Chapter 13

47.2K 3.1K 84
                                    

Happy Reading 📖

"Engga, kita kan temenan" Janetta membalas tatapan Johan tak kalah datar lalu menepis tangan Johan yang menghalanginya.

"Iya kan, temen hidup" Johan mengikuti Janetta yang masuk kedalam kelas lalu duduk di sampingnya.

"Pede" Gumam Janetta.

"Gimana?" Johan menumpangkan dagu nya di kedua telapak tangan sambil menatap Janetta dari samping.

"Gimana apa?"

"Hubungan kita"

Janetta menoleh ke arah Johan lalu menggeleng. "Ga ada hubungan apa apa, kita ya temen"

"Lu itu cocok nya sama gua Tta" Johan mengerucutkan bibirnya sambil memainkan jari jari nya.

"Lu itu kenapa si?" Johan membenarkan kaca matanya lalu menatap Janetta.

"Gua, baik baik aja" Kaca matanya berpindah ke Janetta. Johan memasangkan kacamata milik nya ke Janetta.

"Gua pake kaca mata kalau mau belajar"

"Mata lu kenapa?" Janetta melepaskan kacamata yang membuatnya pusing. Ia yakin ini sudah minus besar.

"Gara gara belajar" Janetta memberikan kacamata nya kembali pada Johan, tapi Johan justru mendekat kan wajah nya seolah olah minta dipasangkan.

Johan mengelus rambut Janetta sambil tersenyum senang. Menurutnya bisa dekat dengan Janetta adalah anugrah terindah.

"Lu lebih baik sama gua"

"Karena, j sama j bukan j sama r"

***

River keluar dari mobil dan membawa tas yang berisi busur panah dan anak panah. Kegiatannya ini di lakukan ketika hari libur seperti saat ini.

"Ka River" Seorang perempuan mengangetkan River lalu perempuan itu mengambil alih anak panah.

"Kok baru kesini lagi si?"

"Sibuk"

"Kangen tau, di ajarin sama Ka River lagi" River merebut kembali anak panah nya lalu melangkah cepat masuk kedalam.

"Eh eh tunggu"

River sudah mengambil anak panah dan busur nya lalu melangkah ke lapangan. Sedari tadi perempuan itu mengikuti dan membantu River. Sampai River berdecak kesal.

"Lu latihan aja sendiri!"

"Jangan galak galak atuh Ka River, Marsya kan mau pdkt" Celetuk Raul. Temen River di olahraga panahan.

Marsya menonjok pelan perut Raul lalu menatap River gemas kemudian memeluk lengan nya.

"Aku disini aja Ka, temenin Kaka" River melepaskan pelukan Marsya lalu mendorong nya pelan.

"Angkut Ul!"

***

Johan mengikuti Janetta keluar kelas. Janetta sudah sangat kesal selama les hari ini, karena Johan yang selalu mengikuti nya kemanapun.

"Mau di anter tuan putri"

"Engga makasii"

"Jutek amat eyy" Johan mengambil sesuatu dari balik tas nya lalu memberikannya kepada Janetta.

Janetta menatap permen berbentuk kelinci di tangan Johan, tidak berniat mengambil nya.

"Ayolahh, lu udah nolak gua, permen nya jangan ditolak juga kali" Janetta segera meraih permen nya dan masukan ke dalam saku celana nya.

"Pulang bareng yuu"

"Gua udah di jemput" Johan mengubah mimik wajahnya ketika tau yang jemput Janetta adalah River.

"Cowok lo itu?"

"Iyaa" Johan menatap Janetta kesal lalu melangkah cepat ke arah parkiran motor, Johan akan meninggalkan Janetta sendiri disini.

Sebelum pergi Johan mengatakan "Netta, River pasti ga akan dateng percaya sama gua!"

Janetta menatap Johan yang sudah pergi dengan motor vespa matic nya. Janetta tau Johan hanya sakit hati mendengar nama River.

-Possessive Boyfriend-

Monggo atuh di vote dulu yuuk

NajjaAuliaaaa

RIVER : Possessive Boyfriend ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang