Bagian XII

1.7K 204 6
                                    

Suara bel apartemen menghentikan sejenak aktivitasnya membersihkan meja dapur. Alisnya terangkat, merasa aneh dengan situasi ini. Ini masih pukul delapan pagi untuk seseorang datang bertamu ke apartemennya seperti ini. Dan lagi, siapa yang akan bertamu ke rumahnya? Jika Teressa yang datang, untuk apa ia kembali kemari sementara ia baru saja berangkat sekitar satu jam yang lalu? Untuk apa ia kembali? Apa ia meninggalkan barangnya di sini?

Emma melemparkan pandangannya pada Aaron, yang terlihat masih asyik bermain dengan anjing kecilnya, Popi, sebelum kemudian berjalan untuk membuka pintu apartemennya.

"Teressa, apa yang kau lakukan dengan kembali kemari?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Emma segera setelah ia membuka pintu. Namun, hal lain yang mengejutkan terjadi, membuat matanya melebar menemukan sosok yang belum lama ini ditemuinya itu sedang berdiri tepat di belakang tubuh sahabatnya. Bagaimana bisa mereka berdua ada di sini bersama?

"Ugh, Selamat pagi... Aku Brant Hoover, kita sudah pernah bertemu sebelumnya," ujar Brant sembari menggaruk bagian belakang kepalanya, merasa kebingungan, haruskah ia menyapa dan memperkenalkan dirinya kembali pada wanita ini.

"Teressa?" Emma bertanya kebingungan, sementara Teressa tidak menjawab pertanyaannya, sahabatnya itu malah melemparkan tatapan tajam yang menyiratkan jika semua ini adalah salah Emma hingga pria itu bisa berada di sini bersamanya.

"Mama? Apa itu Mama?" Dari dalam apartemen, terdengar suara Aaron yang memanggilnya. Selanjutnya, Teressa mendapati tubuh kecil putranya itu terlihat sedikit kesulitan untuk berjalan ke arahnya, dan langkah kecil putranya itu tiba-tiba saja terhenti ketika tatapan matanya tertuju pada seseorang yang ada di belakang punggungnya.

"Mama?" Teressa tersenyum kecil, mencoba menghilangkan rasa ketakutan yang terdengar dari suara putranya, sekali pun ia sendiri merasa kesulitan untuk melakukannya.

Hari ini akhirnya tiba juga, hari dimana ia akan mempertemukan Aaron pada Ayahnya. Hari dimana rahasia tersembunyi yang sudah sejak lama ia tutupi akan terbongkar juga di hadapan pria ini. Mengizinkan pria ini bertemu dengan Aaron sama saja memberinya jawaban jika Aaron memanglah putranya.... dan Teressa tidak tahu lagi harus berbuat apa, ia hanya bisa berharap jika tidak akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkannya ketika pria itu sudah bertemu dan berada di dekat putranya.

***

"Aku tidak akan menawarkan minuman apa pun padamu," ujar Emma tidak bisa menutupi rasa kesalnya pada tamunya kali ini, dan Brant tahu betul hal apa yang menyebabkan wanita itu bersikap seperti ini padanya, ia pantas menerimanya, sehingga ia tidak akan mencoba  memprotes tindakan wanita itu.

Mengalihkan pandangannya, Brant selanjutnya menatap dalam diam pada dua orang yang duduk di kursi sofa di hadapannya, seorang anak kecil bernama Aaron, juga Ibunya, Teressa, yang masih saja memberinya tatapan was-was juga ketakutan ketika membalas tatapannya. Demi Tuhan... Aaron adalah putranya, dan Teressa... dia bukan siapa-siapa untuknya, tetapi bukankah sebelumnya ia sudah menjelaskan jika ia tidak akan mengambil Aaron darinya? Lalu mengapa ia masih saja menunjukkan ekspresi ketakutannya seperti ini?

Aku tidak bisa memperkenalkanmu secara langsung sebagai Ayah dari Aaron, ia masih terlalu kecil untuk menerima semua penjelasan ini.

Ahh tentu saja... Menjelaskan tentang bagaimana mereka bisa bertemu... apa hubungan mereka dan mengapa ia tidak pernah berada di samping mereka, tentu akan sangat membingungkan  untuk Aaron.

"Ya, aku tahu. Ini semua terlalu rumit untuk menjelaskan jika aku adalah Ay-"

Teressa mengangkat tangannya untuk menghentikan perkataan Brant. Ugh, sialan, anaknya itu tidak tuli, ia tentu dapat memahami perkataan bodohnya jika saja Teressa tidak menghentikannya.

Silent Secret [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang