Bagian II

3K 306 10
                                    

Brant menghela napas, sebelum kemudian memberanikan diri untuk mengetuk pintu yang ada di hadapannya itu. Ya, pintu dari rumah yang sama yang pernah menjadi tempat tinggalnya semasa kecil, bersama Ibu juga Nenek-nya. Mungkin orang-orang di sekitar sana akan menganggapnya sebagai anak durhaka yang tidak tahu diri, karena berani kembali setelah meninggalkan Ibu dan Nenek-nya cukup lama, yaitu hampir selama lima tahun lamanya dan tidak pernah sekali pun memberi kabar apa pun pada mereka. Ini pertama kalinya Brant kembali, setelah memutuskan untuk pergi dari rumahnya saat itu. Dia pergi bukan tanpa alasan. Dia ingin membuktikan jika impiannya menjadi seorang musisi akan membuatnya sukses, ia juga ingin membuktikan jika ketidakrasionalan Ibunya yang menentangnya menjadi seorang musisi itu merupakan hal yang tidak benar.

Tok... Tok.. Tok...

Ketika tidak menemukan respon apa pun dari dalam rumahnya, ia kembali mengetuk pintu itu. Tetapi, lagi-lagi ia tidak menemukan jawaban apa pun.

Dulu, ketika Brant masih remaja, Ibunya selalu meletakkan kunci rumah mereka di salah satu pot bunga di depan rumah. Ugh, kejadian itu sudah sangat lama terjadi, dan Brant tidak yakin jika Ibunya itu masih melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya dulu. Namun, jika terbukti Ibunya masih melakukan hal itu, Brant tentu tidak dapat mengabaikan pemikirannya tentang bagaimana Ibunya yang mungkin masih menunggunya pulang, menunggunya pulang bahkan sampai sekarang, setelah semua hal buruk apa yang dilakukannya dengan pergi dan meninggalkan Ibunya itu tanpa sepatah kata pun.

Tangannya tanpa terasa sudah bergerak ke arah pot bunga yang dimaksudnya itu. Tubuhnya seketika itu juga membeku ketika jari-jemarinya menemukan sesuatu yang disinggungnya sebelumnya.

Damn! Apa ia berdosa sudah menentang Ibunya dan meninggalkannya bersama Neneknya sendirian saat itu? Sebagai satu-satunya pria yang ada di keluarganya, Brant seharusnya dapat lebih bertanggung jawab dengan membantu Ibunya, bukannya malah memilih untuk meninggalkan wanita yang melahirkannya itu dan pergi untuk sesuatu yang begitu dibenci Ibunya.

Setelah berhasil membuka pintu rumahnya, Brant mulai melangkahkan kakinya masuk, ia mengamati kondisi dalam rumahnya yang tampak tidak berubah. Semuanya nampak sama, bingkai-bingkai foto yang berjejer rapi menampakkan dirinya ketika masih kecil, semua lukisan-lukisan sederhana kesukaan Ibunya yang masih tetap sama, menghiasi dinding ruang tengahnya. Namun, ada satu hal yang membuatnya begitu terkejut.  Sebuah gitar miliknya yang diingatnya sebagai gitar yang pernah disita oleh Ibunya karena wanita itu begitu membenci putranya yang mendekati musik, yang saat ini terpajang begitu apiknya di salah satu sudut meja di ruang tengah mereka.

Brant tidak tahu harus bersikap seperti apa ketika menghadapi Ibunya nanti. Ibunya yang begitu membencinya bermain musik dan menjadi seorang musisi, sekarang bahkan mengabadikan semua kenangan tentangnya yang berkaitan dengan musik di dalam rumah mereka. Selama ini, ia pikir, Ibunya itu begitu membencinya karena ini.

"Kau kembali," sebuah suara yang bersumber dari balik punggungnya itu, membuat Brant membalikkan tubuhnya.

Ini dia, Ibunya, yang masih tampak sama setelah lima tahu mereka tidak bertemu.

"Ya," Brant menggaruk bagian belakang kepalanya, tidak tahu harus melakukan apa sekarang.

Bertemu dengan Ibunya setelah selama lima tahun ini berpisah darinya, membuatnya merasa begitu canggung. Tidak, Brant tidak akan mengatakan jika sebelumnya dirinya dan Ibunya memiliki hubungan yang dekat. Hubungannya dengan Ibunya tidak dapat dijelaskan. Mereka mungkin lebih sering bertengkar saat itu, mempermasalahkan keinginan Brant untuk menjadi seorang musisi dari pada membicarakan hal lain yang sering dibicarakan antara seorang anak dan Ibunya.

Dan kembali berhadapan dengan Ibunya dalam situasi yang berbeda saat ini, membuatnya tidak tahu harus berbuat apa.

"Kau bisa menempati kamar lamamu." Setelah mengatakannya, Ibunya itu berlalu pergi, meninggalkan Brant yang hanya diam kebingungan.

Silent Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang