BAB 15

1.3K 190 25
                                    

"Ayah!" Panggil Hanabi saat Hiashi masuk ke dalam rumah.

"Ada apa?"

"Ayah tolong aku cepat! Aku sudah tidak tahan dengan situasi ini."

Hiashi melihat Sasuke duduk di ruang tamu dengan wajah tertunduk.

"Ada apa Uchiha itu kesini?" Tanya Hiashi heran.

"Dia sudah disini selama tiga jam tanpa bicara."

Hiashi menaruh alat pancingnya, lalu berjalan masuk ke ruang tamu.

"Hyuuga-sama." Sasuke langsung berlutut dihadapan Hiashi.

Hiashi semakin terheran. "Kenapa kau ini?"

Sasuke tak mampu menahan kesedihannya. Air matanya langsung jatuh. Bahkan ia tak mampu berkata-kata karena hatinya sakit teringat kembali saat dimana ia membentak Hinata dan Hinata pergi meninggalkannya. Ketakutannya akan kehilangan Hinata semakin besar.

Hiashi menghela napasnya. Ia duduk sambil menenangkan diri dan membiarkan Sasuke menumpahkan kesedihannya.

Hanabi yang sedari tadi mengintip, sangat terkejut melihat Sasuke menangis terisak. Ia tidak menyangka, dibalik sosok Sasuke yang terlihat kuat dan tangguh, ternyata bisa menangis seperti itu. Ia berlari menuju kamar Hinata.

"Kak! Bukalah pintunya. Kau tidak kasian dengan kakak ipar? Dia menangis." Kata Hanabi sambil mencoba membuka pintunya.

Tidak ada jawaban dari Hinata. Yang ia dengar hanya isakan dari dalam kamar.

"Aku bisa gila kalau seperti ini! Ayo berpikirlah Hanabi!" Hanabi berpikir keras sambil menggigit jarinya untuk mencari cara agar bisa membuka pintu Hinata.

Tak lama kemudian, ia menjentikkan jarinya. "Kenapa aku tidak memanjat ke jendelanya saja?!"

Dengan langkah terburu-buru, ia berjalan menuju area belakang rumahnya.

"Astaga! Kenapa aku harus bersusah payah begini. Padahal ini bukan urusanku." Keluh Hanabi sambil memindahkan tangga dari kebun belakang ke jendela kamar Hinata.

"Tidak. Ini urusanku juga. Kalau kakak ipar tidak jadi kakak iparku, aku tidak bisa bekerja di UC Corp. Aku harus semangat!" Oceh Hanabi pada dirinya sendiri.

Hanabi tersenyum senang saat berhasil memindahkan tangga.

"Kakak! Aduh kakiku!" Keluh Hanabi sambil mencoba untuk masuk ke jendela kamar Hinata.

"Hanabi." Gumam Hinata dengan wajah yang sembab karena menangis.

"Akhirnya! Kau benar-benar merepotkan kak!" Kata Hanabi saat berhasil masuk.

"Pergi!" Kata Hinata.

Hanabi menghela napas. "Kak, kau benar-benar tidak kasian dengan kakak ipar? Dia bahkan menangis karenamu. Sebenarnya dia salah apa? Selingkuh?"

Hinata terdiam.

"Dia selingkuh?"

"Bukan itu."

"Lalu?"

Hinata menatap foto polaroid yang ia genggam. Hanabi terbelalak melihat foto yang sudah ronyok itu.

"Kak! Jangan bilang karena..."

Kaki Hanabi lemah dan akhirnya ia terduduk.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku." Hinata kembali menangis terisak, lalu melempar foto itu.

Hanabi menghampiri Hinata, lalu memegang kedua bahu kakaknya itu dengan erat. "Kakak! Dengar, mau dia kembali atau tidak, sekarang kau sudah punya kakak ipar, Uchiha Sasuke. Dia bahkan seribu kali lebih baik daripada si kuning itu. Si kuning itu hanya bagian dari masa lalu. Aku yakin jika kakak selalu bersama kakak ipar, semuanya akan berubah dan lebih baik."

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang