Teressa duduk dalam diam, sembari memainkan jari jemari tangan yang berada di atas pangkuannya.
Sebelumnya, Teressa ingin mengabaikan penjelasan Gilbert mengenai Brant dan berharap jika pria itu tidak benar-benar melakukan sesuatu seperti apa yang rekan kerjanya itu katakan. Namun, setelah menemui Tuan Will secara langsung dan meminta izin pada atasannya untuk meminta waktu bertemu dengan wanita asing yang mendatanginya di toko itu... Teressa menyadari jika perkataan Gilbert tidak bisa diabaikan sepenuhnya.
Ada sesuatu yang ganjal... entah itu sikap yang ditunjukkan Tuan Will padanya, maupun bukti foto yang ia temukan di ruang kerja atasannya itu, foto di mana di dalamnya terdapat Brant yang berdiri tidak jauh dari Tuan Will bersama dengan putranya. Dia tidak ingin percaya begitu saja pada Gilbert... Tetapi entah mengapa semuanya seperti menunjukkan jika Brant memang melakukan sesuatu seperti apa yang dikatakan Gilbert.
Dan sekarang... Teressa tidak tahu bagaimana harus menghadapi Brant setelah ini.
“Apa kau mengenalku?” Wanita asing itu membuka suara setelah keheningan yang menyelimuti mereka untuk beberapa waktu itu.
Jujur saja... Teressa merasa ragu, tetapi yang diingatnya, wanita ini pernah datang ke toko Tuan Will untuk berbelanja, kemudian juga menanyakan perihal Aaron dan pekerjaan yang dilakukannya untuk menghidupi putranya itu. Saat itu, Teressa tidak begitu memikirkan perkataan wanita itu, mengingat ketika ia melayani pelanggan, ia sudah biasa mendapatkan pertanyaan-pertanyaan semacam itu, bahkan ada yang menanyakan padanya mengenai sesuatu yang tidak seharusnya ditanyakan, dan jangan lupa bagaimana mereka bertanya dengan nada suara yang penuh hinaan padanya.
Saya pernah melihat anda berbelanja di toko kami.
Teressa tidak akan menyinggung lebih mengenai pertanyaan yang pernah dilemparkan wanita itu padanya.
“Kau mengingatnya? Kalau begitu kau juga pasti mengingat apa yang kukatakan padamu saat itu.”
Sebelumnya ia tidak ingin menyinggung ini, tetapi wanita itu seakan mengiringnya untuk membicarakan hal ini. Teressa memilih diam, tidak ingin menanggapi perkataan wanita itu.
“Seseorang menemui ku dan memperingati ku jika kau melakukan sesuatu yang membuat putraku berada dalam masalah.”
Tubuh Teressa membeku mencerna setiap kata yang keluar dari bibir wanita itu...
Putra... wanita ini, apa ia adalah Ibu dari Brant?
“Sejujurnya aku sudah mengetahuinya... aku bahkan memperingatinya untuk tidak mempercayai seseorang dengan begitu mudahnya... Tidak seharusnya ia menerima begitu saja ketika seorang wanita mengatakan jika ia sudah mengandung dan membesarkan putranya selama ini.”
Teressa tahu betul siapa wanita yang dimaksudkan Ibu Brant ini... Namun, pembicaraan ini... Sejujurnya Teressa tidak pernah memikirkan jika ia akan melalui pembicaraan seperti ini dengan Ibu Brant.
“Namun, apa yang dilakukannya selanjutnya? Ia mengabaikan ku dan meninggalkan rumah... Kemudian tidak pernah kembali setelahnya.”
Jadi, selama ini Brant tidak pulang ke rumah Ibunya? Lalu di mana pria itu tinggal?
“Dia tidak pernah ingin mendengar perkataan ku setelah menemui wanita itu”
Wanita itu menolehkan wajahnya untuk bertemu pandang dengan Teressa.
“Kau tahu... aku hanya ingin melindungi putraku seperti apa yang kau lakukan pada putramu. Brant... aku berusaha merelakannya dengan tidak lagi mencoba mengusiknya, hingga pada akhirnya aku tidak bisa diam dengan rumor yang tersebar itu.”
Rumor yang tersebar?
“Aku tidak ingin hanya karena hal seperti ini ia menghancurkan karier yang telah susah payah dibangunnya itu. Aku tahu, aku bukan Ibu yang baik untuknya, tetapi saat ini aku hanya ingin memperbaiki semuanya dengan membuatnya tetap menjadi dirinya yang sekarang, tetap berada pada sesuatu yang sudah diinginkannya sejak lama.”
Pikiran Teressa saat ini berkelana ke banyak hal, terutama pada rumor yang disinggung wanita di hadapannya ini.
Sungguh ia sama sekali tidak mengetahui tentang itu. Dan mendengar semua ini membuatnya merasa sesak.
Sebelumnya... apa maksud Anda mengenai rumor itu?
Ibu Brant menatap Teressa terkejut. Ia tidak tahu apakah wanita ini benar-benar tidak mengetahui mengenai rumor putranya yang sedang beredar itu atau ia hanya bersandiwara agar bisa terlepas dari masalah ini.
“Kau tidak tahu mengenai itu? Rumor buruk yang mengatakan jika putraku kabur dari skandal pemukulannya dan malah berpacaran di sini?”
Teressa menggeleng. Ia benar-benar tidak tahu tentang itu.
"Rumor itu keluar pagi kemarin, dan mendengar itu membuatku berusaha untuk menemui mu tanpa sepengetahuan Brant. Pada akhirnya aku bisa melakukannya sekarang.”
Bayangan akan wajah murung yang diperlihatkan Brant pada pagi itu membuat Teressa menyadari jika pria itu berbohong mengenai alasannya merasa tidak baik-baik saja saat itu. Semua terasa masuk akal... Brant bukan bertengkar dengan manajernya, tetapi ia merasa tidak baik-baik saja karena rumor buruk yang tersebar itu... dan rumor itu melibatkan dirinya.
“Apa... apa kau benar-benar tidak mengetahui mengenai itu?” Tanya Ibu Brant ragu. Sekalipun ia menaruh kecurigaan pada wanita ini, tetapi ia tidak bisa mengelak jika wanita ini benar-benar menunjukkan jika ia tidak mengetahui tentang rumor itu.
"Jika rumor ini hanya rumor abu-abu seperti rumor-rumor yang dimilikinya sebelumnya, aku mungkin tidak akan bertindak seperti ini. Namun, rumor kali ini terlihat begitu jelas, memperlihatkan dirimu bersama dengan Brant malam itu."
Teressa benar-benar tidak tahu mengenai hal ini. Astaga, kemana saja hingga kau tidak mengetahui hal ini, Teressa?
“Kedatangan ku kemari adalah karena aku merasa jika aku tidak bisa melindungi mimpi yang sudah dicapai olehnya, maka aku berharap kau akan melakukannya.” Ibu Brant berujar dengan nada suara pelan.
“Terlepas dari apakah putramu adalah anak Brant... atau niatan buruk yang mungkin kau rencanakan untuk putraku... aku hanya ingin membuatnya tetap melakukan apa yang diinginkannya... aku hanya ingin membuatmu memikirkan bagaimana kehidupan Brant selanjutnya, kehidupan di mana ia tetap bertahan untuk mimpinya.”
Ia tahu, mengatakan hal ini tentu akan menyakiti wanita ini. Namun, ia rasa sejak ia memiliki Brant, ia tidak pernah sekalipun memberikan sesuatu untuk putranya itu, dan ia pikir, melindungi putranya dari kehancuran karier yang sejak lama ditentangnya itu adalah sesuatu yang sangat berharga.
“Aku mohon padamu... Tolong... Tolong jauhi putraku, Brant,” ucap Ibu Brant sembari meraih tangan Teressa dan menggenggamnya.
Teressa terdiam menatap pada tangannya yang berada di genggaman Ibu Brant.
Ia jadi teringat pada malam ketika ia menghabiskan waktunya bersama Brant kala itu... Brant mungkin tidak sadar sepenuhnya saat itu, tetapi yang Teressa dengar, perkataan orang yang sedang mabuk bahkan lebih terdengar jujur dari pada seseorang yang sedang dalam keadaan sadar...
Saat itu... banyak hal menarik yang dibicarakannya dengan pria itu, termasuk mengenai perasaannya, mimpinya, dan bagaimana orang-orang menghalanginya untuk mendapatkan semua itu, terutama Ibunya. Dan sekarang... Mendengar Ibu Brant yang begitu ingin melindungi mimpi putranya membuat Teressa menyadari jika hal ini adalah sesuatu yang berharga untuk pria itu.
Ya Tuhan... Teressa tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Pria yang menangis di hadapannya kala itu... pria yang mengeluh mengenai segala hal mengenai mimpinya itu saat ini bisa saja hancur hanya karena keberadaannya di dekatnya.
“Kau adalah seorang Ibu, bukan? Aku yakin kau memahami permintaan ku ini.”
Teressa memahaminya, sangat memahaminya. Jika ia berada di posisi wanita ini, ia juga akan melakukan hal yang sama untuk melindungi Aaron.
“Hanya kau yang bisa melakukannya, dan kuharap kau memikirkan tentang ini, Teressa.”
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Secret [END]
Romance~Cerita ini original milik saya, mohon untuk tidak memplagiat, menyalin, dan membagikannya ke platform atau tempat baca lainnya. Terima kasih~ Seorang bintang rock populer, Brant Hoover, terpaksa harus bersembunyi dari skandal yang dibuatnya dengan...