[warn, strong language]
Ini kamu yang meninggal karena kesialan dan kekuranganmu sendiri. Dan kau, yang mengikuti Takdir bodoh mu.
"Sial, apa apaan nasibku ini?"
Tapi ya, namanya juga [Name] [Surname]. Dia ga bakal menyerah begitu saja kan? Iya. i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Tidak apa apa, sakitku adalah urusanku, tapi kebahagiaanmu adalah keinginan terbesarku." - Sang penulis
Tidak ada semenit setelah [Name] terbangun, dia sudah koar koar menanyakan segala keadaan. Apalagi tentang Jeanist.
Padahal lukanya sendiri sudah terlalu berat, masih saja meledak ledak. Dia sudah seperti Bakugou kan?
" Hiekka, Aku mohon tenanglah! Jeanist masih hidup, dia masih bernafas!"
" Aku menginginkan kondisinya sial! Bukan masalah masih hidup atau bukan!" Nyolot [Name]
" Dia baik baik saja! Sudah ditangani dengan cepat!" Panik suster itu
Akhirnya [Name] tenang, padahal di rumah sakit tidak boleh bersuara, apalagi menyumpahi suster, dasar [Name].
Alat alat medis itu dilihat oleh [Name].
" Sangat berlebihan astaga." Ucap [Name] sweetdrop.
Iya, lukamu juga berlebihan dasar.
Tak bisa mengelak lebih jauh, [Name] yakin kalau banyak yang kesusahan karena dirinya, jadi lebih baik dia diam diri dalam kamar ini sementara waktu.
" AH SIAL! AKU BOSAN!!!"
Aku tarik ucapanku tadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Name] melihat kertas dihadapannya dengan bosan. Asrama ataupun apartemen tidak akan ada masalah menurutnya. Yang lebih penting sekarang adalah dia tidak ingin tinggal di rumah sakit dengan makanan yang ala kadar rasanya.
Masih mending dikasih makanan. Mati kelaperan mampus juga.
[Name] tidak mau tahu, apapun yang terjadi, dia tidak ingin menghabiskan sebulan ataupun seminggu dirumah sakit.
Padahal dia baru 3 jam sadar, belum pula satu hari.
Ibaratkan kata, lebih baik melawan seribu All For One dibandingkan menghabiskan waktu di rumah sakit. Makanya dia heran, kok Izuku bisa bisanya tahan di rumah sakit selama itu?