Bagian XXVII

1.1K 160 7
                                    

Sorak kekaguman juga suara tepuk tangan terdengar memenuhi seluruh penjuru tempat itu. Dan untuk pertama kalinya, seseorang seperti Brant Hoover merasa malu dengan pekerjaan apa yang selalu dilakukannya, tampil di atas panggung. Ia tidak tahu, apakah ini karena dirinya yang sudah cukup lama tidak tampil di hadapan publik atau karena kehadiran orang-orang spesial yang ada di sekitarnya saat ini.

"Thank you," ucapnya pada orang-orang itu, menutup penampilannya.

Setelahnya, ia segera turun dari panggung untuk menghampiri tamu spesial yang sudah begitu dinantikan kehadirannya olehnya, tetapi seseorang menghentikannya.

"Brant Hoover! Kau selalu saja berhasil membuat setiap orang berdebar ya..."

Harper.

Brant tersenyum kecil membalas ungkapan pujian yang Harper berikan padanya.

"Tidak semuanya, Harper," tutupnya dengan tawa kecil.

Ya, tidak semuanya, karena mungkin saja Teressa tidak merasakan hal seperti itu.

"Paman Brant!"

Dari kejauhan, terdengar suara yang begitu dikenali oleh Brant, suara yang beberapa waktu terakhir ini menjadi suara yang paling dinantinya, suara putranya... Putra yang begitu ingin dibuatnya kagum dan tidak merasakan penyesalan karena terlahir dari ayah seperti dirinya.

Aaron. Putranya itu terlihat masih kesulitan untuk berjalan, tetapi ia tetap memaksakannya. Di sampingnya terlihat Teressa dan juga Emma yang beberapa kali menasihati Aaron untuk memperlambat langkah dari anak itu.

"Hai, bagaimana keadaanmu, boy?"
Tanya Brant sembari membawa Aaron ke dalam gendongannya.

Melihat hal itu, Teressa hanya bisa menatap resah pada Brant juga Aaron... dan dengan cepat Brant menangkap arti dari tatapan wanita itu.

"Ah... Ayo pergi ke tempat yang lebih tenang," ujarnya kemudian membawa Aaron bersamanya.

Di belakangnya, Harper menghentikan Teressa yang bersiap untuk melangkahkan kakinya mengikuti Brant. Ia merasa ingin mengatakan sesuatu yang membuatnya kebingungan sejak tadi.

"Teressa... Kau datang kemari," ujarnya dengan nada ragu.

Teressa mengangguk membalasnya.

"Aku tidak tahu kau akan datang ke sini..."

Teressa tidak tahu harus membalas apa, tetapi sahabatnya itu lebih dulu membalas perkataan Harper.

"Memangnya kenapa? Apa ia tidak boleh melakukannya?" Pertanyaan yang lebih terdengar seperti tantangan itu membuat Teressa menatap cemas pada Emma.

Masih sama, sahabatnya itu masih menyimpan rasa benci yang disebabkan oleh wanita itu.

"Ya, tentu saja semua orang boleh melakukannya, semua penggemar Brant juga datang kemari." Ujar Harper tetap tenang.

"Penggemar? Kami tamu, dia mengundang kami secara langsung."

Lagi, nada bicara Emma masih terdengar tidak menyenangkan, dan Teressa dengan segera meraih lengan Emma, kemudian meremasnya pelan. Tidak, ia tidak ingin mereka bertengkar di tempat ini. Sudah ia katakan sebelumnya, ia tidak pernah menyesali masa lalu apa yang terjadi padanya, karena melalui semua ini membuatnya memiliki Aaron, sumber kekuatan hidupnya.

Sebuah pertanyaan tiba-tiba saja muncul di kepala Harper.

Apakah benar jika Brant mengundang mereka kemari?

Sebelumnya ia tahu betul jika Teressa begitu ketakutan ketika bertemu dengan Brant di rumah sakit pada waktu itu. Dia tahu, wanita itu tidak menyukai keberadaan Brant di sekitar putranya maupun dirinya sendiri karena ia dapat melihat gerak gerik wanita itu yang terlihat begitu tidak nyaman dengan keberadaan Brant. Namun, jujur saja ia merasa terkejut mengetahui jika wanita itu sekarang berada di sini dan menjadi dekat dengan Brant. Apa sesuatu terjadi di antara mereka? Lalu mengapa ia tidak mengetahui hal ini?

Silent Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang