DuaPuluhLima

991 180 13
                                    

🍁🍁

Pada akhirnya Hinata kembali memilih melarikan diri dari sumber masalahnya. Segala tutur kata Sasuke belum sepenuhnya meluruhkan hati Hinata. Istri Uchiha Sasuke ini memilih kembali menutup mata dan telinga seraya menjalani hidup seperti biasa. Sasuke melihat penolakan halus istrinya hanya mampu menghela nafas. Bagaimana pun Sasuke tidak akan memaksa Hinata memaafkan karena pada dasarnya memaafkan harus berasal dari hati.

Hiashi sendiri tidak berani berekspektasi tinggi. Sungguh ia berterimakasih pada Sasuke telah berusaha keras membantu. Hiashi tidak ingin kembali membuat kesalahan. Sasuke dimintanya berhenti ikut campur.

Hiashi mengenal baik putri sulungnya. Hinata memang lembut,penuh kasih sayang. Hanya saja sekali Hinata dikhianati maka pintu maaf sulit dibukakan.

"Papa tidak ingin hubunganmu dengan Hinata renggang. Biarlah seperti ini sampai Hinata sendiri yang memutuskannya." Kalimat tersebut Hiashi sampaikan sebelum menutup sambungan telepon dengan menantunya.

Semalam Hiashi telah memikirkannya dengan matang. Hiashi memutuskan untuk hadir di pernikahan Shion dan Kakashi dengan satu syarat yang bersedia Shion turuti.

"Maaf." Lirihnya.

Pada akhirnya Hiashi tidak sampai hati mengabaikan Shion sepenuhnya.


🍁🍁


Hari bahagia Terumi Shion telah tiba. Shion mendapatkan apa yang diinginkannya. Ayahnya mau mengantarkan menuju lembar hidup barunya. Kebahagiaan Shion begitu membuncah walaupun ikrar suci tersebut hanya dihadiri orang tertentu saja sebagai syarat kehadiran Hiashi. Shion tidak keberatan asal ayahnya datang saja kebahagiaannya lengkap. Kalimat terimakasih terus Shion ucapkan dengan binar mata penuh kebahagiaan. Hari itu juga pertama kalinya Shion melihat tatapan Hiashi yang melembut. Tangan kokoh sang ayah dengan lembut membelai surainya.

"Shion," Kakashi memanggil nama Shion.

"Ya."

"Aku akan jujur padamu."

"Katakan."

"Aku memang belum mencintaimu." Shion tahu tapi tetap saja hati Shion tercubit mendengarnya. "Aku tidak bisa menjanjikan apapun padamu. Aku hanya bisa semaksimal mungkin tidak menyakitimu." Kakashi menggenggam tangan Shion. Kakashi sadar dengan statusnya, dia tidak bisa mengabaikan terus Shion. Shion istrinya, dia berhak mendapatkan yang terbaik darinya. Bahkan jika Shion belum dicintainya, Kakashi bisa memperlakukannya layaknya sahabat, kan.

Setelah acara selesai pasangan pengantin baru itu masuk ke kamar mereka meninggalkan Hyuuga Hiashi dan Terumi Kei di ruang tamu. Tatapan Mei tidak bersahabat. Tidak ada resepsi mewah membuat Terumi Mei kesal.

"Lagi – lagi kau tidak bersikap adil untuk Shion, Hiashi-kun." Protes Mei begitu Shion dan Kakashi selesai bertukar sumpah pernikahan. Mei mencegah Hiashi yang hendak pergi.

"Jangan meminta lebih, Mei." Balas Hiashi tidak suka.

"Shion putrimu juga. Shion berhak mendapatkan apa yang Hinata dapatkan." Mei jelas tidak terima. Pernikahan Hinata memang diselenggarakan privat tapi Mei yakin kemewahan jelas terpampang disana. Mei tahu betul Hiashi akan memberikan apapun untuk keturunan Hikari.

"Diamlah. Jangan memancing keributan di hari bahagia anakmu." Hiashi enggan menggubris Mei.

"Aku tidak akan begini kalau kau bisa bersikap adil." Seru Mei.

"Sejak awal sudah aku katakan padamu. Aku tidak bisa bersikap layaknya ayah untuknya."

"Hyuuga Hiashi." Nada suara Mei meninggi.

"Cukup mengganggu kehidupan keluargaku, Mei. Urusi urusanmu sendiri. Menjauhlah dari hidupku !" pungkas Hiashi sebelum meninggalkan ibu dari Shion. Tidak dihiraukannya Mei yang terus memanggil namanya.

"Hiashi !" Mei terlihat marah. Sejak dulu dia tidak mampu menggapai Hyuuga Hiashi. Bahkan kini Mei memiliki anak dari pria Hyuuga tersebut pun tidak mampu menyentuhnya. Terumi Mei benci mengakui bahwa Hikari tetaplah pemenangnya.

"Ibu." Shion menghampiri Mei dengan raut kesal. "Jangan berteriak seperti itu, bu. Ini bukan di hutan."

"Ibu sangat kesal dengan ayahmu, Shion. Dia..." kekesalan Mei sudah mencapai puncaknya. Ia tidak bisa mengungkapkannya. "Kau juga. Harusnya meminta lebih padanya. Dia ayahmu, Shion. Sampai kapan kau menerima jadi nomor dua." Shion menjadi pelampiasan rasa marahnya.

Apa lagi ini ? Shion sudah lelah mendengar kalimat serupa dari ibunya. "Ayah sudah datang saja aku bahagia, bu."

Bagi Shion tidak penting resepsi mewah, cukup ikrar suci menjadikan Kakashi resmi miliknya. Dia tidak perlu apapun lagi.

"Jangan memaksaku membenci Kak Hinata dan Hanabi. Aku sadar posisiku, bu." Tegas Shion.

Shion memilih kembali ke kamar dengan seulas senyum di bibirnya. Shion tidak mau menuruti ibunya, lagi.

🍁🍁

Harusnya Hyuuga Hiashi tidak terkejut lagi dengan tingkah polah Terumi Mei. Ibu dari Shion itu menginginkan hubungannya dengan Hinata tidak membaik. Makanya, wanita itu mengirim foto pernikahan Shion pada Hinata. Di foto itu terlihat bagai sebuah keluarga lengkap, adanya Hiashi lah yang melengkapi.

Tak menunggu lama Hiashi bergegas menemui putri sulungnya. Beruntung Hinata mau bertemu dengannya. Meski raut datar sang putri menyambutnya.

"Apa Papa datang ke sana ?" Hinata bertanya. Saat ini Hinata tidak tahu apa yang dirasakannya.

"Ya." Jujur Hiashi. Dia menatap manik serupa miliknya dalam. Ia berusaha mencari tahu apa yang dirasakan Hinata melalui sorot matanya. Sayangnya, Hiashi tak mampu membacanya.

"Papa akui salah menutupi kehadiran Papa disana."

"..."

"Papa...."

"Papa sendiri yang menjanjikan padaku takkan mengurusi anak itu." Sela Hinata. Hiashi tertohok.

Hinata tidak akan peduli dengan semua itu jika Hiashi tidak memberikan janji padanya. Hiashi lupa bahwasanya Hinata selalu memegang apa yang diucapkan lawan bicaranya.  Sepertinya kali ini Hiashi melakukan blunder dengan membuat janji, janji yang telah diingkarinya.

"Kalau begini... salahkah aku merasa dikhianati...lagi ?"




01 Desember 2021

Only U  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang