Chapter 1

86.4K 5.6K 130
                                    

Happy Reading 📖

"Gimana Jane?" Amara menghampiri Janetta lalu duduk di sampingnya. Janetta menghela nafas lalu menyenderkan kepalanya di bahu Amara.

"Amara bisa ga lu bunuh gua"

Spontan Amara mendorong kepala Janetta yang ada di bahu nya. "Ngadi ngadi lu setan"

"Gua bisa mati"

"Nafas Janee" Amara mengguncang kencang tubuh Janetta yang terasa sangat lemas dan letoy .

"Mau ya Mar, gantiin gua"

"Gantiin apa?" Amara menatap Janetta bingung. Janetta terkekeh lalu menggeleng pelan.

"Yehh"

"Hmmm, Jane lu beneran jadian sama Ka River?" Janetta menoleh ke arah Amara lalu mengangguk samar. Amara meletakkan jari telunjuk nya di dagu seolah olah sedang berfikir.

"Terakhir lu ngasih jaket nya ke Ka River, sebelum itu Ka River nolongin lu karena lu ga bawa payung"

"Jangan jangan"

"Cinta pandangan pertama" Amara menatap Janetta lalu terkekeh geli.

***

Malam hari nya di jam 2 pagi, Janetta baru melangkah ke ranjangnya sebelum itu Janetta pergi untuk belajar.

Belajar nya jadi malam karena tadi Janetta kebablasan marathon drakor. Janetta melihat ponsel nya yang sedang di charger selama itu ia tidak membuka ponselnya.

"Besok aja"

Janetta mulai memejamkan matanya menyusul mimpi yang indah. Namun tidak dengan River yang sudah memanjat ke atas kamar Janetta.

River mengetuk ngetuk jendela kamar Janetta cukup keras sampai Janetta kembali bangun dan melihat ke arah jendela.

Janetta masih mencoba memahami situasi sampai River memanggil namanya.

"Netta"

"Sayang"

Janetta meringis mendengar panggilan dari River yang anehnya Janetta tidak sudah di panggil dengan panggilan itu.

Janetta mulai membuka pintu jendela dan melihat River dengan keadaan yang super berantakan.

"Mana ponsel kamu?" River mulai mencari ponsel Janetta setelah melihat nya sedang di charger. River mencabut nya dan menyalakan ponselnya.

"Kenapa kamu ga bales pesan aku, panggilan suara aku?" River menatap Janetta tajam.

"Lagi di charger"

River mulai membaca dan menghapus kontak kontak yang menurut nya mengganggu dan mendumel tidak jelas ketika menemukan pesan yang mengajak Janetta berkencan.

"Ka, ini berlebihan" Janetta mencoba meraih ponselnya namun River membawa nya ke tubuh belakang.

"Berlebihan? kata kamu ini berlebihan, gimana sama aku yang berjam jam nunggu balesan dari kamu, disini kamu yang harus nya mikir!" Suara River mulai meninggi dan menatap Janetta tajam.

"Keluarga aku bisa bangun semua kalau kamu teriak" Bisik Janetta.

"Aku ga peduli"

"Ka, udah dong jangan di hapus itu satu satu nya komunikasi aku sama temen lama" Janetta masih mencoba meraih ponselnya sampai River membuang nya keluar jendela dan tepat mengenai mobil ayah nya.

Janetta panik lalu menatap River yang sedang menatap nya datar. "Ka" Janetta mengusap wajah nya lalu mendengar ayah nya yang mulai menuruni anak tangga karena mendengar suara alarm mobil yang cukup besar.

Janetta membawa River masuk kedalam kamar mandi untuk menyembunyikan nya dari ayah nya.

Jantung nya sudah berdisko ria di sana karena dagup jantung nya terasa ingin keluar.

"Jangan kemana mana, sebelum aku yang suruh kamu keluar"

River menarik pinggang Janetta lalu menempelkan bibirnya pada bibir Janetta. Menekan kuat tengku belakang Janetta untuk memperdalam ciuman nya.

River mulai menghisap dan melumat bibir Janetta, tangan nya mulai mengelus rambut Janetta yang terurai.

Janetta bergerak gusar dan mencoba melepaskan ciumannya namun River semakin menekan tengku belakang nya.

River melepaskan ciumannya karena merasa pasokan udara Janetta menipis. River mengusap bibir ranum Janetta yang sedikit membengkak.

"Aku tidak suka di perintah"

-Possessive Boyfriend-

Ga tau mau nulis note apa yauda ini aja jangan lupa vote hehe

NajjaAuliaaaa

RIVER : Possessive Boyfriend ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang