TigaPuluhTiga

742 115 9
                                    

🍁🍁


"Bukannya kau dan Konan sudah memutuskan kerjasama ? Kenapa kau bertemu dengannya, sampai terlambat pulang begini." Cecar Sakura.

"Itu hanya pertemuan sesama pebisnis, Sakura." Jawab Sasori. Gurat lelah di wajah bersih Akasuna Sasori tidak dilihat Sakura, rasa cemburu telah menggelapkan mata.

"Benarkah ?" Kecurigaan Sakura belum menghilang. Dia melihat sendiri Sasori duduk di meja yang sama dengan Konan. Berduaan. Pertemuan macam apa itu kalau bukan urusan pribadi. "Kau tidak membohongiku, kan."

"Tidak, disana bukan hanya ada Konan. Hatake Kakashi dan Uchiha Sasuke juga disana." Terang Sasori.

"Tapi aku melihat kau duduk dengan Konan. Berdua saja, Sasori."

"Aku tidak berduaan..."

"Jangan membawa nama Sasuke untuk membuatku mempercayai alibimu." Tuduh Sakura.

"Mungkin kau melihat kami saat yang lain belum datang, Saku. Sudahi ya, aku tidak mau kita bertengkar."

"Belum, aku melihat dia menyentuh..."

"Apa yang kau takutkan, Sakura ?" Sasori berusaha tidak meninggikan suaranya. Rasa lelah yang menderanya tidak Sasori izinkan untuk terpancing kecurigaan tidak mendasar istrinya.

"Konan masih menginginkanmu, Sasori." Tidak sadarkah suaminya tatapan wanita itu berbeda dengan beberapa tahun lalu. Perpisahan Konan dengan mantan suaminya mungkin memicu perasaan lama Konan untuk Sasori.

"Aku tidak menginginkan Konan. Itu yang terpenting, Sakura. Tidak bisakah kau lebih percaya padaku ?"

"Bagaimana aku bisa mempercayaimu sepenuhnya, Sasori. Konan masalalumu. Kalian pernah saling mencintai, tidak menutup kemungkinan cinta itu akan datang kembali, kan. Apalagi status Konan sekarang sendiri."

Lagi, sikap Sakura menjadi menyebalkan jika sosok masalalu Sasori datang. Harus berapa kali Sasori mengatakan bahwa tidak ada wanita lain di hati selain Sakura, ibu dari putrinya, Akasuna Inari.

"Sakura," Demi Tuhan, Sasori butuh istirahat. Tidak bisakah Sakura melihat wajah lelah suaminya. "Kau bisa hubungi Sasuke untuk memastikan. Istri Sasuke juga disana, kok."

"Kenapa Hinata disana ? Apa dia membuntuti Sasuke..."

"Kau tidak lupa siapa pemilik Laven, Sakura." Sela Sasori cepat.

Ah benar, istri Sasuke wanita karir yang sukses.

Sakura mengambil ponsel miliknya untuk menghubungi Sasuke.
Dan Sasuke mengkonfirmasi kebenaran ucapan Sasori.

"Kau percaya sekarang, Sakura ?"

"Em, yang terpenting jaga jarakmu dengan wanita itu, Saso."

"Baiklah."

Lagi, Sasori memilih mengalah. Sifat Sakura keras, mau tidak mau Sasori harus lebih melunak demi pernikahan mereka.

Di tempat lain Sasuke mengumpati Sakura yang merusak suasana intim dengan istrinya. "Apa mereka tidak lelah bertengkar terus," Gerutu Sasuke seraya mematikan daya ponselnya. Heran dengan pasangan Akasuna.

"Mereka sudah menikah lebih lama dari kita, masih saja kurang komunikasi begitu," sambung Sasuke.

"Mengubah sifat seseorang tidak semudah itu, Sasuke." Kalimat Hinata merujuk pada sifat Sakura. Sedikitnya Hinata tahu karakter dari wanita bermarga Akasuna tersebut.

"Aku salut pada Sasori-san begitu sabar menghadapi istrinya." Lanjut Hinata.

"Aku lebih salut pada istriku," Sasuke berkata jujur. "Kamu telah memasuki tahap akhir mengurai masalalumu, sayang."

Only U  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang