SNEAKY STRATEGY
"Tidak ada manusia yang bodoh. Mereka memiliki otak juga penalaran untuk berpikir. Yang menjadi perbedaan di kelas ialah siswa yang rajin belajar dengan siswa yang malas belajar."
✿✿✿
Netra mengawasi gerak-gerik seseorang di depan sana. Sesosok cowok duduk seorang diri di bangku kantin. Matanya memicing kala waktu berlalu. Seperti ingin memastikan sesuatu dari apa yang ia lihat.
Keknya nggak mungkin....
Jemarinya mengusap lambat permukaan dagu. Ia tengah berpikir. Pikiran buruk telah menghantui isi kepalanya. Ia pun menggeleng kepala cepat untuk menyangkal pikiran buruk itu.
Kala Risa kembali menatapnya, netra membulat sempurna menjerat sorotan tajam dari cowok itu. Iya, cowok itu menatapnya tajam seperti ingin membunuhnya. Lantas tatapan itu membuat Risa mati kutu. Ia begitu ketakutan.
Risa refleks menatap sembarang arah untuk menghindari pertemuan mata lebih lama. Ia tak sanggup menatap wajah Adrian saat ini. Tampaknya suasana hati Adrian sedang tak menyenangkan.
Risa menatap semangkuk mie ayam di hadapannya. Ia tak memiliki nafsu lagi untuk melumat makanan yang tersisa. Tangannya getir menggenggam sendok dan garpu.
Helen dan Mika menyadari perubahan sikap Risa dari sebelumnya. Sebelum itu ia terlihat biasa saja dan masih bisa diajak berbincang. Namun kini ia memilih diam seperti orang bisu.
"Lo kenapa, Sa?" tanya Helen bingung.
Risa menatap mata Helen, sedetik kemudian ia beralih melirik Adrian yang masih memandanginya. "Ng...nggak," jawabnya gugup.
Mika memicingkan matanya kala memandang Risa. Ia tahu ada yang disembunyikan Risa. "Keknya ada yang nggak beres."
Mika memutar tubuhnya ke belakang. Netra menemukan sesosok cowok tengah menatap tajam. Tatapan itu sangatlah menakutkan hingga membuatnya bergidik ngeri. Ia mengikuti kemana pandangan cowok itu hingga ia mengetahui titik perhatiannya tertuju pada Risa.
Mika menarik kursinya agar lebih dekat dengan Risa. "Sa, jawab pertanyaan gue dengan jujur," ucapnya menunjukkan ekspresi serius. "Lo ada masalah apa lagi sama Adrian?"
Risa termangu seperti orang yang kehilangan akal. Bila harus jujur ia pun tak tahu harus menjawab apa kepada Mika. Sejenak ia kembali melirik cowok itu, namun tak sampai dua detik ia langsung menunduk. Ternyata tatapan tajam itu masih tertuju padanya.
"Nggak ada," kilah Risa mengalihkan netra, sengaja menghindari kontak mata dengannya.
"Bohong!" cetus Mika. "Pasti ada sebab kenapa Adrian natap lo kek gitu."
Risa mati kutu. Ia tak dapat lagi mengelak atau memikirkan alasan lain. Belum lagi tatapan serius Helen dan Mika semakin menyudutkannya. Tanpa ia kira sejumlah cairan bening telah memenuhi paras wajahnya.
"Se... sebenarnya...." Risa menahan lidahnya tatkala Adrian beranjak dari kursinya. Cowok itu berjalan cepat menujunya dengan raut wajah murka.
Satu tangan mencengkram pergelangan tangannya begitu kuat sehingga membuat Risa terperanjat. Lalu tangan itu menarik seluruh tubuhnya menjauhi keramaian. Bila kalian bertanya apa yang dilakukan Risa saat itu, ia tak meronta sama sekali. Membiarkan tubuhnya terhanyut mengikuti kemana ia akan membawanya.
Beberapa orang yang mengabadikan momen itu dengan mata telanjang sama menunjukkan ekspresi terkejut. Adrian yang dikenal tak pernah menyentuh orang asing terutama cewek kini terpatahkan oleh Risa. Helen dan Mika pun hanya terduduk pasrah melihat temannya dibawa. Akibat terlalu terkejut membuat mereka tak bisa berpikir jernih untuk bertindak sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Dating a Cold Boy
Fiksi RemajaDingin. Satu kata itu mewakili kepribadiannya. Si cowok pemurung dan anti-sosial, Adrian Ivander Adibrata. Seantero sekolah menjulukinya dengan 'Kulkas Berjalan'. Trauma masa lalu menjadi penyebab utama kepribadiannya berubah. Menginjak masa remaja...