🍁🍁
"Anak ini! Sungguh keterlaluan! Kau melupakan kami karena sibuk iyaiya dengan Hinata. Astaga !! Lihat! Kelakuan anakmu persis dirimu, Fugaku." Oceh Mikoto sejak tiga puluh menit lalu.Mikoto kesal dengan putranya yang lupa dengan rencana mereka. Padahal Mikoto sudah bersemangat sekali menyambut menantu barunya.
"Sasuke !" Mikoto menarik telinga putra badungnya. Pekikan sang putra tidak dia gubris. "Ibu takkan memprotes kalau kau mau kurung istrimu demi mendapatkan cucu untuk ibu. Tapi, tidak saat kita sudah sepakat membuat pesta ! Kau juga melupakan janjimu dengan Tsunade !"
"Maafkan aku, Ibu." Sasuke tidak mau melawan Nyonya besar Uchiha. Ia takkan menang. "Aku takkan mengulanginya lagi."
"Anak nakal." Mikoto melepas jewerannya. "Apa kau baik-baik saja, Hinata sayang." Mikoto bertanya dengan cemas karena sekilas ia melihat jejak Sasuke menutupi leher mulus putri Hyuuga Hiashi. Ugh, Ia yakin Sasuke sangat ganas, sama seperti Fugaku.
Hinata mengangguk. Jujur saja Hinata ingin kabur saking malunya. Ini salah Sasuke yang main terobos mentang-mentang sudah resmi sampai janji sepenting ini dilupakan.
"Namanya juga anak muda, Mikoto." Celetuk Hiashi.
"Nah, Papa mertua saja memakluminya, Ibu." Timpal Sasuke senang mendapat sekutu.
"Papa." Hinata tak menyangka orangtua tunggalnya mendukung kelakuan Sasuke.
"Ada apa, sayang ? Mumpung masih muda tak ada salahnya bereksperimen banyak gaya demi kalian juga." Sahut Fugaku kali ini ikut menggoda menantunya.
"Bahkan Ayah memihak Sasuke."
"Tenang saja, Hinata-chan. Ibu selalu memihakmu." Mikoto mengusap sayang putri dari mendiang Hyuuga Hikari yang juga sahabat baiknya.
"Karena sudah selesai acara ceramah Nyonya besar Uchiha kita bisa mulai menyantap hidangannya, kan."
"Tentu saja."
Suasana kekeluargaan yang menghangatkan hati Hinata ini menjadi obat untuknya. Seolah sosok yang diharapkannya turut menikmati pesta ini. Bukan dengan wujud ragawi melainkan hanya kenangan berupa ingatan tentang sang ibunda.
"Hikari pasti tersenyum melihat anaknya telah menemukan pasangan yang baik."
"Papa."
"Papa selalu mendoakan untuk kebahagiaanmu, putriku."
Hinata memeluk tubuh tua pria terhebat di hidupnya.
"Aku sangat menyayangimu, Papa."
"Papa juga sangat menyayangimu, anakku. Kamu segalanya untuk Papa. Berbahagia selalu, matahari hidupku."
Sekarang ini Hinata dan Sasuke berada di balkon kamar mereka. Satu jam yang lalu acara mereka selesai.
"Apa kamu bahagia, sayang ?" Tanya Sasuke mempererat pelukannya.
"Tentu saja."
"Ya, aku juga bahagia. Seharusnya sudah kulakukan sejak awal mengikatmu, Hinata."
"Proses move on-mu terlalu lama."
"Kamu benar. Aku bersyukur dipertemukan denganmu."
"Mulutmu semakin lancar saja melontarkan untaian manis. Beda dengan awal pertemuan kita."
Sasuke tertawa mengingat sikap ketusnya dulu pada Hinata.
"Peningkatan dong. Giliran kamu bersikap lebih manis padaku, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Only U ✔️
FanfictionDI LARANG COPAS/PLAGIAT CERITA INI. Saat patah hati, Uchiha Sasuke dipertemukan dengan Hyuuga Hinata. Bukan pertemuan manis tapi menjadi obat patah hati Sasuke. Sasuke kembali jatuh cinta, dan Hinata memberi lampu hijau. Tapi, sayangnya, Hinata terp...