DuaPuluhEnam

1K 184 10
                                    


🍁🍁

Hiashi terhenyak. "Aku mengkhianati anakku... lagi." Gumamnya dengan nada bergetar. Tidak, sungguh Hiashi tidak bermaksud melakukannya. Hiashi hanya mengabulkan secuil harapan Shion. Mata tua Hiashi menatap Hinata dengan nanar.

Denyut menyakitkan Hiashi rasakan kala sorot mata Hinata sama seperti putrinya tahu keberadaan Shion.

"Papa tidak bermaksud mengkhianatimu, Hinata. Kupikir memberi sedikit kebahagiaan untuk Shion.."

"Aku benci mendengar nama anak itu." Sela Hinata dengan dingin. "Lakukan sesukamu, bahagiakan dia."

"Kenapa kau menjadi keras hati Hinata ? Tidak bisakah kau melihat semua ini dari sisi lain." Hiashi menatap sendu. "Kehadiran Shion memang tidak Papa harapkan, tapi dia tetap anak Papa. Darah yang mengalir padanya sama dengan dirimu, Hinata. Tidak maukah kau mencoba menerima keberadaannya ? Yang salah disini Papa dan Terumi Mei, bukan Shion."

"..."

"Apa kehadiran Shion membuat kasih sayang Papa padamu dan Hanabi berkurang ? Tidak. Kalian tetap prioritas Papa. Kau sekarang telah menjadi orangtua, kau pasti tahu perasaan Papa."

"Papa menanyakan keras hatiku ? Jangan bercanda ! Semua karena Papa. Papa tidak tahu betapa dulu aku menyayangimu, mengagumimu. Papa cinta pertamaku. Pria paling aku percayai di dunia. Dan... kesalahanmu itu menghancurkanku !" Teriak Hinata tidak terkontrol. "Aku membenci wanita itu sampai menyakitkan untukku. Aku membenci anak itu, anak yang mengingatkanku pada pengkhianatan Papa."

Hinata bercucur air mata. "Papa menjanjikan takkan mencari pengganti Mama, tapi menghasilkan anak itu. Papa menjanjikan takkan mengurusi anak itu, tapi Papa melanggarnya. Kekecewaan ini sudah menumpuk, Pa. Menyesakkan."

"Hinata..."

"Jika Papa tidak menjanjikan apapun mungkin aku tidak akan sekecewa ini."

Hiashi perlahan menyadari betapa bodohnya sikapnya. Berjanji pada Hinata tidak bisa sekedar janji karena putrinya akan memegang erat. Ah, menyesal pun percuma.

"Aku menyayangi Papa tapi kekecewaan ini, amarah ini belum padam." Pungkas Hinata seraya meninggalkan Hiashi yang terpaku.

Apa yang harus Hiashi lakukan untuk menyambung kembali hubungan yang ia rusak lagi ?


🍁🍁


Satu bulan berlalu sejak pembicaraan itu hubungan anak dan ayah itu tidak membaik. Hinata tidak mau menanggapi terlalu dalam meski Sasuke dan mertuanya mencoba menjadi penengah. Tidak, saat ini Hinata tidak bisa menuruti mereka untuk berbicara empat mata lagi dengan Hiashi.

Seperti saat ini, Hinata tengah berdiri melamun memikirkan semua yang terjadi. Kala pikirannya melalang buana suara Kei memanggilnya tidak terdengar. Hingga bocah itu menyentuhnya.

"Mommy." Kei bergelayut di kaki wanita yang melahirkannya. Bocah laki - laki itu tersenyum polos seraya mengatakan permintaannya, "Kei boleh makan es lembut ya."

Hinata mengulum senyum mendengar putranya menyebut es krim dengan es lembut.

Hinata pun menekuk lutut untuk menyamai tinggi sang putra. "Hari ini Kei sudah makan es lembut, jadi tidak boleh." Jawab Hinata menjawil hidung mungil Kei.

Only U  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang