Sudah hampir setengah jam ia berkeliling di toko bunga itu. Ia kebingungan memilih bunga yang tepat untuk Hinata.
"Bagaimana dengan yang ini?" Tanya pelayan toko itu.
"Terlalu biasa. Aku ingin sesuatu yang berbeda." Jawab Sasuke. Ia melirik jam tangannya. Ia kehabisan waktu sekarang. Kakinya kembali melangkah menyusuri toko.
"Bunga lavendernya sudah datang!" Kata seorang pria paruh baya sambil membawa seikat bunga lavender yang segar. Bahkan aroma bunga itu menyeruak sampai ke hidung Sasuke.
Sasuke menatap bunga itu. Warnanya senada dengan warna rambut dan mata Hinata. "Aku akan membeli bunga itu."
"Bunga lavender?"
"Ya."
"Maaf, bunga itu sudah ada yang pesan."
Sasuke mendecak kesal, lalu melonggarkan dasinya. "Aku tidak pernah memohon, tapi karena Hinata aku akan melakukannya." Sasuke meletakkan tangannya di bahu pelayan toko itu. "Jadi, aku mohon, sangat memohon padamu untuk membuatkanku buket bunga dari bunga lavender itu. Aku akan bayar berapapun harganya."
Pelayan itu terdiam sejenak. Pipinya merona seperti tomat.
"Cepat buatkan untukku. Aku sudah kehabisan waktu."
Pelayan itu mengangguk cepat, lalu bergegas merangkai bunga lavender itu menjadi buket bunga yang cantik.
"Saya mungkin akan dimarahi pemilik toko, tapi itu tidak masalah. Ini tuan pesanannya." Kata pelayan toko itu.
Sasuke tersenyum pada pelayan toko itu. "Aku suka cara kerjamu. Ambilah kembaliannya untukmu."
Setelah selesai dengan urusan bunga, Sasuke bergegas menuju kantor Hinata. Saat di perjalanan, ia melihat Hinata sedang duduk di halte bus kantor tempat Hinata bekerja. Dengan cepat ia meminggirkan mobilnya dan menyusul Hinata beserta buket bunga lavender ditangannya.
"Ternyata aku belum terlambat untuk menemui." Kata Sasuke sambil duduk disamping Hinata.
Hinata terkejut dan langsung bergeser menjauhi Sasuke. "Sa-"
"Untukmu." Sasuke langsung memberikan buket bunga itu pada Hinata.
Hinata menatap heran Sasuke. "Kenapa kau memberikanku bunga lagi?"
"Bunga ini akan mengingatkanmu padaku karena mulai hari ini aku akan memberikanmu bunga ini."
Hinata terdiam sambil menatap bunga itu. Wangi segar bunga itu masuk hingga ke paru-parunya.
Sasuke tersenyum melihat Hinata yang terpaku pada buket bunga itu. "Lihatlah warna bunga ini. Sangat sesuai denganmu. Wangi dan cantiknya menghanyutkan, seperti aku yang hanyut karenamu."
Hinata beralih menatap mata Sasuke yang sedang menatapnya. Perkataan Sasuke menurutnya terdengar manis di telinganya, tapi ia tidak merasakan apapun, bahkan sekedar rasa kagum pun tidak ada. Apakah hatinya sudah terkunci?
"Ambilah." Kata Sasuke.
Hinata menghela napasnya, lalu mengambil bunga itu. "Terima kasih. Tapi, ini yang terakhir kalinya aku menerima bunga darimu, Sasuke-san."
Hati Sasuke langsung menciut. "Kenapa...?"
"Tidak ada alasan bagiku untuk menerimanya darimu."
"Kau tidak suka aku memberi bunga? Aku bisa memberikanmu selain bunga, katakan padaku kau ingin apa."
Hinata menggeleng. "Aku suka bunga ini. Tapi maaf Sasuke-san, aku tidak bisa menerimanya darimu. Ini hanya merepotkanmu karena aku tidak merasakan apapun saat menerimanya darimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
RomanceSasuke Uchiha, pria berumur 33 tahun itu jatuh cinta pada Hyuuga Hinata. Tapi sayangnya, si Uchiha yang terkenal angkuh dan sombong itu justru tidak berani mengungkapkannya sehingga Hinata menjadi milik orang lain. Hal itu membuat Sasuke hancur dan...