Haloo aku kembali :) cuma mau ngingetin jangan lupa tinggalin komen dan vote ya... walaupun kadang aku ga bales komen, tp aku tetep baca kok :))
Oiya jangan lupa baca cerita aku yang judulnya People Like Us :)
Btw happy reading all~
Luv,ridlvd
***
Teressa bisa merasakan bagaimana wajahnya terasa memanas sepanjang makan pagi yang mereka lakukan kali ini. Ditambah lagi dengan dirinya yang tidak bisa menatap Brant, juga putranya, Aaron yang terus saja meminta penjelasan dari mereka, dan ia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan hal itu pada putranya sekarang.
“Aaron, sandwich-nya harus dihabiskan supaya Aaron memiliki tenaga lebih untuk bermain dan belajar. Kemudian setelah ini Aaron harus pergi dengan Papa ke sekolahan, okay?”
Putranya itu mengangguk, “Iya Ma, tetapi sebelum itu kita bisa bermain seperti apa yang dilakukan Papa dan Mama bukan?”
Permainan... Entahlah, Teressa tidak tahu harus menanggapi seperti apa kalimat yang terus saja dilontarkan putranya itu, apakah itu merupakan sebuah ejekan ataukah hanya sebuah kepolosan yang ditunjukkan putranya. Namun, bukankah putranya memang tidak memahami apa yang mereka lakukan sebelumnya?
Brant menggaruk bagian belakang lehernya, sesuatu yang biasanya ia lakukan ketika merasa malu, dan kali ini perasaan itu muncul karena putranya yang sejak tadi menyinggung mengenai ciuman yang dilakukannya dengan Teressa.
“Setelah ini kita akan berangkat bersama Mama, kita tidak memiliki banyak waktu untuk bermain, Aaron.”
Putranya itu tampak kecewa, dan hal itu membuat Brant merasa bersalah.
“Papa akan membelikan mu ice-cream setelah kita pergi ke sekolah, mengingat kemarin kita belum sempat melakukannya. Bagaimana?” Tanya Brant mencoba memperbaiki perasaan putranya itu.
“Okay! Kita bisa melakukannya... Nanti kita juga bisa bermain ya...”
Ini sungguh tidak mudah, membuat anak-anak melupakan sesuatu yang diinginkannya.
“Ya, tentu saja.” Jawab Brant dengan tenang.
Setelah menyelesaikan makan pagi mereka, Brant kemudian membantu Teressa membersihkan perlengkapan makan yang baru saja mereka gunakan.
“Dia tidak melihatnya bukan?” Tanya Brant lirih di telinga Teressa.
“Aku tidak tahu.” Jawab Teressa dengan jujur. Ya, ia sungguh tidak tahu.
Jika tidak melihatnya, Aaron tentu tidak akan menyinggungnya sejak tadi bukan? Entahlah.
“Aku tidak tahu jika akan jadi seperti ini,” lirih Teressa.
“Kau tidak pernah melakukannya dengan seseorang selama ini? Maksudku setelah kau memiliki Aaron?”
Teressa menggeleng menanggapi, “tidak.”
Jawaban itu membuat Brant tersenyum, “syukurlah karena aku yang melakukannya.”
Teressa memukul kecil pundak Brant.
“Jangan mengatakan sesuatu seperti itu lagi.”
Tangan Brant terangkat untuk memberi hormat pada Teressa. Sebuah tawa terlepas dari bibirnya ketika melihat ekspresi kesal yang ditampilkan Teressa.
Sebuah teriakan tiba-tiba menghentikan mereka. Mengingatkan mereka pada kejadian yang terjadi pada pagi ini...
“Sekarang kembali bermain tanpa Aaron? Mengapa Papa dan Mama suka berduaan saja?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Secret [END]
Romance~Cerita ini original milik saya, mohon untuk tidak memplagiat, menyalin, dan membagikannya ke platform atau tempat baca lainnya. Terima kasih~ Seorang bintang rock populer, Brant Hoover, terpaksa harus bersembunyi dari skandal yang dibuatnya dengan...