Chapter 3

68.9K 4.7K 56
                                    

Happy Reading 📖

Rahul, Darrel, Abim, Calvin dan River sedang ada di kantin, mereka tidak masuk jam kelas karena alasan Rahul katanya kelas nya bau eek kucing.

Selain Rahul, mereka tidak mencium bau apa apa di kelas, memang dasar nya hidung Rahul yang dekat dengan mulut nya, dan menimbulkan bau busuk.

"Beneran, bau nya deket baju Abim" Abim yang merasa nama nya dipanggil segera menoleh ke arah Rahul.

"Baju lu ga lu cuci ya?" Abim mencium baju nya namun tidak ada bau apa apa di baju nya, lantas Abim menggeleng.

"Ga bau apa apa"

"Kan emang di kata yang bau itu mulut lu"

"Cipokan mulu si" Lanjutnya dengan kesal.

"Iri bilang babi"

Calvin dan River hanya menatap 3 sejoli yang mempermasalahkan bau busuk, mereka hanya memperhatikan tanpa mau ikut campur.

"Jangan jangan yang diem ini ni" Calvin menatap Rahul tajam lalu melempar gelas yang berisi air minum ke meja.

"Santai apa, lu abis di putusin ya?" River menoleh menatap Calvin. Calvin hanya diam tidak mau menjawab pertanyaan Rahul.

"Kan benar, di putusin apa mutusin" Calvin ingin sekali membogem wajah Rahul saat ini, wajah nya sangat tengil dengan gaya jamet.

"Punya masalah apa gua temenan ama lu" Kata Calvin lalu pergi dari kantin.

"BAPERAN LU"

Rahul menatap River lalu menggebrak meja.

Brakk

"Lu jadian ya ama Jane?" Tanya Rahul dengan menggebu gebu sambil menunjuk wajah River.

"Eh iyaa yaa, lagi rame anjir"

"Kasian Abim, baru mau bertindak udah ketikung" River beralih menatap Darrel.

"Ohh, Abim suka sama Jane" Abim menoyor kepala Darrel lalu menatap River sambil menggelengkan kepalanya dengan kuat.

"Jawab oon" River menatap Rahul lalu mengangguk kan kepalanya. Rahul tersenyum simpul lalu berdiri dan menghampiri pedagang pedagang yang ada di kantin.

"Bu nanti, buat kelas 12-Mipa2 tolong di gratisin ya bu, soal nya mau di bayar sama River" Bisik Rahul.

"Baik nak Rahul, kenapa tiba tiba nak River mau traktir?"

"River punya pacar bu!" Ibu kantin itu terkejut lalu tersenyum dan mengangguk mantap.

***

Janetta dan Amara sedang melangkah menuju kantin, dan kantin saat ini sangat ramai di penuhi oleh manusia manusia.

"Kita ga usah ke kantin aja gimana?" Tanya Janetta, karena pasti akan terasa pengap dan bau keringat.

"Tapi gua laper Jane, kita kan abis praktek ipa" Amara mengerucutkan bibir nya, Amara benar benar sangat lapar saat ini.

"Lagian ga ada tempat kosong, Amara" Tunjuk Janetta pada kursi kursi kantin yang sudah di penuhi manusia.

"Amara!" Panggil seseorang dari dalam kantin. Amara melambaikan tangannya lalu menarik Janetta untuk menghampiri nya.

Darrel memang berteman lama dengan Amara, ya sebatas teman dulu rumah mereka satu komplek dan hanya terpaut beberap rumah saja.

"Sini aja, bareng kita"

Janetta menatap Darrel, Rahul, Abim dan Calvin. "Wahh ada Jane"

Janetta tersenyum.

"River nya lagi ke kamar mandi" Janetta tersenyum samar lalu duduk di samping Amara.

"Pesen aja Mar, River yang bayar" Kata Rahul. Rahul ini sudah mengambil satu porsi bakso, mie ayam, nasi goreng dan 3 es teh manis.

Janetta meringis melihat cara makan kaka senior nya ini seperti tidak pernah makan ribuan tahun.

"Sayang kamu disini" River datang dan langsung duduk di samping Janetta. River menatap Janetta lalu menaikan satu alis nya menunggu balasan.

"Iya aku disini"

"Udah makan?" Janetta menggeleng. River bangun lalu menerobos segerombolan orang dan langsung memesan makanan.

"Satu nasi goreng ga pedes, sekarang!"

15 menit kemudian makanan yang di pesan River sudah siap dan River segera membawa nya ke meja.

"The power off River" Kata Rahul yang melihat River sudah kembali dengan membawa makanan dan air mineral.

-Possessive Boyfriend-

Kalau ada typo komen yaa

NajjaAuliaaaa

RIVER : Possessive Boyfriend ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang