[warn, strong language]
Ini kamu yang meninggal karena kesialan dan kekuranganmu sendiri. Dan kau, yang mengikuti Takdir bodoh mu.
"Sial, apa apaan nasibku ini?"
Tapi ya, namanya juga [Name] [Surname]. Dia ga bakal menyerah begitu saja kan? Iya. i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Orang jauh lebih menakuti kematian dibandingkan rasa sakit. Itu aneh jika mereka takut akan kematian. Hidup itu jauh lebih menyakitkan daripada kematian. Dititik kematian, sakit itu berakhir." - Jim Morrison
" Eh? Aku belom minta mereka ngebakar laptopku anjrot!"
Ahaha, ternyata cerita ini To be Continued kawan.
" Kenapa kau mati terus sih? Aku malas melihat mukamu sial." Malaikat penuh dosa itu berucap.
Andel hai long time no see~
" Ck. Kau sepertinya sangat dendam." Ucap [Name]
" Siapa sih yang tidak dendam?" Tanya Andel geram, benci dengan manusia satu didepannya.
" Lalu sekarang gimana? Masa aku dilempar ke neraka? Ga wah deh."
" Sam menuliskan surat ini kepadamu." Ucap Andel melempar secarik kertas.
" Sam?"
" Iya Sam. Dia yang membuat cerita ini. Tai emang."
" Jadi selama ini aku hidup di fanfiction? Dan Sam ini penulisnya?"
" Kemana otak pintarmu [Surname] [Name]?"
" Ilang, dimakan buaya."
Chap 41 penuh dengan kesuraman, mari ramaikan chap 42 😇. Fiks chap ini penuh kerecehan 🗿.
" Jadi Sam, dia yang membuatku meninggal?" Tanya [Name] lalu duduk
" Ya. Tentu saja."
" Sepertinya penulis ini sangat senang membuatku menderita."
" Siapapun akan senang membuatmu menderita. Author mana sih yang original characternya ga disiksa?"
" Tapi itu tetap kejam! Punya hati ga si-"
" Buka saja suratnya bodoh"
" Ck!"
[Name] membuka suratnya pelan, bisi ada jumpscare ceunah.
Hai kamu. Iya kamu, masa dia.
[Name]-chan, karena Ondel sudah memberitahu siapa aku, jadi aku hanya akan memperkenalkan diriku secara singkat.
Hai, namaku Sam, author tercinta kalian semua-y. Namaku sudah jelas ya, tolong jangan dipanggil sembarangan kek Same, seme, samo, sampa-g.