Setelah kepergian Brant semalam, Teressa memilih menunggu hingga Aaron tertidur, kemudian memutuskan untuk membawa pulang putranya itu kembali ke rumah Bibinya, meninggalkan bangunan apartemen yang sebelumnya sempat Brant sewa tanpa mendapatkan persetujuan apa pun darinya.
Apa Teressa salah melakukan itu? Apa ia terlalu berlebihan menyikapi niatan baik yang Brant lakukan pada putranya? Namun, bukankah ini merupakan hal yang wajar mengingat bagaimana pria itu pernah memperlakukannya? Taruhan bodoh yang pernah pria itu lakukan di masa lalu sudah sangat menjelaskan tentang bagaimana watak sesungguhnya dari pria itu. Terlihat dengan sangat jelas jika pria bernama Brant Hoover itu tidak akan melakukan sesuatu secara cuma-cuma, pria itu menginginkan sesuatu dari mereka, entah yang sebenarnya darinya atau dari putranya, Aaron. Tentu tidak ada salahnya jika Teressa bersikap seperti itu. Tetapi, entah mengapa sisi lain dari dirinya saat ini merasakan perasaan yang tidak nyaman.... semacam perasaan merasa bersalah karena telah memperlakukan pria itu dengan begitu buruk.
Memang tidak dapat dibenarkan tindakan yang ia lakukan dengan terus mengungkit ketidakhadiran pria itu di dalam kehidupan putranya sendiri, Aaron. Namun, sebagai seorang Ibu, ia perlu merasa was-was dan cemas dengan semua hal yang akan mempengaruhi putranya, termasuk dengan hal ini.
Drtt.. drttt...
Ponsel Teressa tiba-tiba saja bergetar, menandakan jika terdapat pesan yang masuk ke ponselnya.
Emma.
Setelah semalaman menghindar dan tidak menghiraukan pesan darinya, akhirnya sahabatnya itu menghubunginya juga.
Maafkan aku.
Tanpa benar-benar mengetahui maksud sebenarnya dari pesan Emma, buru-buru Teressa membalasnya.
Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba saja menghindariku seperti itu?
Tak lama kemudian ponselnya kembali bergetar.
Aku hanya takut kau akan memarahiku.
Alis Teressa terangkat, merasa kebingungan dengan pesan yang diterimanya dari sahabatnya itu. Untuk apa Emma merasa takut jika ia akan memarahinya? Bukankah selama ini mereka baik-baik saja? Mereka tidak memiliki rahasia apa pun dan membuat masalah antara satu dengan yang lainnya bukan?
Apa yang sebenarnya sedang kau bicarakan sekarang?
Yang Teressa ingat, mereka sama sekali tidak memiliki konflik akhir-akhir ini. Selain ya... ketika ia merasa sedikit marah karena Emma memberitahu soal Aaron pada Brant.
Brant belum mengatakannya padamu?
Brant? Mengapa tiba-tiba saja Emma membicarakan soal Brant di pesannya kali ini? Belum sempat membalas, sebuah pesan kembali masuk ke ponselnya.
Sebenarnya akulah yang memintanya untuk mencarikan tempat tinggal untukmu, dan karena itulah aku menghindarimu semalam.
Kalimat pesan itu seketika itu juga membuat Teressa merasa kebingungan harus memiliki perasaan seperti apa, terlebih lagi pada respon berlebihannya pada Brant semalam. Jika memang benar semua ini adalah ide dari Emma... maka ia benar-benar sudah bersikap keterlaluan pada pria itu.
"Ehm... Mama... mengapa kita ada di sini?" Suara serak khas bangun tidur milik Aaron menyadarkan Teressa dari lamunan singkatnya.
Setelah terbangun, putranya itu mungkin langsung menyadari jika mereka tidak berada di tempat yang sama dengan tempat terakhir yang mereka pijak semalam.
Putra Mama sudah bangun? Ayo segera cuci wajah dan makan pagi.
Syukurlah karena putranya itu masih dalam keadaan kebingungan setelah bangun tidur. Tanpa memprotes, ia menurut dan berjalan ke arah kamar mandi, sesuai dengan permintaan Mamanya, sementara Teressa sendiri... ia masih mencoba untuk mencerna semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Secret [END]
Romance~Cerita ini original milik saya, mohon untuk tidak memplagiat, menyalin, dan membagikannya ke platform atau tempat baca lainnya. Terima kasih~ Seorang bintang rock populer, Brant Hoover, terpaksa harus bersembunyi dari skandal yang dibuatnya dengan...