DuaPuluhDua

1.2K 191 16
                                    

Ayrafa desu.

Bukan Thor.

🍁🍁

Berbicara tentang masalalu kerap membuat Hinata menitikan air mata tanpa sadar. Kenangan manis yang tak bisa diulang seperti kebersamaannya dengan Mama. Kenangan pahit yang mengubah sosok Hyuuga Hinata, dua pengkhianatan dua pria paling dipercayai.

"Apa – apaan ini." Kata Hinata kala Sasuke merengkuh tubuh mungilnya dalam kungkungan tubuh besarnya.

"Jangan pernah menangis sendirian." Bisiknya menyembunyikan wajah diceruk leher istrinya. 

"Hm." Hinata menyeka sudut matanya.

"Apa kamu..." Seolah tahu apa yang akan ditanyakan suaminya, Hinata segera memotong kalimat Sasuke, "Aku tidak tahu."

"..."

"Aku belum sepenuhnya memaafkan Papa, Sasuke. Luka itu... masih ada, aku tidak bermaksud memeliharanya. Hanya saja.... masih menyakitkan untukku, Sasuke."

Hinata memejamkan mata. Bayang Hiashi, wanita itu dan anak mereka bersama terlintas lagi. Peristiwa yang menghancurkan hati Hinata oleh laki - laki yang sangat disayanginya, cinta pertamanya, Hyuuga Hiashi. Lalu, tentang Dia turut menambah luka dihati.

"Aku tahu." Sasuke semakin mengeratkan dekapannya. "Perlahan saja... apapun yang terjadi aku ada disini."

Hinata mengangguk. Bersyukur memiliki Uchiha Sasuke sebagai pasangan hidupnya. Awal pertemuan mereka tidak manis tapi berakhir semanis ini. Hadirnya Uchiha Sasuke bagai penawar untuk hatinya yang takut akan cinta. Pengkhianatan itu, sakit hati itu, masih melekat dalam dirinya. Hinata belum mampu seutuhnya berdamai. 

"Aku wanita jahat ya... memendam kebencian seperti ini, mengabaikan tiap maaf itu." Lirihnya.

"Tidak. Setiap orang memiliki waktu untuk pulihnya sendiri. Ada yang butuh waktu singkat, ada juga yang sepertimu... perlu waktu lama." Jawab Sasuke tanpa ragu.

"Hanya saja aku berharap suatu saat nanti kamu mampu berdamai dengan masalalumu." ujar Sasuke lembut.

"Sasuke."

"Saat itu datang, aku yakin hatimu jauh lebih damai." Karena Sasuke tidak mau melihat Hinata terus kesakitan akibat luka masalalunya. Sasuke takkan memaksa, ia hanya harus setia mendampingi Hinata sampai istrinya sendirilah yang memutuskan dengan kehendaknya sendiri. Bukan demi oranglain, melainkan demi kedamaian hati Hinata.

Hinata tertunduk. Perkataan Sasuke jelas menyentil hatinya. Harapan Sasuke sulit untuk Hinata wujudkan. Untuk berdamai dengan masalalunya berarti Hinata harus siap bertemu mereka. "Harapanmu sulit untukku kabulkan." kata Hinata jujur.

"Itu hanya sulit, bukan mustahil." Jawab Sasuke entang.

"Baiklah. Kita sudahi sesi melodrama ini. Sekarang kamu harus membayar jasaku."

Hinata mendengus. "Bilang saja minta jatah." Sungutnya seraya melepaskan diri dari dekapan suaminya.

"Mesum." Sasuke menyentil pelan kening Hinata."Aku mau minta susu bukan..." ujarnya seraya menggerakkan tangan ke salah satu bagian favoritnya di tubuh Hinata

"Ish... tangannya."

"Jangan ganggu kesenangan orang, Nyonya."

"Jangan sentuh tubuh orang tanpa izin, Tuan."

"Aku cuma ambil hakku, Nyonya."

Tak membiarkan Hinata menjawab Sasuke meraup bibir Hinata dengan bibirnya. Malam ini Sasuke mendapatkan jatahnya tanpa gangguan dari putranya. Uchiha Kei sudah dia ungsikan ke tempat orangtuanya.

Only U  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang