DuaPuluhTujuh

1.2K 191 13
                                    

🍁🍁

Akhir pekan Sasuke gunakan untuk menghabiskan waktu dengan keluarga. Kali ini keluarga kecilnya berniat pergi ke taman bermain sesuai dengan keinginan bocah kesayangannya. Sasuke tak bisa menahan senyumnya kala si bola energi kesayangannya begitu antusias. Saking antusiasnya pintu kamar miliknya di dobrak oleh Uchiha Kei. Kelakuan barbar Kei itu membuat Sasuke dan Hinata gelagapan mengingat tubuh mereka tidak berbalut pakaian. Sasuke dengan grusa - grusu mengambil celana pendek miliknya lalu dimintanya Hinata bersembunyi di balik selimut. Segala tipu daya Sasuke lakukan untuk memaksa putranya keluar atau mata suci anaknya tercemar pemandangan plus - plus.

"Lain kali aku akan pastikan pintu dikunci." Ringis Sasuke begitu Hinata mengomelinya. Ya, kemarin memang Sasuke bilang sudah mengunci pintu makanya langsung serang saja.

"Untung Kei tidak datang pas malamnya. Jika iya, oh tidak anakku.... tercemari."

"Baik. Lain kali setelah selesai aku pakaikan bajumu lagi, sayang."

"Bukan itu masalahnya, Sasuke."

"Iya, sayangku." Balas Sasuke santai.

"Kamu ini ya..."

"Berhentilah mengomel. Toh semalam kamu juga menikmatinya, sayang."

Hinata mendelik lalu melayangkan tendangan pelan ke kaki suaminya. "Kamu yang merayuku."

"Oi, sayang." Sasuke menyusul istrinya yang berjalan dengan menghentak. Begitu sampai di luar dirinya disambut teriakan sang putra. "Mommy. Daddy. Cepatlah." Uchiha Kei sudah berada di mobil. "Cepat. Cepat. Cepat."

"Baik, Tuan Muda." Sasuke bergegas menuju kursi kemudi setelah lebih dulu membukakan pintu mobil untuk ratunya.

"Siap bersenang - senang, Kei."

"Yes, I'm ready."

Keluarga kecil itu meluncur menuju taman bermain diiringi celotehan Uchiha Kei tentunya. Butuh empat puluh lima menit untuk sampai tujuan.

"KEI-CHAN."

Sasuke terperangah melihat kehadiran adik ipar dan sepupu istrinya. Darimana dua bintang iklan sampo ini tahu mereka bakal ke sini.

"Onty." Kei merasa kesal karena Hanabi mengunyel - unyel dirinya.

"Onty rindu Kei tahu." Hanabi membombardir pipi bulat Kei dengan ciuman. Adik Hinata itu mengabaikan tatapan Neji yang mengingatkan bagian Hanabi sudah selesai. Giliran Neji memeluk bocah menggemaskan ini. "Cih, Kak Neji mengganggu kesenanganku tahu." Hanabi terpaksa melepas Kei, Neji langsung mengangkat tubuh kecil keponakannya.

"Uncle Neji." Kei memberi ciuman di pipi Neji membuat Hanabi berteriak tidak terima. Sedang Neji tersenyum menang.

"Kei...tidak adil." Hanabi merengek disambut tawa Kei.

"Hentikan kelakuan memalukan kalian." Sasuke melerai. Kelakuan absurd duo bucin Kei ini memancing perhatian orang sekitar. Memalukan.

"Ayo, Kei. Kita naiki semua wahana." Neji melengos dengan Kei masih digendongnya. Sasuke mengumpat karena gagal merebut putranya.

"Inilah alasan aku ingin nambah anak. Mereka suka memonopoli anakku."

Berbeda dengan tiga orang dewasa itu, Hinata memilih memperhatikan saja. Kelakuan mereka sudah tidak tertolong.

🍁🍁

Mereka bersenang - senang sampai matahari kembali ke peraduan. Bintang - bintang mulai menampakkan diri. Neji dan Hanabi benar - benar mengambil alih Kei dari Sasuke dan Hinata. Duo Hyuuga itu begitu setia menemani keponakan satu - satunya menaiki setiap wahana.

Neji dan Hanabi ikut pulang ke rumah Sasuke dan Hinata. Mereka sudah memutuskan untuk menginap tak peduli Sasuke tidak mengizinkannya.

"Oi, Neji. Kau bisa buat anakmu sendiri, kan. Calon sudah ada buat sendiri sana." Ujar Sasuke sambil mengangkat cangkir kopi.

"Sudah, tapi belum boleh nanem didalam lahan." Aku Neji membuat Sasuke tersedak kopi yang disesapnya.

"Kau.."

"Wanitaku tidak seperti Hinata, Sasuke. Dia oke - oke saja melakukannya."

"Aku tidak menanyakan itu. Aku cuma kaget jawaban jujurmu itu. Kukira kau..."

"Aku normal." Sela Neji ngegas. "Pindah topik. Aku malas membahas itu."

"Aku tak memintamu mengatakannya."

"Si sialan ini..." Geram Neji melihat ayah Kei bersikap pongah. Semakin mengenal Uchiha Sasuke semakin tahu Hyuuga Neji betapa pongah dan menyebalkannya."

"Kalau begitu jelaskan apa maksud Hanabi sedang tidak baik - baik saja."

"Oh, masalah itu ya. Yah... masih seputar masalalu itu." "Hanabi mendapati Shion di kediaman Hyuuga."

"Apa?"

"Mungkin dia hanya berkunjung. Cuma Hanabi langsung meledak, paman Hiashi ikut campur. dan duarr... keributan pun terjadi."

Sasuke menghela nafas. "Kapan semua mau menurunkan ego sih."

"Nanti mendekati tamat."

"Hah ?"

"Aku tidak membenarkan sikap paman Hiashi, aku juga tidak menyalahkan perlakuannya untuk anak itu. Dia seorang ayah yang bagaimana pun tidak sampai hati membuang darah dagingnya. Paman Hiashi memang kaku tapi dia penyayang. Lingkar ini tidak akan terputus selama Hinata tidak mengambil langkah." Papar Neji. Menurut Neji, permasalahan pelik ini bakal menemukan titik temu saat Hinata mau berdamai. Neji berani mengatakan ini karena Hiashi melakukan apapun untuk Hinata, Hanabi cenderung tidak peduli selama tidak mengusiknya dan Hinata.

"Bujuklah ratumu, Sasuke."

"Tidak semudah itu." Sasuke setuju dengan Neji. Hinata terlalu larut dengan lukanya. "Mungkin dia masih butuh waktu... luka karena dikhianati tidak mudah menghapusnya."

Tanpa mereka sadari orang yang dijadikan bahan bicara mendengar semuanya. Hinata tidak jadi memberikan kudapan, dia memilih kembali.

🍁🍁

Jangan lupa vote koment

Lagi rajin Up loh ini 



03 Desember 2021

Only U  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang