[warn, strong language]
Ini kamu yang meninggal karena kesialan dan kekuranganmu sendiri. Dan kau, yang mengikuti Takdir bodoh mu.
"Sial, apa apaan nasibku ini?"
Tapi ya, namanya juga [Name] [Surname]. Dia ga bakal menyerah begitu saja kan? Iya. i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Hidup itu sama seperti buah yang jatuh dari pohonnya. Kita tidak bisa memilih bagaimana hidup kita dimulai, karena begitu membuka mata, kita sudah terlahir didunia ini." - People Don't Change! [Chap. 4]
Penyesalan emang selalu datang belakangan, tapi boleh ga sih balik lagi ke awal?
Dipelototin itu nyeremin...
" .... Gitu ceritanya."
[Name] cuma memberi alasan yang disuruh oleh Recovery Girl. Yakali dia ngasih alasan "malaikatnya membenciku" yang ada dimakan hidup hidup dia.
Hening beberapa saat, guru guru itu mungkin masih tidak percaya dengan siapa yang ada didepan mereka.
Jelas sekali perut gadis itu bolong loh. Apa sekarang dia punya quirk abadi?
" Kau yang harus menjelaskan ini kepada murid muridmu." Aizawa berkata mutlak.
Tapi percaya deh, diem diem Aizawa bersyukur [Name] cuma mati suri.
" ....Syukurlah, aku kira aku benar benar akan kehilanganmu." Ucap All Might
" Yahh, aku juga bersyukur aku tidak jadi mati." lagi.
" Tapi, bantu aku menjelaskannya tolong. Aku ini tercap sudah mati, kalau aku masih hidup, pasti akan memalukan. Entah untuk harga diriku, ataupun nama baikku." Ucap [Name] sambil menyatukan tangannya didepan dada.
" Kau masih punya urat malu?"
" Kau punya harga diri? Berapa?"
" Nama baik? Wah oke."
Sialan. [Name] kesal. Dimata mereka [Name] ini apa? Monyet yang hanya tau makan pisang saja?
Ngga sih, kukira kau babi.
👁🐽👁
" Wah, anjing. Kalian semua anjing." Ucap [Name], plis cuma mba nem yang berani nyumpahin guru satu satu. oh iya, dia juga guru.
Ga kok, sebenernya dia respek sama satu guru. Iya, pa Cementoss, ga lucu jir kalo ditabok, [Name] udah pernah ye ketimpa beton, ga mau ngerasain lagi.
" Aku kan memang anjing." Ucap Nezu sembari tersenyum tanpa dosa.