Bagian XIII

1.6K 217 8
                                    

"Ehm..." Brant menggaruk leher bagian belakangnya, merasa gugup. Uh, ia bahkan tidak melakukan apa-apa, lalu mengapa ia masih merasa seperti ini?

Sepeninggal Teressa, Aaron memang mendekat dan mendudukkan dirinya di samping Brant, tetapi hal itu tidak berlangsung lama, karena pria kecil itu hanya melakukannya untuk mengambil Popi, sebelum kemudian kembali duduk ke sisi seberang dari sofa yang didudukinya. Putranya itu... Ya... Bukankah memang seharusnya ia bertindak seperti itu pada setiap orang asing? Namun, ia bukan orang asing, ia adalah Brant Hoover, Ayah kandung yang tidak pernah diketahui oleh Aaron.

"Bagaimana kondisi kakimu? Apa sudah membaik?" Tanyanya pada Aaron yang terlihat sibuk memainkan Popi di pangkuannya.

Aaron tidak membalas, ia malah hanya menatapnya dalam diam. Oh, lihat bagaimana tatapan kecil dengan mata biru yang sama dengan yang dimiliknya itu, yang membuat Brant makin merasa gugup dibuatnya.

"Paman tinggal dimana?" Brant merasa terkejut ketika tiba-tiba saja sebuah pertanyaan kecil keluar dari mulut mungil putranya itu. Anaknya, putranya itu sedang mengajaknya berbicara.

Ia menggeleng, mencoba memfokuskan dirinya.

"Aku tinggal di sekitar sini, tidak jauh dari tempat tinggalmu," jawab Brant sembari memberi senyuman pada Aaron.

"Lalu mengapa baru sekarang Paman menemui Mama? Jika Paman teman Mama, seharusnya Paman seperti Bibi Emma yang akan selalu ada dan membantu Mama," nada ketakutan memang masih terdengar di suara lirih putranya itu, tetapi yang membuat Brant terkesan adalah bagaimana anaknya itu bisa sepintar ini? Menanyakan sesuatu yang membuat Brant merasa malu sekaligus terkejut secara bersamaan.

"Aku. .. Ahh, Paman tidak benar-benar tinggal di tempat itu." Apa Brant berkata dengan baik dalam menjelaskannya?

"Apa itu maksudnya, Paman?"

Brant sepertinya bisa merasa lebih lega sekarang karena putranya itu terlihat lebih santai ketika berbicara dengannya.

"Maksudnya, Paman memang berasal dari sini, tetapi Paman bekerja dan juga tinggal di tempat lain, sehingga Paman tidak pernah mengunjungi Ibumu." Dan bahkan tidak mengetahui keberadaanmu, batin Brant.

Aaron mengangguk, kemudian tatapannya kembali pada Popi. Sebenarnya Aaron merasa sedikit kebingungan, mengapa Mamanya tiba-tiba saja menerima keberadaan Paman ini setelah sebelumnya Mamanya itu terlihat ketakutan ketika bertemu Paman ini. Apa Paman ini Paman yang baik? Jika begitu, mengapa Mamanya itu selalu mengatakan jika ia harus berhati-hati dengan Paman asing yang sekarang bukan lagi Paman asing, melainkan teman Mamanya yang sama sekali tidak pernah terlihat berada di samping Mamanya.

"Berapa usiamu, Aaron?"

Brant memang tidak pandai menghadapi seorang anak kecil, tetapi ia berusaha untuk mencobanya. Sebelumnya ia tidak memiliki seseorang atau keluarga dekat sekecil Aaron. Ada pun putri dari manajernya, dan Brant sama sekali tidak pernah bertemu dengannya.

"Empat tahun."

Empat tahun dan putranya itu begitu jenius.

"Aku begitu penasaran.... bagaimana kau bisa berbicara menggunakan bahasa isyarat?"

"Apa itu bahasa isyarat, Paman?" Sekali pun ia pandai, ia masih anak kecil, dia tentu memiliki batasan tertentu. Uh, kau pikir putramu itu apa, Brant? Dan sekarang, ia tidak tahu bagaimana menjelaskan jawabannya.

"Ketika Mamamu menggerakkan jari-jemarinya dan kau memahaminya, itulah bahasa isyarat." Brant berharap jika jawabannya benar.

"Mama dan Bibi Emma mengajarkanku itu...." Tentu saja. Mereka perpaduan yang baik untuk membesarkan seorang anak.

Silent Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang