[warn, strong language]
Ini kamu yang meninggal karena kesialan dan kekuranganmu sendiri. Dan kau, yang mengikuti Takdir bodoh mu.
"Sial, apa apaan nasibku ini?"
Tapi ya, namanya juga [Name] [Surname]. Dia ga bakal menyerah begitu saja kan? Iya. i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Hero yang baik tidak mungkin mementingkan popularitas duluan." - [Name] [Surname]
Third Person POV
Langit senja menghiasi wilayah Tokyo. Terdengar suara helaan nafas yang keluar dari bibir pucatmu. Entah kenapa, suara helaan nafasmu terdengar sangat pasrah.
Masalah nilai? Bukan, kau sudah diatas rata rata dalam nama kepintaran, kau juga sudah lama lulus. Lalu ada apa dengan karakter utama kita satu ini?
" Tou-san dan Kaa-san juga kerja melulu, sekalinya pulang cuman bisa ngomel"
[ Tou-san = ayah , Kaa-san = Ibu ]
Oh iya, Ayah dan Ibumu adalah seorang workaholic, suatu kondisi dimana seseorang lebih mementingkan pekerjaan secara berlebihan dan mengabaikan semuanya.
Tapi hubunganmu dengan kedua orang tuamu cukup baik kok, terkadang kau hanya merasa diabaikan. Tapi, perasaan itu sudah tidak ada pentingnya lagi di dalam hidupmu.
'Yah, sekali ga peduli mah ga bakal peduli kan?'
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Langit malam mulai muncul. Kamu pun beranjak dari laptop kesayanganmu itu ke tempat tidur.
Dan inilah kebiasaan buruk mu, setiap kau tidur, kau akan susah untuk dibangunkan. Mau ada meteor jatuh sekalipun, mungkin itu tidak akan cukup untuk membangunkanmu.
Sialnya, malam ini ada gempa bumi menghantam Jepang. Parahnya, seluruh bangunan bisa runtuh karena gempa tersebut. Cukup mengesankan, karena Bangunan Bangunan Jepang terkenal sangat kokoh.
Semua orang heboh keluar rumah karena reruntuhan mulai berjatuhan.