DuaPuluhTiga

1.2K 207 21
                                    


🍁🍁

"Aku tidak membenarkan tindakanmu, Hiashi. Dia... anakmu juga." Ujar Fugaku.

"Aku tahu. Terlepas dari hasil kesalahanku tetap saja Shion darah dagingku." Jawab Hiashi.

"Kau rela membuang berapa banyak Shion hanya untuk Hime-mu, bukan." Sahut Hiashi teringat ucapan Hiashi beberapa tahun lalu.

"Aku tidak akan sanggup menerima kebencian darinya lebih jauh lagi, Fugaku."

"Meski berlaku tak adil pada Shion ?"

"Ya, Aku mengingat jelas perkataan Hinata. Hinata-ku akan membenciku jika berhubungan dengan Mei dan Shion. Hinata akan melakukannya bahkan jika itu menyakiti hatinya sendiri."

Fugaku hendak berkata namun tertelan kembali. Fugaku bermaksud membujuk Hiashi setidaknya menunaikan kewajibannya selaku ayah namun tindakan itu bisa membuat Hinata sakit hati. Jika menantunya kesakitan, putranya pasti merasakan juga.

"Aku menemuinya tanpa Hinata ketahui. Apa jadinya saat Hinata tahu, aku tidak membayangkan."

"Kupikir kau harus berkata jujur sebelum Hinata tahu dari oranglain." Saran Fugaku.

"Dan membuatnya kembali teringat bajingan Hatake itu."

"Hinata sudah bahagia dengan Sasuke, Aku yakin itu takkan mengusiknya lagi."

"Bukan Hatake-nya tapi pengkhianatannya yang mengusik Hinata, Fugaku."

"Kepalaku rasanya mau pecah." Keluh Hiashi.

Fugaku menepuk bahu sahabat sekaligus besannya pelan. "Inilah mengapa kita pria harus pandai menjaga burungnya supaya tidak asal masuk sarang lebah. Repot sendiri kan." Cibir Fugaku.

"Sialan." Umpat Hiashi.

"Syalan.." Suara kecil Kei yang menirukan umpatan Hiashi membuat kedua pria paruh baya itu kaget.

"Syalan Kakek." Ulang Kei dengan riang.

"Kei, jangan menggunakan kata itu ya. Tidak baik." Tegur Hiashi kelabakan. Hinata bakal mengoceh jika anaknya dapat kosa kata baru berupa umpatan.

"Tapi Kakek menggunakannya." Jawab Kei manyun.

"Pfff..." Fugaku menyemburkan kopi yang diminumnya. Lalu dia tertawa. "Cucuku pintar sekali." Puji Fugaku menyentuh puncak kepala Kei.

"Kakek Fuga syalan." Kei kembali mengatakan itu karena berpikir Fugaku memujinya di bagian tersebut.

Giliran Hiashi yang berusaha tidak meledakkan tawanya. Dia harus meluruskan cucu kesayangannya. "Tidak, Kei. Jangan ucapkan kata itu lagi atau nanti Mommy marah."Hiashi mengeluarkan kata andalannya.

Keluarga besar Uchiha - Hyuuga tahu Uchiha Kei hanya takut pada Hinata. Karena sang Mommy cenderung lebih tegas daripada anggota keluarga yang lainnya. Saat Kakek Nenek, Aunty dan Uncle-nya memanjakannya, maka Hinata membatasinya. Agar Kei tidak menjadi anak manja yang tahunya cuma meminta dan dipenuhi.

"Ndak, Kek. Kan Kakek yang mengajari." Kei masih berusaha membela diri.

"Kei." Fugaku memanggil cucunya lembut.

"Iya, Kakek Fuga."

"Dengarkan Kakek ya. Kan Kei anak baik putra kesayangan Mommy Hinata yang cantik sekali." Bujuk Fugaku.

Only U  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang