EnamBelas

1.9K 267 25
                                    

🍀🍀

Dari sekian tempat dengan kemungkinan bertemu kenapa harus di rumah utama Uchiha ?

Rasanya Sasuke menyesal menuruti sang Nyonya besar Uchiha untuk pulang.

"Yo." Sapa wanita itu dengan nada monoton.

"Ibu." Sasuke hanya melirik tajam pada sapaan Hinata lalu menghampiri ibunya.

"Sasuke. Sudah datang ya." Sambutan Mikoto tidak seheboh biasanya. Sasuke yakin wanita Hyuuga tersebut alasannya.

"Sejak kapan Ibu kenal wanita Hyuuga itu ?!" To the point Sasuke.

"Sejak kalian masih dalam kandunganlah." Jawab Mikoto santai.

"Hah ? Bukannya kita tidak akrab dengan Hyuuga !?"

"Yang tidak akrab ya kau saja, Sasu-chan." Balas Mikoto.

"Temani Hinata sana ! Awas ! Jangan cari gara-gara."

"Dia yang cari masalah denganku." Gerutu Sasuke seraya menuruti perintah Mikoto.

"Kau ! Wanita, kan? Kenapa duduk saja, sana bantu Ibuku di dapur eh !?" Semprot Sasuke menambah nilai minus untuk wanita Hyuuga tersebut. Sasuke yakin  wanita ini cuma tahu hura-hura hingga lupa kodrat sebagai wanita yang salah satunya bisa memasak. Ck ! Dasar Nona muda !

"Aku tamu bukan pembantu." Sahut Hinata.

Dalam hati Sasuke membenarkan ucapan Hinata. Memangnya Hinata mau jadi bagian keluarganya apa sampai menunjukkan kelebihan yang dimilikinya.

"Tetap saja kau harus berinisiatif membantu minimal tata piring." Sasuke tak mau mengakui dirinya kalah.

"Ada maid." Hinata menunjuk seorang pelayan sedang melakukan tugas tata piring.

"Tetap saja..."

"Kau saja yang lakukan." Sela Hinata. Ia menatap langsung ke mata kelam Sasuke lalu menyunggingkan senyuman seraya berkata, "Jadilah anak berbakti, Uchiha Sasuke."

"Kau !" Sasuke sekali lagi dibuat marah oleh Hinata. Senyuman itu berarti ejekan untuknya.

Pertama kalinya Sasuke diejek oleh makhluk bergender wanita. Harga dirinya terluka.

"Sasu-chan. Nata-chan. Kemarilah makan malam sudah siap." Panggil Mikoto.

Sasuke dan Hinata menuju ke meja makan. Keduanya memilih kursi yang berseberangan.

"Hari ini Ayah pulang terlambat jadi hanya kita bertiga yang makan malam." Tutur Mikoto pada putranya.

"Selamat makan."

Sasuke melihat ke deretan menu makannya. Tidak ada sup tomat.

"Ibu..."

"Ya."

"Mana... ah tidak jadi." Sasuke menahan diri untuk tidak memprotes kealpaan sup tomatnya. Sungguh Sasuke tak mau Hinata mengejeknya lagi.

Sasuke mulai memasukkan sepotong ayam teriyaki ke mulutnya. "Eh? Rasanya berbeda dari biasanya.." batin Sasuke sembari kembali menyantapnya.

"Bagaimana masakan hari ini, Sasu ?" Tanya Mikoto penasaran kala melihat Sasuke memakannya begitu lahap. Beda dengan Hinata yang santai.

"Sangat enak, Bu." Puji Sasuke. "Apa Ibu punya koki baru ?"

"Aku rasa masakan koki baru Ibu ini setara dengan Chef Nakiri Erina." Sambung Sasuke.

"Apa yang kau katakan, Sasu ! Semua ini masakan Hinata-chan."

Mendengar jawaban Ibunya, Sasuke yang sedang meminum air putih menyemburkan air lalu terbatuk dengan tidak elitnya.

"Astaga!! Hati-hati, Sasu ! Makanannya takkan lari." Oceh Mikoto.

Saat berhasil mengendalikan diri Sasuke melirik pada Hinata.

"Terimakasih atas pujiannya, Uchiha Sasuke-san." Ujar Hinata seraya menaikkan dagu.

"Sial !"

Menyesal dia melontarkan pujian setinggi gunung tadi.

🍀🍀

"Yo !"

"Kenapa aku harus bertemu dengan Hyuuga lagi." Gerutu Sasuke. "Mau apa kau kesini, Sadako !" Kalimat ketus tentu Sasuke lontarkan pada musuh bebuyutannya.

Biasanya urusan Uchiha-Hyuuga sang pemimpin Hyuuga mengutus tangan kanan Hyuuga Hiashi yang bernama Kou.

"Seperti biasanya sopan santunmu buruk, Pantat bebek." Ejek Neji. "Bersikap sopanlah pada seniormu."

"Ck ! Katakan saja tujuanmu kesini lalu enyah dari hadapanku."

Neji hanya mengendik bahu lalu duduk di sofa. "Bersikap baiklah padaku, Uchiha. Karena mulai hari ini kita bakal sering bertemu."

"Setan mana yang berani memindahkanmu kesini."

"Uchiha Fugaku namanya." Balas Neji.

Sial ! Sasuke mengatai ayahnya sendiri dong. Neji tertawa melihat raut masam Sasuke.

"Sepertinya suasana hatimu buruk, Sasuke."

"Salahkan sepupumu itu."

"Sepupuku ? Hanabi ?" Terka Neji. Bukan tanpa alasan Neji menyebut nama Hanabi, bungsu Hyuuga Hiashi itu memang biang keroknya Hyuuga.

"Hyuuga Hinata."

"Hinata?" Beo Neji kaget. "Sejak kapan manusia bergelar sadboy sepertimu mengenal hime-ku !?"

"Kau tidak macam-macam dengannya, kan !?" Tuding Neji.

"Cih." Sasuke mendecih. "Aku mengenalnya hanya kebetulan. Kau tenang saja Hyuuga Hinata bukan tipeku."

"Tipe idealmu yang rata..."

"Kalau mau mengajakku ribut lebih baik kau pergi saja. Aku banyak kerjaan." Usir Sasuke.

🍀🍀

Palembang, 16-05-2021

Only U  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang