BAB 8

1.4K 231 44
                                    

Hinata menghela napas panjang sambil membuka matanya. Ia meraih hpnya, lalu mengetik nama Sasuke di kontaknya. Sudah hampir dua minggu pria itu pergi. Selama itu pula Sasuke tidak pernah menghubunginya.

Hinata mendecak kesal. Apakah Sasuke bermain tarik ulur padanya? Atau jangan-jangan Sasuke memang tidak kembali? Atau Sasuke sebenarnya bukan pergi untuk perjalanan bisnis, tapi menikah di luar negri? Ia kembali memasukkan hpnya ke saku blazernya dengan perasaan kesal.

"Baiklah! Minggu ini kesempatan terakhirmu, Sasuke-san. Jika sampai akhir minggu nanti tidak ada kabar darimu, aku tidak akan membuka diri untukmu lagi."

***

"Tunggu Sasuke!" Sai menahan Sasuke yang sedang berjalan terburu-buru.

"Kenapa? Aku sedang buru-buru! Aku ingin menemui Hinata." Kata Sasuke kesal.

Sai ikutan menjadi kesal. "Setidaknya istirahatlah dulu! Lihatlah dirimu, wajahmu pucat. Kau kekurangan istirahat."

"Aku akan kembali sehat kalau sudah bertemu Hinata." Sasuke kembali berjalan dengan terburu-buru.

"Kalau begitu aku akan menyetir untukmu."

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri."

"Kau ini keras kepala sekali. Kalau kau kenapa-napa di jalan bagaimana?"

Sasuke mendecih kesal. "Baiklah. Awas saja kau macam-macam pada Hinata."

"Astaga! Tidak akan kuganggu Hinata-mu itu."

Sai menyuruh supir yang menjemputnya untuk menangani barang bawaan mereka dari perjalanan bisnis, lalu menyusul Sasuke yang sudah berada di dalam mobilnya. Setelah itu, mereka bergegas menuju kantor tempat Hinata bekerja. Sai melirik Sasuke yang sedang memijat pelipisnya.

"Kau baik-baik saja?"

"Ya. Jangan khawatirkan aku. Lanjutkan saja perjalanannya."

Sai menggeleng heran. "Kau diapakan Hinata sampai bisa mencintainya seperti ini? Padahal kalian belum lama bertemu."

Sasuke menatap tajam Sai. "Jangan menyalahkan Hinata. Aku mencintainya lebih lama dari yang kau bayangkan."

"Kau benar-benar aneh Sa-"

"Berhenti!"

"Kenapa?"

"Berhenti di dekat halte tadi."

Sai memutar balikkan mobilnya, lalu berhenti tak jauh dari halte bus yang sedikit terlewat tadi. Sasuke bergegas keluar dari mobil dan menghampiri seorang gadis yang duduk menunggu bus datang.

"Hinata!" Panggil Sasuke. Napasnya terengah dan badannya terasa semakin lemah.

Hinata langsung berdiri. "Sasuke-san."

Sasuke tersenyum dan melupakan rasa sakitnya melihat wajah teduh yang sangat ia rindukan. "Aku senang bisa bertemu denganmu lagi."

Hinata tersenyum. "Iya, aku juga."

Senyum Sasuke melebar. Jantungnya berdebar tak karuan melihat senyum manis Hinata yang sangat ia rindukan.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang