44 • Selesai

1.3K 179 58
                                    

"Lho, udah pulang? Kok sebentar?" tanya Victoria, membuat Jungwoo dan Renjun yang sedang mabar sontak menoleh, menatap Winwin dan Joy yang sudah pulang dengan wajah tidak bersemangat.

"Joy, kamu sakit? Kok lemes banget?" Victoria menyentuh kening Joy menggunakan punggung tangannya.

"Aku gapapa kok, Tante.. Tinggal istirahat aja.."

"Hmm yaudah istirahat yaa.. Besok pagi kan mau pulang.." Victoria mengusap pelan rambut Joy, membuat Joy tersenyum kecil.

"Iya, Tante.. Aku istirahat dulu ya.."

"Iyaa, sayang.. Winwin sana an—"

"Biar aku aja, Tante.. Gapapa kan?"

"Eh iyaa, gapapa dong.. Kalau ada apa-apa bilang aja ya, Jungwoo.."

"Siap.. Makasih banyak, Tante.."

"Ayo, Kak" Jungwoo merangkul Joy, kemudian mengusap pelan kepala Joy.

"Kalau mau nangis, jangan ditahan" bisik Jungwoo, kemudian mengeratkan rangkulannya pada Joy.

••

"Win.."

Winwin menoleh, mendapati Victoria yang tersenyum lembut padanya.

"Tadi papih telfon kamu, ya?"

"Iya, Mih.. Papih nanyain surat buat pengunduran diri tadi, terus aku jelasin.."

"Joy denger berarti?"

"Kayaknya sih iya..."

"Kamu belum kasih tau dia?"

Winwin menggeleng pelan, membuat Victoria menghela nafas.

"Besok dia pulang lho??"

"Iya, Mih.."

"Terus maksud kamu apa jadiin dia pacar kamu? Emangnya kamu mampu jadi pacar yang baik buat dia selama kalian ldr nanti?"

"Bukannya mamih gak ngedukung kalian.. Tapi mamih gak mau anak perempuan kesayangan mamih sakit gara-gara anak laki-laki kesayangan mamih.."

"Kalau misalkan kamu udah ceritain semuanya ke Joy dari awal dan dia terima kamu pas kamu ngajak dia pacaran, it's okay.. Tapi kenyataannya engga kan? Kamu seenaknya ngajak dia pacaran, tanpa pikir panjang.. Yang kamu pikirin cuma kebahagiaan sesaat. Padahal kamu sendiri tau, kalau akhirnya bakal bawa kesedihan."

"Maaf, Mih.."

Winwin menunduk, menyembunyikan wajahnya. Salah satu kebiasaannya sejak kecil, jika ia melakukan kesalahan.

"It's okay, Ko.. Seumur kamu emang lagi pengennya bahagia.. Maaf ya, kamu harus nanggung beban berat lebih awal.." Victoria menepuk-nepuk kepala Winwin pelan, seperti yang biasa ia lakukan saat Winwin kecil melakukan kesalahan.

"Yang penting sekarang kamu udah paham.. Mamih serahin semuanya ke kamu.. Mamih yakin, kamu bisa urus semuanya dengan baik.."

"Masa depan ga ada yang tau, Ko.. Jangan hilang harapan tapi jangan terlalu berharap.."

"Lepasin apa yang memang harus kamu lepasin.. Tapi kalau suatu saat bisa kamu ambil lagi, kenapa engga?"

Winwin mengangguk kecil, membuat Victoria terkekeh pelan.

"Tapi tolong, jangan bikin mamih kecewa ya, Ko?"

••

Karna kelelahan, Winwin tertidur sampai melewatkan makan malam. Victoria sudah mencoba untuk membangunkannya, tapi sepertinya Winwin sangat kelelahan.

H O T & Y O U N G ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang