editor.
Naruto terdiam membeku melihat Hinata yang berlalu begitu saja dihadapannya.
"Ah! Aku pusing!" Kata Sakura, lalu kembali ke ruangannya.
Hinata mencoba tampak tenang, walaupun di dalam dirinya ingin menangis. Ia tak bisa menampik betapa rindunya ia dengan mata itu, senyum itu, wajah itu. Selama bertahun-tahun ia menunggu kabar dan kehadiran pria itu hingga membuat hatinya seakan mati.
"Permisi, Hyuuga-san."
"Silahkan masuk."
Hinata menarik napasnya, lalu menatap lurus dengan 3 staffnya.
"Pertama-tama saya ucapkan selamat bergabung di Penerbit Sunbooks. Perkenalkan saya Hyuuga Hinata sebagai kepala editor disini, kalian bisa memanggil saya Hinata."
"Baik Hinata-san." Kata Naruto dengan lemah.
Hinata berdehem. Ia tidak boleh menangis hanya dengan mendengar Naruto menyebutnya seperti itu. Ingatan tentang perkataan Hanabi membuat dirinya merasa lebih kuat untuk menghadapinya.
"Tugas kita disini adalah menangani naskah yang masuk maupun yang akan terbit. Untuk Tenten-san, dilihat dari cv-mu, Tenten-san berpengalaman dibidang karya fiksi. Jadi, bagian Tenten-san mengurusi naskah fiksi."
"Baik, Hinata-san."
Hinata kembali membuka berkas yang diberikan bos kemarin, lalu melanjutkan. "Naruto-san, bagiannya di non-fiksi."
Naruto mengangguk. "Baik Hinata-san."
"Kemudian, Shion-san menangani naskah yang masuk di email ataupun hardcopy dan boleh juga membantu Naruto-san untuk saat ini karena lebih banyak naskah non-fiksi yang ingin diterbitkan. Email yang masuk silahkan diteruskan ke saya ya, Shion-san."
"Baik Hinata-san." Sahut Shion.
Hinata tersenyum. "Baiklah. Silahkan mulai bekerja. Untuk daftar naskah akan saya kirim sekarang. Silahkan dicek di komputer masing-masing."
Setelah semuanya keluar dari ruangan Hinata, Naruto kembali masuk.
"Hinata," panggil Naruto. Pandangannya sendu menatap Hinata.
Hinata terdiam sejenak, lalu tersenyum. "Ya Naruto-san? Apakah pembagian tugasnya belum jelas?"
Naruto menatap Hinata dengan tatapan tak percaya. Ia masih tidak bisa percaya dengan reaksi Hinata. Ia tidak berharap Hinata akan memeluknya dan mengatakan rindu padanya, hanya saja reaksi Hinata ini membuat hatinya hancur.
"Hinata," panggil Naruto lagi.
"Jika tidak ada yang ingin disampaikan, silahkan kembali ke mejamu, Naruto-san."
Naruto menghela napas lemah. "Maaf mengganggumu. Permisi."
***
"Bagaimana pekerjaanmu sebagai 'Ibu Kepala Editor' hari ini?" Tanya Sasuke sambil menyalakan mesin mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
RomanceSasuke Uchiha, pria berumur 33 tahun itu jatuh cinta pada Hyuuga Hinata. Tapi sayangnya, si Uchiha yang terkenal angkuh dan sombong itu justru tidak berani mengungkapkannya sehingga Hinata menjadi milik orang lain. Hal itu membuat Sasuke hancur dan...