BAB 20

2.3K 216 14
                                    

Sasuke menghapus air matanya, lalu tangannya memegang erat pagar balkonnya. Pandangannya menatap ke bawah. Ia tersenyum hambar menyadari bahwa ia akan berakhir seperti yang ia rencanakan dulu sebelum ia kembali ke masa ini.

"Kau sudah melakukan hal yang benar, Sasuke." Gumamnya pada dirinya sendiri. "Tidak ada lagi yang bisa kulakukan."

Kaki kanannya terangkat untuk menginjak pagar balkonnya itu. Ia terdiam sejenak sebelum menggerakkan kaki kirinya untuk ikut menaiki pagar itu.

"Semua terjadi pasti ada alasannya."

Sasuke mengerutkan keningnya, lalu menoleh ke samping. Betapa terkejutnya ia mendapati seorang nenek yang tiba-tiba ada di sampingnya.

"Kau... kau nenek tua itu, kan?!" Tanya Sasuke.

Nenek itu tersenyum. "Aku disini karena suatu alasan. Kau kembali kesini juga ada alasannya."

Kening Sasuke semakin mengkerut. "Apa maksudmu?"

Nenek itu mengalihkan tatapannya ke langit. "Ada suatu alasan kenapa kau bisa kembali ke masa ini."

Sasuke terdiam. Ia masih mencerna perkataan nenek itu. Kepalanya tergerak untuk mengikuti arah pandangan nenek itu.

"Alasan? Apa alasannya aku bisa disini?" Tanya Sasuke sambil kembali menoleh ke arah nenek itu, tapi ia kembali terkejut karena nenek itu sudah menghilang secara tiba-tiba.

Sasuke menoleh kesana kemari mencoba mencari jejak nenek itu. Tak lama kemudian, ia dikejutkan dengan suara bel apartemennya.

Ia terdiam dan ragu. Kakinya tak ingin bergerak, tapi hatinya ingin. Dengan langkah lemah, Sasuke berjalan menuju pintu. Matanya langsung terbelalak melihat siapa yang datang.

"Hinata."

.
.
Satu jam yang lalu...
.
.

"Naruto-kun,"

Naruto menunduk. Ia sangat rindu mendengar Hinata memanggilnya seperti itu, tapi rasanya sudah berbeda. Tidak sama lagi seperti dulu.

"Maaf... Selama ini aku sudah membohongimu dan membohongi diriku sendiri. Jujur, aku juga menderita. Aku juga tidak bisa melupakanmu." Kata Hinata.

Naruto masih menunduk dengan mulut yang terdiam.

"Naruto-kun juga tahu kalau aku sangat mencintaimu, tapi..." Senyum Hinata mengembang. "Tapi, sekarang aku sudah tahu untuk siapa hatiku berdebar."

Naruto menatap mata Hinata. Kesungguhan Hinata terpancar dari matanya.

"Aku menyadari... melepaskanmu memang menyakitkan, tapi melepaskannya lebih menyakitkan bagiku."

"Hinata, kau benar-benar yakin?"

Hinata mengangguk mantap. "Mari kita relakan apa yang terjadi di masa lalu. Biarlah itu menjadi kenangan. Aku ingin bersamanya menjalani sisa hidupku."

Naruto menghela napas. "Baiklah. Aku mengerti."

Hinata meraih tangan Naruto, lalu menggenggamnya. "Terima kasih telah menjadi kenangan indah untukku. Aku tidak akan melupakan kenangan itu."

.
.
Masa sekarang....
.
.

Sasuke terdiam membeku melihat Hinata yang berdiri di depannya sambil tersenyum.

"Aku sudah berjanji padamu kalau aku akan selalu disisimu, Sasuke-kun."

Sasuke mundur selangkah. "Tidak Hinata."

Hinata langsung memeluk Sasuke dan tak membiarkan Sasuke menjauhinya.

"Sekarang hatiku berdebar untukmu."

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang