ihh maaf banget lupa update:(Happy Reading 📖
Amara memegangi perutnya yang sakit karena haru pertama menstruasi, Amara menatap Janetta lalu membenamkan wajahnya di antara kedua tangan nya.
"Kenapa Mar?"
"Sakit perut, lagi dapet" Janetta teringat sekarang sudah lewat tanggal dari hari menstruasi nya.
Janetta meminjamkan ponsel Amara untuk melihat tanggalan. Dan benar sudah lewat 5 hari.
Janetta jadi teringat kejadian saat River menginap di rumah nya dan bercak merah di leher nya. Janetta menggigit ujung jari nya lalu mencoba mencari informasi tentang telat nya menstruasi.
Kalau di ingat ingat, kemarin ia mual dan semalam memakan makanan manis dan gurih. Karena tiba tiba lapar tengah malam.
Mual karena sebelumnya kehujanan dan makan tengah malam karena lapar bukankah wajar?
"Kenapa Jane?" Janetta menggeleng pelan lalu menghapus historis pencarian kemudian memberikan ponselnya kembali.
***
Hoeeekk
Hoeekkk
Janetta menatap wajahnya dari kaca yang terlihat sangat pucat lalu membasuh mulutnya dan keluar dari kamar mandi.
Amara menunggu Janetta di kamar mandi dengan khawatir bahkan tangan nya basah karena terlalu gugup.
Amara menatap Janetta lalu meminta penjelasan. "Ada apa Jane?" Janetta menggeleng pelan lalu bersender di dinding.
"Lu ga ada makan makanan alergi kan?"Janetta menggeleng.
"Mau kerumah sakit?" Janetta kembali menggeleng lalu mengajak Amara untuk pergi ke kantin.
Janetta takut apa yang dipikirkannya akan terjadi jika ia ke dokter biarkan Janetta mengetahui nya sendiri walau ada rasa kecewa.
River sedang menunggu Janetta di kantin dan sudah memesankan makanan dan minuman.
Rahul melirik River lalu melemparnya tisu. "Adek lu ga masuk?"
"Gua ga punya Adek" Jawab River datar sambil terus menatap pintu masuk kantin.
"Yailah, cuma ke kamar mandi kaga kemana mana takut amat ilang" Kata Abim yang melihat kekhawatiran River.
River melirik Abim tajam lalu tidak lama Janetta dan Amara datang. Abim melambaikan tangan karena melihat Amara yang kebingungan.
"Makanan sudah siap nona"
"Makasi pelayan" Kata Amara lalu duduk dan kemudian memakan makanan nya.
River menatap Janetta lalu menyingkirkan rambutnya yang menutupi wajah. Janetta menundukkan kepalanya tidak berani menatap River.
"Kenapa hmm?"
"Masih sakit?" River menatap Janetta cemas karena tidak menjawab pertanyaan. Janetta menggeleng pelan.
"Jane, lu harus makan!" Ucap Amara lalu mendorong piring berisi nasi goreng ke hadapan Janetta.
"Aku–" River mendekatkan telinganya karena Suara Janetta yang begitu kecil.
"Aku telat haid" Bisik pelan, bahkan sangat pelan. Mungkin saja yang bisa mendengar suara Janetta hanya River.
River tersenyum tipis lalu memeluk Janetta. Ternyata mual kemarin bukan karena maag.
" it's okay " River mengelus rambut Janetta lalu mengecup kening nya. Janetta membalas pelukan River tak kalah erat takut jika setelah ini River pergi meninggalkan nya.
"Mereka kenapa gais?" Tanya Rahul.
Derrel mengangkat kedua bahu nya lalu menatap Calvin yang sedang memilih bawang putih untuk Amara karena Amara tidak suka bawang putih.
Derrel memutar bola matanya lalu menyenggol lengan Abim yang sedang sibuk menuangkan sambel.
Abim menatap Derrel lalu menaikan satu alis nya. Derrel menujuk Calvin dengan dagu nya.
Abim menatap mereka datar lalu menumpahkan kembali bawang putih yang sudah di pisahkan ke dalam mangkok Amara lalu menukarkan dengan milik nya.
"Punya gua ga pake bawang"
-Possessive Boyfriend-
Abim cu banget
NajjaAuliaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVER : Possessive Boyfriend ✓
Ficção AdolescenteFollow terlebih dahulu ❤️ River meminjamkan jaket kepada Janetta saat hujan turun, itu salah satu bentuk yang tidak pernah di lakukannya pada siapapun. Dari kejadian itu River semakin ingin memiliki Janetta dan sekarang Janetta adalah candu nya. ...