CHANGE IN FEELINGS
"Hebatnya perasaan bisa mengubah sikap seseorang yang semula dingin mejadi hangat, begitu pun sebaliknya."
✿✿✿
Dering jam digital memecah keheningan di dalam ruang. Dering itu membangunkan seseorang dari tidur lelapnya. Tangannya meraih benda itu dan menekan salah satu tombol hingga jam itu berhenti bersuara. Setelah itu ia menggunakan kedua tangannya untuk mengusap mata. Tak lupa pula ia melakukan peregangan otot sebelum beranjak dari kasur. Ia perlu bersiap-siap menuju sekolah.
Ketika ia melintasi ruang di sebelah kamarnya, ia tidak mendengar sedikit pun suara dari ruang itu. Sunyi, seperti tidak ada penghuninya. Lantas ia menghampiri pintu lalu menempatkan telinganya pada permukaan itu. Memastikan ada atau tidaknya seseorang di dalam kamar.
Adrian menekan knop pintu ke bawah lalu mendorongnya hingga pintu itu terbuka. Benar saja seperti dugaannya, tidak ada orang di dalam kamar. Bahkan semua barang sudah tertata rapi sesuai dengan tempatnya. Adrian pun bergegas menghampiri salah satu pegawainya yang bertugas di lantai bawah. Ia berlari tergesa menghampiri seorang wanita sedang menyapu teras rumah.
"Dimana dia?"
"Maaf, Tuan Muda, maksud Tuan siapa, ya? Apakah yang dimaksud Tuan adalah Non Risa?"
Adrian membalas dengan anggukan kepala. Meski begitu raut wajahnya menggambarkan betapa penasarannya ia dengan keberadaan Risa saat ini.
"Non Risa sudah pulang dari tadi, Tuan. Memangnya Non Risa tidak berpamitan dengan Tuan sebelum pulang?
Adrian menggeleng kepala. "Dijemput orangtuanya?"
"Bukan, Tuan Muda. Non Risa pulang memesan ojek online. Padahal Bibi tadi udah minta tolong Nak Broto untuk mengantarnya, tapi Non Risa yang nggak mau."
Adrian berjalan santai melewati Zulaikha yang ada di depannya. Wanita itu tak lekas memperhatikan dengan raut wajah bingung. Langkahnya pun terhenti setelah ia berada di depan meja makan. Ia melihat segelas susu murni dan roti selai sudah tersaji di atas meja. Wati menjalankan tugasnya dengan baik untuk menyiapkan sarapan tuannya.
Adrian berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan mobil BMW hitam yang dikemudikan Broto. Saat mobil berhenti di depan pagar sekolah, Adrian tak segera keluar dari mobilnya. Ia tengah sibuk melihat sesuatu dari balik jendela mobil. Ia memandang sejumlah insan di bawah gapura cukup lama. Ia tengah mencari wajah seseorang yang seringkali menunggu di sana, menanti kehadirannya.
Broto menangkap gelagat aneh majikannya dari spion tengah. Ia terlihat kebingungan karena Adrian tak kunjung keluar dari mobil. "Ada apa, Tuan Muda? Apakah ada barang Tuan yang tertinggal di rumah?"
Pertanyaan Broto berhasil mengembalikan kesadaran Adrian. Saat itu juga Adrian keluar dari mobil dan bergegas masuk ke dalam lingkungan sekolah. Adrian berjalan melewati koridor yang akan membawanya menuju kelas.
Saat melalui kelas IPA-2, sorotan mata tak lekas memperhatikan sesuatu di balik jendela. Menilik semua insan yang tengah menjalankan aktivitasnya. Kegiatan mereka terekam di dalam retinanya. Sudah belasan orang yang ia lihat, namun ia belum menemukan seseorang yang ia cari.
Adrian pun hendak melanjutkan langkah ke kelasnya. Namun ketika membalik badan Adrian refleks membulatkan mata usai mendapati seorang siswi berdiri di hadapannya. Siswi itu pun tampak terkejut dengan kehadiran Adrian di kelasnya.
"Adrian, lo ngapain?" tanya Risa membuat Adrian gelagapan.
Adrian lantas membuang muka darinya. Ia berjalan melintasi Risa tanpa berkata sedikit pun. Risa melirik Adrian melangkah cepat menuju kelasnya. Ia terus memperhatikan cowok itu sampai menghilang dari jarak pandangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Dating a Cold Boy
Teen FictionDingin. Satu kata itu mewakili kepribadiannya. Si cowok pemurung dan anti-sosial, Adrian Ivander Adibrata. Seantero sekolah menjulukinya dengan 'Kulkas Berjalan'. Trauma masa lalu menjadi penyebab utama kepribadiannya berubah. Menginjak masa remaja...