The show

32 9 25
                                    

Pementasan drama kelas B sedang berlangsung.

Izuku entah mengapa perasaannya jadi sedikit tidak enak. Dia bingung, apa yang terjadi padanya Sekarang?

Shoto menggoyangkan sedikit tubuh Izuku, merasa Izuku sedari tadi terlihat gelisah, "Midoriya, ada apa dengan mu? Apa kau baik baik saja? Kenapa kau seperti ini? Apa ada yang bisa aku bantu?"

Izuku tersenyum simpul. Dia menjawab pertanyaan dari Shoto itu. "Aku tidak apa apa Todoroki, hanya... Biasa, aku kepikiran akan sesuatu."

Mendengar jawaban dari Izuku itu membuat Shoto sedikit lega. Agaknya tidak ada hal yang mengganggu sahabatnya itu. Untuk saat ini.

Shoto memutuskan meninggalkan Izuku di sana, biarlah pria itu berpikir sendiri dengan apa yang terjadi padanya.

Pergi dari ruang tunggu tadi Shoto memutuskan pergi ke kamar gadis gadis yang mengikuti kontes. Sungguh dia ingin tahu tentang keadaan Mochi kecilnya.

Sampai di sana Shoto bukannya melihat ataupun mendengar para gadis yang sedang bicara dia malah di pertemukan dengan seorang Minoru Mineta. Pria kecil tersebut sedang mengendap endap ingin masuk kedalam ruangan itu.

Dengan cepat Shoto memegang bahu Minoru, menahan segala apa yang sudah di rencanakan oleh sahabat pendek nya ini.

"Kenapa ke sini Mineta? Ingin melakukan hal aneh, lagi?"

Minoru mengalihkan pandangan ke Shoto, menatap Shoto dengan tatapan mengolok. "Yang harus di pertanyakan sekarang adalah, mengapa kau di sini Todoroki? Apa kau ingin melihat Uraraka tidak mema--" sebelum sempat Minoru berkata yang tidak tidak, Shoto langsung menjewer telinga nya dan menarik pria kecil itu menjauh dari ruangan tersebut.

"Kau alasan aku kemari Minoru Mineta."

-

Jika saja Izuku bisa berteriak sekarang. Jujur dia akan berteriak.

"...Jadi bagaimana nak Midoriya? Kau menerima nya 'kan?"

"Maaf Yagi-sensei, aku tidak bisa menjawab sekarang. Aku masih menunggu kepastian di sini."

Helaan nafas, sedikit kecewa terdengar dari seberang telepon. Izuku tidak akan bisa membayangkan bagaimana kecewa nya wajah Yagi-sensei sekarang.

"Aku mengerti nak Midoriya. Tapi aku harap kau bisa memikirkan penawaran ku. Ini demi diri mu juga."

Sedikit lega karena Sensei nya ini adalah orang yang bisa berpikir rasional. Senyuman kecil terkembang di wajah Izuku.

"Terimakasih Yagi-sensei. Pasti aku akan pikirkan, tapi sekarang... Aku memang belum bisa menjawabnya."

"Baiklah. Nanti aku menelpon mu lagi. Aku tengah sibuk Sekarang. Kau tahu banyak mahasiswa bermasalah di sini."

Keluh Yagi-sensei, membuat Izuku sedikit tertawa.

"Selamat malam Sensei."

Panggilan telepon di matikan. Izuku duduk memikirkan langkah apa yang akan dia ambil selanjutnya.

Menatap atap dengan tatapan kosong Izuku menghela nafas pasrah, "aku hanya tinggal menunggu jawaban mu saja Uraraka. Semuanya akan tergantung dari jawaban mu itu..." Monolog nya.

Sebuah pukulan pelan Izuku rasakan di pucuk kepalanya. "Woi, tidak perlu terlalu berpikir begitu. Kau jadi semakin buruk kau tau?"

Katsuki sudah duduk di samping Izuku Sekarang. Menatap Izuku dengan wajah jengkel.

"Ha? Apa maksudmu ka-chan?"

Keringat dingin menyusuri setiap pori tubuh Izuku sekarang. Apa katsuki mendengar percakapannya dengan Yagi-sensei tadi? Harusnya tidak ada yang mendengar kan pembicaraan nya. Ini tidak boleh terjadi. Sungguh Izuku berharap katsuki tidak mendengar apa apa. Tidak sepatah kata pun.

Can This Be Just You And Me ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang