[warn, strong language]
Ini kamu yang meninggal karena kesialan dan kekuranganmu sendiri. Dan kau, yang mengikuti Takdir bodoh mu.
"Sial, apa apaan nasibku ini?"
Tapi ya, namanya juga [Name] [Surname]. Dia ga bakal menyerah begitu saja kan? Iya. i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Cinta itu indah, tapi disisi lainnya, Itu sangat mengerikan." - [Name] [Surname]
Percayalah, kau itu istimewa dihadapan orang yang sangat menyayangimu. Seperti sang Maha Esa yang menganggapmu istimewa, dihadapan orang yang tepat kau itu berharga.
Tapi [Name] kurang merasa demikian. Menurutnya, cinta itu hanya ada di akal. Cinta itu nafsu. Cinta itu bahan kimia yang bisa habis kapan saja. Dengan Phenyletilamine, Dopamine, Sertonin, sebagai hormon dan zat yang membuatnya. Hormon hormon nya juga [Name] yakin bukan itu saja.
"Aku cinta kamu dari lubuk dalam hatiku" Oh Hell! Hatimu itu memproduksi empedu, bukan cinta sialan! Lagipula emosi itu berada di otak.
Pentingnya berpendidikan terkadang membuatmu tidak peka dengan sekitar. Ya, anggap saja [Name] bodoh, tapi dia tidak pernah merasa bahwa dirinya butuh kasih sayang dari orang lain.
Padahal, bersosialisasi dan mencintai adalah bagian dari hidup. Tidak memilih untuk melakukan kedua nya juga pilihanmu, tapi apa kau siap ditanya "Kapan menikah?" "Kapan kau mempunyai anak?". Kalau itu [Name], dia sudah menjawab dengan "Kau kan sudah tua, kapan mati?"
Tidak ada akhlak memang. Sudah besar bukannya tahu malu dan tahu diri malah semakin kekanak kanakan.
"Ha? Memang nya kenapa? Bukankah itu bagus?" Ucap Pro Hero : Jeanist ke arah [Name]
"Itu topik yang sangat membingungkan Jeanist-san. Cinta itu sebenarnya apa sih? Aku bahkan tidak mengerti itu sama sekali." Bohong, dia hanya ingin tau pendapat dari Pro Hero hebat tersebut.
Kalau pun tidak tahu, kenapa kau masih membaca doujin dakjal itu [Name]?
"Cinta itu suatu emosi dari kasih sayang yang kuat dari ketertarikan pribadi"
"Jangan mengecek google sialan! Aku hanya ingin tau pendapatmu tentang cinta" Ucap [Name] dengan mata berkedut
"Kenapa kau ingin tahu?"
"Karena aku hanya ingin tau pendapatmu astaga" Ucap [Name] lagi. Sepertinya dia lelah.
"Kau masih kecil, kenapa kau ingin sekali membahas cinta cintaan?" Ucap Jeanist
"Kau sudah tua, kenapa kau tidak memiliki pasangan?" Ucap [Name], nyolot.
Ah, dia memang tidak pernah diajarkan sopan santun kah? Dia sekarang seperti tante tante rumpi setiap acara keluarga.
Perempatan di sisi kepala Jeanist terlihat jelas, Dia sudah sangat kesal dengan bocah perempuan minim akhlak ini.
" Dasar bocah, lagipula kehidupanku bukan urusanmu."