Teressa melangkahkan kakinya, berjalan begitu terburu untuk bisa segera sampai ke apartemen Emma. Seberapa seringnya ia meninggalkan Aaron dengan Emma, rasanya ia masih saja gelisah jika tidak segera bertemu dengan putranya itu, apa lagi semenjak kedatangan Brant ke kota ini. Lagi-lagi, ia masih tidak percaya jika ia kembali meninggalkan putranya dengan Brant, sekali pun ia tahu, di tangan Brant, Aaron akan baik-baik saja, tetapi... apa ia tidak perlu merasa curiga dengan perhatian berlebih dari pria itu pada putranya? Beberapa tahun lalu ia masih ingat bagaimana dirinya pernah terpuruk ke dalam permainan pria itu, dan sekarang, tentu tidak menutup kemungkinan jika pria itu merencanakan sesuatu pada dirinya dan Aaron bukan? Ia tidak tahu pasti, tetapi akan lebih baik jika ia bertindak dengan lebih berhati-hati.
Sesampainya di depan pintu lift, Teressa buru-buru memasukinya. Namun, belum sempat pintu lift itu tertutup, seseorang sudah lebih dulu menahannya, membuat Teressa mau tidak mau harus berbagi ruang dengan seseorang itu.
"Ah... rupanya kau sudah kembali." Teressa tidak menengok kepada seseorang yang ternyata adalah Brant itu. Ia menunduk dalam diam, kemudian melirik pada sesuatu yang berada di tangan Brant, barang bawaan yang terlihat seperti sebuah belanjaan.
Ding!
Bunyi pintu lift yang sudah ditunggu-tunggu Teressa itu akhirnya terdengar juga. Ia dengan segera bersiap untuk keluar dari lift itu. Namun, sebuah sentuhan kecil di lengannya membuatnya terkejut dan menghentikan tindakannya.
Ia tidak ingin menatap pada Brant, tetapi ia juga tidak ingin pria itu menyentuhnya seperti ini, membuatnya merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Buru-buru, ia melepaskan tangan Brant yang ada di lengannya, kemudian bertingkah seolah tidak terjadi apa apa di antara mereka.
"Maafkan aku," balas Brant cepat, menyadari tindakan gegabah yang baru saja ia lakukan pada Teressa. Akhir-akhir ini, entah mengapa rasanya ia tidak bisa mengatur dirinya sendiri ketika berhadapan dengan Teressa. Merasa gugup, kebingungan, dan hal-hal lain yang mencemaskannya. Ini semua tentu hanya karena wanita itu adalah Ibu dari putranya bukan? Dan mungkin... hal ini juga disebabkan karena sesuatu yang ingin segera ia tunjukkan pada wanita itu.
Merasa terlalu lama menghabiskan waktunya untuk berpikir, Brant akhirnya membuka suaranya.
"Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu."
Perkataan itu sayangnya hanya mendapat balasan sunyi dari wanita itu.
Tanpa meminta persetujuan dari Teressa, Brant begitu saja menekan tombol lift untuk pergi ke lantai lain. Dirinya bahkan tidak mengiraukan tatapan curiga yang saat ini sedang dilayangkan Teressa ke arahnya.
Ding!
Pintu lift kembali terbuka, kali ini di lantai lain yang bukan merupakan lantai dimana Emma tinggal. Teressa tidak mengerti mengapa pria ini ingin kembali membicarakan sesuatu dengannya, sementara semuanya sudah terasa sangat jelas. Dan lagi, tingkah Brant yang membawanya ke lantai asing ini menimbulkan kecurigaan. Pria itu bahkan tidak berusaha untuk menjelaskan apa pun dan malah menyibukkan dirinya dengan ponsel yang ada di tangannya. Tanpa sadar, jari jemari Teressa sudah bergerak untuk memprotes tindakan pria itu.
Kita sudah berbicara sangat banyak. Apa lagi yang ingin kau bicarakan?
Memahami raut kebingungan yang tergambar dari wajah pria itu , membuat Teressa teringat akan bagaimana pria itu yang tidak bisa berbahasa isyarat. Hal itu membuat Teressa buru-buru mengambil ponselnya untuk menulis sesuatu, tetapi perkataan Brant selanjutnya menghentikannya.
"Aku sebenarnya tidak mengerti apa pun yang kau bicarakan sekarang. Namun, lebih baik kau ikut denganku."
Sejak awal, Brant sebenarnya menyadari kecurigaan wanita itu, bahkan sejak dirinya menekan tombol lift untuk sampai ke lantai ini. Namun, ia sengaja menghiraukannya karena ia ingin semua rencana cerdik putranya itu berhasil dan membuat pria kecil itu merasa gembira dengan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Secret [END]
Romance~Cerita ini original milik saya, mohon untuk tidak memplagiat, menyalin, dan membagikannya ke platform atau tempat baca lainnya. Terima kasih~ Seorang bintang rock populer, Brant Hoover, terpaksa harus bersembunyi dari skandal yang dibuatnya dengan...