Nostalgia

125 17 11
                                    

Izuku Berjalan menyusul ochako. Entah kenapa gadis itu selalu meninggalkan nya di belakang.

Ochako kini sudah sampai di ruang keluarga. Ruang keluarga ini adalah ruangan yang paling ochako sukai di rumah keluarga midoriya  karena suasana di ruangan tersebut membuat ochako tenang.

Ochako duduk di sebuah sofa menaikkan dan menyilang kan kakinya. Kebiasaan ochako ini sudah di bawa sejak kecil, jika dia merasa nyaman duduk di suatu tempat apa lagi sofa dan kursi maka dia akan duduk dengan membawa kakinya keatas tempat ia duduk terkadang dia memeluk kakinya dan menenggelamkan kepalanya.

"Mochi..." Shoto melihat ke arah gadis yang kini sudah nangkring dengan nyaman di samping nya.

"Hmmm?"

"Dimana midoriya? Bukannya kau ingin menunggu nya?" Shoto bingung, kenapa ochako datang sendiri kesana bukankah tadi ochako bilang dia akan menunggu izuku selesai dengan lamunannya dan membawa dia ke ruangan ini? Tapi dimana laki laki bermata hijau itu?

"Sebentar lagi," setelah ochako mengatakan itu izuku menampakkan wajahnya.

Dia duduk di samping katsuki yang sudah tertidur. Terkadang dia bingung dengan sahabatnya itu, dia selalu saja tidur dimana pun dan kapanpun ia bisa.

Senyap. Tidak ada yang memulai pembicaraan semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Shoto sibuk mengelus rambut coklat ochako yang sedang memainkan smartphone nya, izuku sibuk melihat kelakuan shoto dengan rasa marah dan kesal di hati nya sementara Melissa tidak tau harus apa, dia tidak pernah berkumpul dengan gang nya izuku.

Namun satu pertanyaan terlintas di kepala Melissa, "izuku... Apa aku boleh tau bagaimana kalian berempat bisa bertemu?" Izuku yang sedari tadi melamun memikirkan bagaimana cara agar shoto berhenti terlalu dekat dengan ochako itupun akhirnya tersadar dari lamunannya.

"Melissa kenapa kau selalu bertanya pada deku? Tanya aku juga kenapa?" Ochako sedikit kesal dengan perlakuan Melissa yang hanya memperhatikan izuku, apa dia tidak sadar masih ada tiga orang lain di ruangan itu.

Izuku yang mendengar itu merasa sedikit senang, saat ini ia ingin sekali menjahili ochako, "eh? Uraraka... Ada apa dengan mu? Apa kau tidak suka Melissa memberi perhatiannya padaku? Jangan bilang kau cemburu!"  Blush permanen yang ada di pipi ochako kini sudah semakin merona dia memalingkan wajahnya dari Izuku tidak ingin laki laki itu melihat pipinya yang kini sudah memerah.

Melihat tingkah malu malu ochako membuat izuku merasa semakin ingin merayunya, kadang gadis itu bisa menjadi gadis yang sangat pemalu bagaimana pun juga ochako adalah gadis yang super lembut dan sensitif.

"Uraraka kau imut!" Ucap izuku, ochako yang pipinya sudah memerah menjadi semakin merah, "ber... Berhentilah, deku! Jangan mengatakan apa apa lagi..." Ochako menggembung kan pipi bulat nya.

Shoto yang melihat itu hanya bisa mengelus kepala kepala ochako sambil mencubit pelan pipinya.

"Woi pirang! Kau ingin tau bagaimana kami berempat bertemu atau bagaimana si kutu buku dan muka bulat bertemu?" Jelas katsuki yang ternyata sudah bangun setelah mendengar pertanyaan dari Melissa tadi. Si rambut jabrik itu tau benar Melissa tidak ingin mengetahui bagaimana mereka berempat bertemu namun dia ingin tau hubungan dan kedekatan apa yang di miliki oleh izuku dan ochako.

Mendengar kata kata yang terucap dari bibir katsuki itu membuat Melissa terdiam memikirkan apa yang harus ia katakan, "jawab pirang! Aku tidak ingin membuang buang waktu ku, lagi pula ini sudah malam kami masih ada tugas kuliah!" Izuku, ochako dan shoto menganga mendengar pengakuan dari katsuki.

"Aku ingin tau bagaimana izuku dan ochako bertemu." Aku Melissa.

"Baik jika itu mau mu setelah aku menceritakan ini kau segera lah pulang aku yakin ayah mu sangat khawatir," entah apa yang terjadi pada laki laki penuh ego ini hingga dia bisa peduli pada orang lain.

Can This Be Just You And Me ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang